BMKG: Wilayah NTT dan Sekitarnya Berpotensi Diterjang Angin Kencang dan Gelombang Laut yang Tinggi

redaksi - Sabtu, 02 Juli 2022 16:41
BMKG: Wilayah NTT dan Sekitarnya Berpotensi Diterjang Angin Kencang dan Gelombang Laut yang TinggiPotret sateli keadaan cuacan di Indoneia, khususnya wilayah NTT dan sekitarnya. (sumber: PIDCC/BMKG)

BORONG(Floresku.com)- Berdasarkan perkiraan cuaca Maritim yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu, 2 Juli 2022, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya akan diterjang  angin kencang dan gelombang laut yang tinggi selama Juli 2022 ini.

Menurut BMKG,  wilayah yang berpotensi menggalai hujan disertai petir adalah wilayah Laut Flores bagian barat, perairan selatan Sulawesi Selatan, perairan Kep. Selayar-Sabalana,  selat Makasar bagian selatan, dan teluk Bone bagian selatan. 

Selain itu, wilayah perairan selatan Pulau Flores,  perairan selatan Pulau Sumbawa, perairan Pulau Sawu-Rote, dan  laut Timor, perairan Keb. Babar-Tanimbar, dan perairan Biak-Serui.

Oleh karena itu BMKG  mengimbau agar warga, khususnya nelayan dan pengguna angkutan laut memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, apalagi untuk perahu layar menghadapi kecapatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.12 m. 

Kapal tongkang mengahadapi kecepatan angin lebih dari 26 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m. Kemudian, Kapal Ferry menghadapi kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m, dan Kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar menghadapi kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m.

"Perahu layar (kecapatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.12 m). Kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 26 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m). Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m). Kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m)."

Sementara itu pengamat Maritim, Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan situasi ini adalah normal yang terjadi bertahun-tahun di seluruh perairan Indonesia. Para nelayan tradisional di NTT harus mendapatkan akses untuk melihat peta cuaca Maritim ini sebagai alat untuk menentukan wilayah jelajah penangkapan ikan sehingga bisa menghindari cuaca buruk.

"Sebetulnya kalau Para Nelayan tradisional di NTT bisa mendapatkan akses untuk melihat Peta Cuaca Maritim ini uptodate, maka mereka bisa menggunakannya sebagai alat guna menentukan wilayah jelajah penangkapan ikan mereka guna menghindari cuaca buruk," jelasnya via pesan whatsapp. Sabtu, 02 Juli 2022.

Menurut dia, untuk saat ini para nelayan bisa berlayar atau menangkap ikan di sisi utara NTT dan menghindari penangkapan ikan di sisi selatan NTT.

Ia juga meminta Pemerintah Daerah NTT untuk melakukan pelatihan singkat, mengedukasi para nelayan agar bisa membaca peta cuaca ini. Untuk melancarkan legiatan tersebut, bisa berkoordinasi dengan AKKMI. (Filmon Hasrin). ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS