Majukan Literasi, SMA Widya Bhakti Ruteng Gelar Pelatihan Jurnalistik
redaksi - Jumat, 19 November 2021 13:03RUTENG (Floresku.com)-Literasi berdaya efek membutuhkan format yang tepat. Sebab membaca saja tidak cukup. Demikian juga menulis tanpa asupan pengetahuan dari hasil membaca adalah sia-sia. Karena itu membaca dan menulis adalah multi rekat yang tak dapat dilepaspisahkan dari kegiatan berliterasi.
Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMA Widya Bhakti Ruteng, Nobertus Harum, saat membuka kegiatan latihan menulis di sekolah itu, Rabu, 17 November 201.
Dia menjelaskan, menyadari pentingnya literasi sekolah yang terukur dan berkesinambungan, manajemen SMA Widya Bhakti Ruteng di Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai menggelar latihan jurnalistik bagi siswa-siswinya.
- Amicus Curiae: 'Majelis Hakim PTUN Jayapura Wajib Penuhi Keadilan Masyarakat'
- Aparat Desa Pasir Putih Lakukan Pungli Terhadap Warga yang Hendak Urus Sertifikat
- Masyarakat Adat Terlaing Minta BPN Mabar Agar Terbitkan 138 Sertifikat yang Diajukan
Harapnya pelatihan tersebut membantu siswa-siswi dapat menghasilkan karya tulis. Karena itu durasi latihan tidak hanya satu dua hari saja, tetapi beberapa bulan yang berlangsung secara berkesinambungan hingga siswa siswi mempu menghasilkan karya tulis bermutu yang layak dikonsumsi publik.
Menurutnya, literasi sekolah memberi dampak bagi siswa-siswi apabila ada agenda kegiatan yang lebih spesifik. Melalui kegiatan spesifik itulah siswa-siswi diarahkan bagimana berliterasi seharusnya, terutama di bidang tulis menulis.
Oleh karena itu lembaga SMA Widya Bhakti Ruteng merasa perlu adanya waktu khusus berliterasi di maksud. Hanya dengan cara itu dapat mengetahui dan mengukur sejauhmana capaian literasi di sekolah. Apakah berdaya efek atau tidak diketahui setelah tahapan latihan itu.
“Saya berharap semua peserta bisa iktui kegiatan ini dengan baik sehingga pada ujungnya dapat menghasilkan karya tulis yang layak dikonsumsi publik. Kalau tulisan layak dan pembimbing merekomendasikan tulisan kalian layak diterbitkan, maka kita pikirkan untuk terbitkan majalah sekolah. Karena itu manfaatkan kesempatan ini sebagai bagian dari proses pendidikan,” pintanya.
Tidak Hanya Siswa, Guru Juga
Secara terpisah, Kepala Pengawas tingkat SLTA Kabupaten Manggarai memberi atensi khusus bagi lembaga pendidikan SMA Widya Bhkati Ruteng. Sebab lembaga tersebut sungguh memperhatikan kegiatan literasi di sekolah di bidang tulis menulis.
Dia berharap, latihan menulis berlanjut hingga mengetahui perkembangan peserta latihan. Alat ukur, lanjutnya, produk tulisan yang mereka hasilkan.
Menurutnya, literasi tidak hanya siswa-siswi saja, tetapi termasuk para guru dan tenga kependidikan. Hanya dengan itu geliat literasi di sekolah sungguh berarti baik bagi siswanya pun para gurunya. Di mana iklim literasi menjadi aktualisasi dari proses pendidikan itu sendiri.
Dia menjelaskan, kegiatan literasi terintegrasi dengan kurikulum pembelajaran melalui program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Dengan itu tercipta iklim pendidikan di mana warga sekolahnya berliterat. Artinya iklim kondusif yang memampukan peserta didik memahami dan mengaplikasikan ragam teks dalam kehidupan bermasyarakat.
Literat yang teratur, lanjutnya, mampu menjadikan seseorang bertindak sesuai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki berdasarkan pemahaman terhadap bacaan, iklim sosial, kultur budaya dan problematika sosial kemasyarakatan.
Selain itu, gerakan literasi juga memperkuat pertumbuhan budi pekerti peserta didik sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015.
- Gempar! Pengacara Hamburkan Uang Puluhan Juta di Kantor Polisi Kota Banyuwangi
- SENDAL SERIBU, Jumat, 18 November 2021: KITA ADALAH RUMAH DOA!
- Jorok dan Bau, Sampah Berserakan di Pinggir Jalan Wae Nahi, Labuan Bajo
Ditambahkannya, ada tiga tahap pelaksanaan GLS, yakni (1) tahap pembiasaan, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap pembelajaran. Tahap pembiasaan dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa. Tahap pengembangan disertai dengan kegiatan tindak lanjut setelah membaca, termasuk menulis itu. Tahap pembelajaran dilaksanakan dengan strategi membaca tertentu dalam kegiatan pembelajaran.
“Di mana-mana di setiap sekolah yang saya kunjungi secara terus menerus saya dorong agar literasi sekolah benar-benar hidup. Guru-guru harus membaca buku. Siswa-siswi juga demikian. Baguslah SMA Widya Bhakti sudah mlai dengan kegiatan jurnalistik. Saya akan mendorong sekolah-sekolah lain untuk melakukan kegiatan yang sama,” katanya, Kamis (18/11/2021). (FH)