Gara-Gara Berita Proyek Jaringan Air Ijukutu, Seorang Wartawan di Sikka Diintimidasi

redaksi - Selasa, 01 Februari 2022 22:41
Gara-Gara Berita Proyek Jaringan Air Ijukutu, Seorang Wartawan di Sikka DiintimidasiElisabeth Mardat, wartawati media online, Floresku.com. (sumber: Dokpri)

MAUMERE (Floresku.com)-Wartawati media online Floresku.com bernama Elisabeth Mardat  diintimidasi oleh seseorang terkait berita yang dimuat di medianya mengenai tender Proyek Jaringan Air Bersih IKK Kecamatan Paga dari Mata Air Ijukutu.

Kepada media Mardat  menjelaskan, awalnya ia ditelepon oleh seseorang yang ia kenal bernama Albino Siku, Selasa, 01 Februari 2022 sekitar pukul 19.23 dan memintanya untuk menghapus berita tentang pendapat hukum dari Kuasa Hukum CV. Putra Pratama, Fransisco Soares Pati, SH., yang berjudul "Terkait Kisruh Proyek Jaringan Air Bersih Ijukutu, Kuasa Hukum CV Putra Pratama Surati Bupati Sikka".

"Saya dihubungi oleh Albino Siku. Dia minta saya hapus berita. Lalu saya tanya berita yang mana?. Dia bilang berita tentang proyek air di Ijukutu, Paga. Saya tanya kenapa harus dihapus, alasannya apa? Lalu dia menyuruh saya untuk datang ke rumahnya  di Kilo 2,  Depan Pura, Kelurahan Kota Uneng," jelas Mardat.

Setelah itu kata Mardat, ia bersama salah seorang rekan wartawan bernama Karel Pandu menuju ke Depan Pura di Kilo 2. 

Sampai di gang Depan Pura, ia lalu menghubungi Albino Siku melalui WhatsApp, menanyakan alamat yang dimaksud. Lalu Albino Siku mengarahkannya ke sebuah rumah.

Mereka berdua lalu menuju rumah dimaksud. Setiba di rumah tersebut, ternyata di rumah tersebut sedang ada acara. Ada beberapa tamu di antaranya ada seorang anggota DPRD Sikka, ada juga beberapa tamu perempuan.

"Kami ditawari dan disuguhkan dua botol air mineral. Setelah itu kami ngobrol-ngobrol," jelas Mardat.

Dalam obrolan tersebut kata Mardat, ia terlibat pembicaraan dengan salah seorang yang ia ketahui sebagai seorang PNS di salah satu instansi pemerintah di Sikka.

Orang itu menanyakan dirinya dari media mana. Mardat lalu memberitahukan nama media tempat ia bekerja. Orang itu langsung berkata, "Kamu wartawan bisa dibeli".

"Sontak saya lalu menanyakan balik. Wartawan siapa yang bisa dibeli dan siapa yang membeli," ucap Mardat.

Sambil tersenyum, orang itu menanyakan lagi apakah Mardat sering menulis atau tidak. Mardat lalu menjawab bahwa ia biasa menulis.

"Dia menanyakan soal integritas saya sejauh mana. Lalu dia tanya lagi soal pemberitaan dalam 1 atau 2 hari terakhir. Saya bilang berita banyak. Berita yang mana?. Lalu dia tanya tentang pemberitaan dari lawyer  CV Putra Pratama. Lalu saya jawab kalau itu berita saya siang tadi," jelas Mardat.

Mardat menambahkan, orang itu lalu bertanya darimana ia mendapatkan data. Mardat lalu bertanya balik, apakah tidak membaca beritanya, sebab di dalam berita ada tertulis nara sumber.

"Dia tanya ulang. Dari lawyernya? Lalu saya jawab, iya dari lawyernya. Lalu dia mengambil hapenya dan melakukan video call dengan lawyer yang dimaksud dalam berita. Namun dia matikan. Saya lalu meminta dia untuk kembali menelepon. Namun ketika dihubungi kembali, orang yang ditelepon tersebut tidak menjawab," jelas Mardat.

Mardat melanjutkan, orang itu lalu menanyakan sikap dia sebagai wartawan. Mardat lalu bertanya balik, menurutnya bagaimana.

"Lalu orang itu bertanya, kamu punya nyali?. Saya lalu tidak menjawab. Kami kemudian pamit pulang dari rumah itu," tutup Mardat. (Tim Redaksi) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS