PADMA Bersyukur Jenazah Agnes Korban TPPO di Malaysia Bisa Dipulangkan

redaksi - Sabtu, 10 Juni 2023 18:15
PADMA Bersyukur Jenazah Agnes Korban TPPO di Malaysia Bisa DipulangkanPemulangan jenazah PMI asalah Solor, Flotim. (sumber: Antara)

JAKARTA (Floresku.com) -  Duka mendalam dan rasa bersyukur bahwa jenazah PMI atas nama  Agnes,,  yang sempat tertahan di lemari es jenazah di salahsatu Rumah Sakit di Malaysia  bisa diurus untuk dipulangkan ke Solor Barat, Flores NTT.

Menurut  Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia,  Gabriel Goa,  jenazah Agnes sudah dipulangkan, tinggal jenazah ade Bibiana.asal  Sumba Barat Daya sedang dipersiapkan untuk dipulangkan ke Sumba, NTT. 

Jumlah jenazah Pekerja Migran asal NTT yang pulang dalam peti jenazah ada 61 orang dan ditambah 1 anak dari salah satu Pekerja Migran Indonesia umumnya ilegal rentan human trafficking

Menyesalkan

Gabriel menyesalkan sikap pemerintah Provinsi dan 22 Kabupaten/Kota di NTT masa bodoh dan anggap biasa-biasa tanpa merasa bersalah. 

Padahal NTT sudah dalam keadaan darurat human trafficking tapi pemerintah seperti tidak peduli dan tak melakukan upaya pencegahan.

Oleh karena itu, kata Gabriel, “ kami dari Lembaga.Hukum dan Ham PADMA Indonesia (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan.dan Perdamaian Indonesia menyatakan:

Pertama, mendesak Gubernur NTT  untuk mencegah migrasi Ilegal rentan human trafficking.  segera berkolaborasi dengan semua stakeholder untuk segera bangun BLK PMI dan LTSA PMI sesuai perintah UU No.18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan janji serta tekad Gubernur NTT akan bangun BLK dan LTSA di semua kabupaten/Kota se-NTT.

Kedua, mendesak Gubernur NTT.dan para Bupati/Walikota se NTT segera menerbitkan PerGub /PerBup/PerWalkot tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO Ngada.implentasi perintah Perpres No.22.Tahun 2021.tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO. 

Gabriel juga menyesalkan sikap Gubernur NTT yang menanggapi pemulangan jenazah Korban TPPO asal Malaysia ke NTT yang kini berjumlah 61 jenazah dengan membuat ancaman akan mematahkan kaki dan tangan mafia Human Trafficking, tetapi ternyata itu hanya sebuah isapan jempol tanpa aksi nyata.

Lebih parah lagi kebijakan Kemnaker terutama Dirjen Binalavotas yang hanya membangun banyak BLK Komunitas diduga kuat bernuansa politik ketimbang untuk kepentingan Calon Pekerja Migran Indonesia asal NTT. 

Solusi 

Salah satu solusi untuk pencegahan migrasi ilegal rentan human trafficking. adalah melaksanakan amanat UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dengan membangun Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK PMI).

Selain itu pentingnya aksi nyata Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO yang kini Ketua Hariannya Kapolri. Terpanggil untuk mencegah praktek kongkalikong berjamaah mafiaosi human trafficking. g dengan Oknum Pejabat Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan Lembaga Negara lainnya maka dari KOMPAK INDONESIA (Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Indonesia) menyatakan:

Pertama, mendesak Presiden RI perintahkan Kapolri segera tangkap dan proses hukum pelaku dan aktor intelektualis TPPO yang diesbatukan di Polda NTT seperti kasus TPPO PT Malindo Mitra Perkasa diduga dibeking juga kasus TPPO Pub di Maumere di Polda NTT dan kasus TPPO di Polda Sumut dengan  Korban TPPO asal NTT.

Kedua,mendesak Presiden Jokowi segera memanggil dan menegur keras bahkan memberikan Sanksi tegas kepada Gubernur NTT dan 22 Bupati/Walikota se NTT yang belum menerbitkan PerGub/PerBup dan PerWalkot tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO serta Balai Latihan Kerja dan Layanan Terpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia. 

Ketiga,mendesak KPK RI   segera melakukan audit investigatif dan memeriksa serta memproses hukum Tindak Pidana Korupsi terhadap Dugaan KKN pembangunan BLK Komunitas di Indonesia khususnya di NTT.  (Sil). ***

 

Editor: redaksi

RELATED NEWS