Kopi Po'ong Matim Diburu Saat Lokakarya di Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende
redaksi - Rabu, 27 April 2022 20:38ENDE (Floresku.com)- Salah satu anggota Komunitas Kreatif (Koker) Desa Uluwae, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Darmo Paju memasarkan produk Kopi Po'ong di sela-sela lokakarya di bawah tema 'Suara Orang Muda untuk Aksi Iklim.'
Lokakarya tersebut berlangsung di Aula Wisma St. Fransiskus Asisi, Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende selama 4 hari, mulai dari Senin, 25 -Jumat, 29 April 2022.
Darmo Paju mengatakan tujuan pemasaran Kopi Po'ong dalam kegiatan lokarya ini untuk mem'branding' produk supaya dikenal masyarakat luas.
Apalagi kata dia, penyelenggara kegiatan ini mengundang kelompok anak muda di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menyikapi krisis iklim termasuk mendorong anak muda agar kreatif dalam bidang industri.
- Ilmuwan Kanada, Gregory Forth: Nenek Moyang Manusia Purba 'Hobbit' Tersembunyi di Flores
- SENDAL SERIBU, Pekan paskah Kedua, Rabu, 27 April 2022
- PUISI-PUISI Dimas
"Dalam lokakarya ini, hadir anak muda NTT dari kelompok yang berbeda. Mereka ingin menyatukan pemahaman dan gerakan dalam menyikapi krisis iklim yang sedang terjadi," ungkap Darmo, Rabu, 27 April 2022.
Menurut Darmo, lokakarya ini menjadi tempat pertemuan anak muda NTT yang punya semangat, kritis, peduli sosial dan siap untuk menyikapi krisis iklim di NTT.
Selain itu kata dia, anak muda hadir dengan kreativitas masing masing, seperti di bidang pembuatan film, usaha kopi, melukis, dan lain-lain.
"Saya pasarkan Kopi Po'ong di sini untuk menunjukkan kreativitas anak muda dalam bidang industri," ungkapnya.
Menurut Darmo, selain Kopi Po'ong, pengusaha Kopi Adak, Rian D'jabu yang juga sebagai anggota Koker hadir dalam kegiatan lokakarya ini.
Salah satu pembeli dari Komunitas Geser- Alor, Selo meyampaikan rasa bangga terhadap anak muda Matim yang bergelut dalam usaha kopi.
Menurut dia, meskipun kopinya belum diminum tetapi kemasannya justru sangat bagus dan menggoda pembeli.
"Saya berharap agar anak muda di Alor bisa mengikuti teman-teman di Manggarai Timur yang fokus dalam industri kopi," harapnya.
Sementara itu fasilitator Teras Mitra, Dicky Lopulalan mengatakan teman-teman muda menyadari krisis iklim yang terjadi di NTT.
Ini adalah langkah pertama. Kemudian, teman-teman tidak terjebak bantuan, punya ide mengerjakan sesuatu tidak harus menunggu pihak lain yang memberikan modal.
Ia juga bangga karena anak muda yang hadir lokakarya punya basis produksi seperti kopi. Itu adalah syarat ideal untuk membangun gerakkan sosial.
"Teman-teman punya basis produksi adalah syarat yang ideal untuk membangun gerakkan sosial. Salah satunya adalah kopi. Kopi bisa ditanam di kawasan hutan untuk konservasi. Itu bagus banget," pungkasnya.
Untuk diketahui, lokakarya tersebut diselengarakan Teras Mitra, Hivos, dan Hutan Itu Indonesia. (Filmon Hasrin). ***