Mahasiswa sebagai Orang Muda Tidak Boleh Alergi dengan Politik

redaksi - Kamis, 25 November 2021 10:12
Mahasiswa sebagai Orang Muda Tidak Boleh Alergi dengan PolitikDiskusi publik bertajuk: 'Gen Z dan Panggung Politik', bertempat di Hall Lantai 5 Unika St. Paulus Ruteng pada Rabu 24 November 2021. (sumber: Jivansi)

RUTENG (Floresku.com) -Lembaga Konsultan Politik ‘Politician Academy’ dalam kerjasamanya dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unika St Paulus Ruteng menggelar diskusi publik bertajuk: 'Gen Z dan Panggung Politik', bertempat di Hall Lantai 5 Unika St. Paulus Ruteng pada Rabu 24 November 2021.

Hadir dalam diskusi publik ini, Coach Bonggas Adhi Chandra, PhD dan Stefan Gandi sebagai pembicara utama yang dimoderasi oleh Dr. Mantovanny Tapung selaku Dosen Unika St. Paulus Ruteng sekaligus sebagai ketua Biro Riset PA Branch NTT 1 serta diikuti oleh ratusan mahasiswa Unika St Paulus Ruteng dari tiga Fakultas.

Di hadapan ratusan Mahasiswa , Coach Bonggas (Pendiri PA/Direktur Eksekutif) menegaskan, kehadiran Gen Z (milenial) pada pentas panggung politik sangat menentukan masa depan bangsa. Hal tersebut dikatakannya dengan merujuk pada data yang menyiratkan bahwa dari 270,20 juta jiwa, terdapat 25,87% kaum milenial dan 27,94% gen Z.

"Dengan demikian, terdapat 53,8% orang muda yang akan menentukan arah pergerakan negara bangsa pada masa yang akan datang", cetusnya.

Lebih lanjut, Coach Bonggas mengingatkan agar orang muda (mahasiswa) tidak boleh alergi dengan politik alias harus melek politik. Hal ini ditegaskannya dengan bertolak dari beberapa alasan penting, diantaranya:

Pertama, adanya isu bonus demografi, dimana dengan munculnya banyak angkatan produktif memberi keuntungan bagi perkembangan bangsa. 

Salah satu sektor yang potensial dalam membangun bangsa adalah keterlibatan dalam sektor sosial politik. Dalam hal ini, bagaimana membangun peradaban politik yang dapat membawa kesejahteraan banyak orang (bonum commune).

Kedua, politik tidak bisa dihindari. Politik itu ada dimana-mana, dunia kerja, dunia bisnis, lingkungan rumah bahkan keluarga, bahkan cukup menentuk saat mengambil keputusan strategis.

Ketiga, sejarah Indonesia adalah sejarah Pergerakan Anak Muda. Perjuangan bangsa dimotori oleh orang muda sejak generasi 1908, generasi 1928, generasi 1945, generasi 1966 dan generasi 1998 (reformasi).

Keempat, adanya trend kepemimpinan orang muda di dunia dan beberapa wilayah di Indonesia.

Kelima, keterwakilan anak muda di parlemen dan eksekutif masih rendah dan perlu ditingkatkan. Sudah saatnya parlemen dan eksekutif diisi dengan generasi muda, dan putus lingkaran dimana generasi muda hanya sebagai obyek politik.

"Untuk itu, agar tidak menjadi obyek politik dan dieksploitasi begitu saja untuk kepentingan orang tertentu, maka orang muda (mahasiswa) harus mengambil peran aktif dalam panggung politik. Tentu peran aktif aktif ini harus didukung dengan mindset yang benar tentang politik, knowledge set yang luas, dan skill set yang tepat tentang politik," ungkap Coach Bonggas.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Stefanus Gandi (Pengamat publik/Branch Director PA NTT 1) mengungkapkan, sebagai mahasiwa harus berani berpikir politis dengan terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan organisasional, baik internal maupun eksternal kampus. 

Dengan terbiasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasional ini, karakter politis sebagai mahasiswa bisa terbentuk dengan baik.

"Kuliah politik tidak ada di Unika St. Paulus Ruteng, karena belum ada fakultas ilmu politik, tetapi mahasiswa dapat mempelajarinya dengan terlibat dalam berbagai organisasi. Dunia kerja saat ini, sangat ditentukan oleh cara berpikir dan bersikap politis, tidak murni tuntutan profesionalisme", cetusnya.

Sementara itu, ketua BEM Unika St. Paulus Ruteng, Antonius dalam sambutan pembukanya mengatakan bahwa sebagai Ketua BEM Unika St. Paulus Ruteng, dirinya menyambut baik kerjasama yang terjalin dengan Politician Academy, khususnya dalam hal program literasi politik ini.

"Sangat diharapkan agar jalinan kerja sama seperti ini tetap dijalankan pada masa-masa mendatang", imbuhnya.

Untuk diketahui, diskusi publik ini dijalankan dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. (Jivansi) ***

RELATED NEWS