Longsor di Jalan Trans Flores, Ruas Ende-Maumere, Sudah Teratasi
redaksi - Senin, 10 Januari 2022 20:46ENDE (Floresku.com) – Tanah longsor yang mengakibatkan tersendatnya arus kendaraan di Trans Flores, ruas Ende-Maumere, terjadi pada Senin, 10 Januari 2022, sekitar pukul 05.00 pagi tadi sudah dapat teratasi.
Namun, hingga sore berita ditayangkan kendaraan roda dua dan roda empat sudah mulai melewati Jl. Km 16 dengan sistem buka - tutup karena jalan bekas longsoran hanya bisa dilaui oleh satu kendaraan roda empat.
Jalan kembali dapat dilalui setelah petugas dari mengerahkan alat berat dua alat berat, yaitu satu unit exavator dan satu unit loader. Kepala Satker PJN IV Nino Sutrisno, memantau langsung proses pembersihan material longsor.
- Polisi Rilis Hasil Atopsi Tahanan yang Tewas di Sel Sumba
- Komisi D DPRD Jatim Minta Kemenhub Buka Rute dari Pelabuhan Jangkar Situbondo ke ke NTT
- SENDAL SERIBU, Senin 10 Januari 2022: Ikut Yesus: Bertobat dan Meninggalkan Segalanya
Tanah longsor terjadi di tiga titik berbeda di Kilmoter 15, 16 dan 17. Longsor di kilomeret 15 dan 17 tidak terlalu parah, sehingga bisa diatasi dalam waktu singkat. Sedangkan longsor di daerah Tombe Rabu, 16 kilometer ara timur dari Kota Ende sangat para, butuh waktu berjam-jam untuk menyingkirkan material longsor.
Material longsor berupa bebatuan dan tanah yang menutup badan jalan di Kilomenter 16 sangat tinggi, mencapai kurang lebih 10 meter.
Kejadian tersebut mengakibatkan aktivitas lalu lintas terhenti.kendaraan roda dua dan roda empat dari arah barat maupun timur harus mengantre berjam - jam.
- Leonardus Lelo, Jadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi NTT, Proficiat!
- Kabid Humas Polda NTT Ralat Berita 'Enbe Indonesia, Terkait Pemeriksaan Santi sebagai Saksi
- Heboh, Seekor Monyet Tahan Laju Honda Mobilio di Tikungan Wae Garit, Manggarai, Kondisinya Menyedihkan
Kepada media, PPK 4.2 NTT Gusti Atmawinata menerangkan, longsor tersebut cukup parah, sehingga membutuhkan waktu lama untuk proses pembersihan.
"Yah kita upayakan, agar aktivitas lalu lintas bisa kembali normal. Dan saat ini sudah dua alat berat yang kita turunkan," ujarnya.
Gusti menguraikan, dalam periode pada periode November 2021 hingga Februari 2022, diprediksi akan ada fenomena La Nina, cuaca esktrim yang bisa memicu bencana hidrometereologi.
"Bencana hidrometereologi antara lain, seperti banjir dan longsor. Tentu kita semua perlu waspada terhadap bencana ini kebijakan yang kita ambil, yakni kita membuat posko, ada beberapa," ungkapnya. (AW)***