flores
Kamis, 10 Juni 2021 21:05 WIB
Penulis:redaksi
Oleh Padre Marco SVD
HARI ini, Kamis, 10 Juni 2021, enam hari setelah permohonan pengunduran diri dari Paus Fransiskus menolak permohonan pengunduran diri dari Kardinal Marx jadi publik. Paus memberikan keputusannya dari Vatikan: “Teruskan tugas dan tanggungjawabmu seperti sudah sedang engkau lakukan selama ini dan apa yang engkau anjurkan, Saudaraku, yakni tetap sebagai Uskup Agung Munich dan Freising, Bavaria, Jerman Selatan. Inilah jawabanku”, tulis Paus Fransiskus.
Dengan ini semua spekulasi berakhir. Tetapi pertanyaan tetap ada: Bagaimana dan apa yang akan dilakukan untuk menghadapi dan mengatasi krisis yang sedang terjadi di dalam Gereja Katolik di Jerman? Jalan Sinodal seperti yang dipledoi oleh Kardinal Marx selama ini? Atau bahkan sebuah Sinode para Uskup Jerman, yang merupakan jalan terbaik? Atau kemungkinan ketiga yang bisa diandalkan?
Tiga hari lalu saya menelpon Kardinal Walter Kasper, sahabat dekat dari Kardinal Marx. Kami sudah saling menelpon kalau ada urusan mendesak atau jalan putar-putar santai di area Vatikan untuk tukar pikiran. Kardinal Kasper adalah salah satu teolog besar Gereja Katolik, terutama Jerman. Beliau pernah menjabat Presiden Dewan Kepausan untuk Ekumene di Vatikan dari tahun 2001 sampai 2010. Sejak itu beliau pensiun tetapi aktip menjadi Anggota untuk berbagai perkantoran Vatikan termasuk Kongregasi Doktrin Iman. Beliau masih berdomisili di Vatikan.
Di dalam pembicaraan kami tiga hari lalu, beliau tidak menyetujui dilakukan Jalan Sinodal dengan alasan-alasan yang sangat masuk akal. Disimpulkan kira-kira demikian: Dengan Jalan Sinodal, Jerman hendaknya tidak sedang berupaya untuk menggiring seluruh Gereja Katolik ke dalam konteks Jerman. Dunia sudah lama dan sedang mengagumi Jerman sebagai bangsa yang berpikiran kritis dan luas, koordinator yang baik dan berdisiplin, dermawan dan terkenal pula dengan teologi-nya, tetapi jalan yang ingin ditempuh di atas pasti akan menuai ketidakpahaman di antara banyak orang dan banyak kalangan di dunia.
Ketika berbicara di telpon, beliau mengatakan sebaiknya ini konfidensial di antara kami berdua. Ternyata kemarin Surat Kabar “katholisch.de” sudah mengeluarkan hasil wawancara yang panjang dan menarik, termasuk posisi dasar beliau tentang anjuran Jalan Sinodal di atas. Beliau menawarkan kepada saya undangan makan malam bersama menjelang akhir Juni ini yang tentu saja saya terima dengan rasa terima kasih. Saya sangat senang karena dalam kesempatan bertemu hanya berdua ini, dan dalam suasana pertemanan, saya bisa banyak bertanya. Maklum beliau seorang Kardinal ber-profil tinggi, pandai, bijak dan banyak pengalaman hidup.
Kini doa-doa kita dibutuhkan oleh Gereja di Jerman agar bisa menemukan cara dan jalan yang tepat untuk segera pulih dari tantangan dan kesulitan ini. Tuhan Yesus adalah Tuan atas badai dan gelombang. Dia bisa menenangkan itu (bdk Yesus menenangkan badai di Danau Tiberias). Tetapi mesti ada murid yang berani datang ke buritan dan menyampaikan kepadaNya, bahwa situasi sedang gawat darurat dan mereka butuh uluran tanganNya, yang dalam konteks kita masa kini, tidak lain dan tidak bukan adalah Doa. Kita adalah “murid” itu yang berani datang dan melaporkan situasi genting ini kepadaNya dan memohon bantuan. Gereja Katolik di Jerman pasti sangat berterima kasih. (*)
Padre Marco, Roma, 10 Juni 2021