Minggu, 19 Desember 2021 11:23 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
DETUSOKO (Floresku.com) – ‘Jedah semester’ (semester break) adalah masa istirahat setelah menjalankan kegiatan belajar mengajar’ sepanjang satu semester. Ada banyak cara sekolah atau kampus mengisi masa itu.
Ada sekolah yang mengisinya dengan tour bersama. Ada juga yang mengisinya dengan kegiatan kursus. Tapi ada juga yang tidak melakukan kegiatan khusus, dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menjalani agenda pribadi.
Biasanya sebelum memasuki masa jedah semester, sekolah-sekolah menyelenggarakan kegiatan yang lazim disebut ‘Class Meeting’. Bahkan, belakangan ini Class Meeting berkembang menjadi sebuah tradisi di sekolah yang paling ditunggu setelah para siswa melewati masa ujian.
SMP Katolik Marsudirini Detusoko punya cara sendiri untuk mengisi Class Meeting pada masa jedah Semester I Tahun ajaran 2021-2022 ini.
Kepada floresku.com, Sr. M. Yusnita, OSF, S. Pd, Kepala Sekolah SMPK Marsudirini Detusoko mengatakan kegiatan Class Meeting kali ini bertema “Show Break Semester” , diisi dengan beberapa kegiatan yang menonjolkan kreativitas para siswa.
“Kami ada beberapa kegiatan selama jedah semester kali ini. Dalam Show Break Semester kali ini kami mengadakan aneka jenis lomba, mulai dari menghias kelas, Fashion Show dengan menggunakan bahan daur ulang plastik dan dedaunan, Puisi, Volley Air, hingga Vocal Group guru dan pegawai,” jelas Sr Yusnita.
“Rangkaian kegiatan Class Meeting berlangsung terjadi pada Rabu, 15 Desember 2021,” kata Sr Yusnita.
Sr. Yusnita menambahkan, kegiatan-kegiatan tersebuttidak sekedar lomba untuk mencari menang atau kalah. Tetapi lebih sebagai upaya pembentukan karakter dan internalisasi nilai-nilai seperti memupuk kerjasama, komunikasi, kreativitas, bersinergi, kejujuran, saling menghargai dan lain-lain.
Menurut Sr M. Yusnita, kegiatan Class Meeting berpuncak dengan perayaan Ekaristi Kudus (Misa) pada Sabtu, 18 Desember 2021.
Dalam kotbahnya RD. Antonius H. Wangga mengedepakan beberapa poin perihal kecerdasan manusia.
“Untuk menghadapi dunia yang terus berubah dengan begitu cepat, para peserta didik yang adalah generasi masa depan, perlu mengembangkan tiga jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ),” ujar RD Antonius.
Tanpa adanya kecerdasan emosional atau kemampuan merasa, dan tanpa adanya kecerdasan spiritual atau kemampuan mendengar hati nurani yang terdalam, seseorang sulit untuk bertumbuh menjadi makhluk intelektual.
‘Oleh karena itu penting, ketiga kecerdasan diasah secara seimbang, sehingga peserta didik menjadi seorang pribadi yang matang secara berimbang," kata RD Antonius pula.
Usai perayaan Misa, jelas Sr Yusnita, diadakan acara ramah tamah bersama.
"Acara ini diisi dengan pentas seni oleh Sanggar Tari yang dikelola para siswa,” pungkasnya. (Bob Sina)***