Hari Toleransi Internasional, Menag: 'Perbedaan adalah Fitrah'
redaksi - Selasa, 16 November 2021 15:21JAKARTA (Floresku.com) - Tanggal 16 November selalu diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional atau International Day of Tolerance. Peringatan ini didasarkan pada hasil kesepakatan dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1995.
Melansir situs kemenag.go.id, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat memeringati Hari Toleransi Internasional.
Menurut Yaqut Cholil inti peringatan ini adalah merayakan keberagaman dan toleransi dalam wujud nyata, serta untuk memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya memberi ruang satu sama lain.
- Kemenparekraf-Adira Finance Apresiasi UMKM di 5 DSP Lewat “Gebyar Adira Kreasi 2021”
- Kesatuan Masyarakat Racang Buka Berunjuk Rasa di Depan Kantor Bupati Mabar
- 33 Lulusan Prodi Diploma III Kebidanan Unika St. Paulus Ruteng Ikrarkan Sumpah Kebidanan
“Setiap kita perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia. Keragaman adalah kekayaan,” ujar Menag di Jakarta, Selasa, 16 November 2021.
“Keragamaan adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan,” sambungnya.
Menurut Menag, Kementerian Agama tengah berupaya melakukan penguatan moderasi beragama. Ada empat indikator dalam penguatan moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan ramah terhadap tradisi.
Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengimplementasikan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
- Bupati dan Kepala Kejari Kabupaten Lembata Tanda Tangan MoU, Upaya Selamatkan Aset Daerah
- BPOLBF Ingkari Kesepakatan Mengenai Batas-Batas Wilayah, Masyarakat Racang Buka Kecewa
- Pesona Wisata di Tanah Sumba: Laguna Weekuri, Danaunya Para Malaikat
“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” tegasnya.
Menag berharap ASN, utamanya di Kementerian Agama, bisa menjadi pelopor dalam penguatan moderasi beragama. Menag juga mengajak para tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, dosen, guru, dan penyuluh agama, serta kalangan milenial untuk bersinergi dalam diseminasi dan gerakan meningkatkan toleransi antarumat melalui semua saluran.
"Perbedaan adalah fitrah," tandasnya. (MLA)