Memotret Nagekeo: Usia Harapan Hidup Capai 67,91 Tahun, Tapi Yang Sakit dan Mati Muda Kian Marak

redaksi - Kamis, 30 Mei 2024 10:02
Memotret Nagekeo: Usia Harapan Hidup Capai 67,91 Tahun, Tapi Yang Sakit dan Mati Muda Kian MarakPelayanan kesehatan untuk ibu dan anak di RSUD Aeramo, Nagekeo (sumber: rsudaeramo.nagekeokab.go.id )

Pengantar:
RABU, 22 Mei 2024 ini Kabupaten Nagekeo, genap berusia 18 tahun, dhitung sejak tanggal terbitnya Undang-Undang Nomor 2 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Nagekeo, Selasa, 22 Mei 2007. 

Lalu, pada November 2024 mendatang, warga Kaupaten Nagekeo akan ikut ambil bagin dalam perhelatan nasional, Pilkada Serentak, guna memilik Bupati dan Wakil Bupati yang akan memimpin dari Desember 2024 hingga Desember 2029 mendatang.

Berkenaan dengan dua peristiwa istimewa tersebut  Floresku.com akan rutin menayangkan  artikel naratif dengan tema pokok: Memotret Nagekeo. 

Artikel-artikel tersebut diramu dengan sudut pandang  ‘tidak biasa’, mengandalkan pendapat masyarakat ‘akar rumput’, yaitu kelompok terbesar masyarakat yang tak berpeluang  bersuara di forum-fomrum formal atau media arus utama.

Dalam observasi Floresku.com, kalangan ‘akar rumput’  memotret wajah tanah air mereka ‘Nagekeo’, lewat obrolan ngalur ngidur saat duduk kongkow-kongkow bersama anggota keluarga atau tetangga. Sementara itu, tak banyak dari mereka yang punya handphone cerdas, sesekali  ‘nimbrung’ berkomentar perihal situasi Nagekeo melalui media sosial. 

Namun, ibarat asap, oboralan dan komentar, tak terkecuai keluh kesah dan usul sarah  mereka  segera lenyap, tak pernah sampai ke telinga para pihak yang berwewenang. Dengan begitu, harapan mereka tak kunjung menjadi sebuah kenyataan.
***

IPM Nagekeo

Sungguh menggembirakan, bahwa seiring dengan bertambahnya usia Kabupaten Nagekeo, indeks Pembangunan Manusia Nagekeo (IPM) beringsut-ingsut meningkat. 

Data Stattistik Nagekeo menyebutkan IPM tahun 2021 adalah 65,62 poin, tahun 2022 menjadi 66,22 poin dan tahun 2023 menjadi 67,07 poin. Lebih tinggi dari rata-rata IPM  Provinsi NTT sebesar 63,73 , meski masih lebih rendah  dari rata-rata nasional, 70,81 poin.

Secara sederhana, hal ini mengandung makna bahwa capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar yaitu kualitas hidup (Kesehatan, pendidikan dan kesejateraan hidup) cukup membanggakan.

Apabila, sejauh ini ada yang berkomentar bahwa derap langkah pembangunan di Kabupaten Nagekeo masih lamban, bisa saja benar jika ditinjau dari kondisi infrastruktur yang kurang baik dan ketersediaan fasilitas publik yang belum memadai. 

Namun, dari aspek-spek pembentuk IPM (kesehatan, pendidikan dan kesejateraan hidup), harus diiakui bahwa pemerintah dan warga Nagekeo telah menorehkan kemajuan yang lebih baik dari yang dicapai  oleh pemerintah dan warga Provinsi NTT secara bersama-sama.

Usia Harapan Hidup 67,91 tahun

Salah satu aspek pembentuk IPM adalah harapan hidup.  Data statistik menyebutkan bahwa usia harapan hidup  orang Nagekeo, di atas 67 tahun, angka tepatnya 67,25 tahun (2021), 67,56 tahun (2022) dan 67,91 tahun (2023). 

Angka ini sedikit lebih baik dari usia harapan hidup orang NTT yaitu 67,15 tahun (2021), 67,47 tahun (2022) dan 67,77 atau 68 tahun (2023), tapi masih cukup jauh di bawah angka rata usia harapan hidup nasional yaitu 74,18 tahun per tahun 2023.

Tentu saja, meningkatnya harapan hdup orang Nagekeo terjadi tidak serta merta, melainkan karena beberapa faktor penunjang terkait pelayanan kesehatan. 

Secara kasat mata, fasilitas Kesehatan di Nagekeo meningkat. Nagekeo memiliki RS Umum Daerah Aeramo Kabupaten Nagekeo (RSUD). Rumah sakit ini memiliki  86 tempat tidur, terdiri atas Kelas I  (14),  Kelas II (7), Kelas III (59), ICU (4), NICU (4), PICU (2), Isolasi (9) dan Perinatologi (9).

RSUD Aeramo juga diperkuat oleh sejumlah dokter, termasuk dokter spesialis saraf.
Rumah Sakit kebanggaan masyarakat Kabupaten Nagekeo itu juga sudah memiliki poli Jiwa yang melayani tes psikologi oleh psikiater. 

“Dokter ahli saraf itu hanya ada di Nagekeo, di wilayah Flores tengah hingga barat. Makanya, pasien dari Manggarai pun sering memeriksakan diri di sini, “ ujar Mama Sisil, seorang perawat di Klinik Pratama,  Danga.

Situs rsudaeramo.nagekeokab.go.id menyebutkan, tren pengunjung pada unit Poli Jiwa RSUD Aeramo terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rincian tahun 2020 sebanyak 616 orang, tahun 2021 sebanyak 672 orang dan Januari 2022 sebanyak 540 orang pengunjung. Pasien yang ditangani ada yang dirujuk dari Bajawa, Ende, Manggarai dan Kupang. 

Tersedia 20 bed pasien dan sejumlah fasilitas penunjang lainnya. Rumah sakit itu akan ditempatkan sedikitnya 18 tenaga kesehatan antara lain dokter ahli, dokter umum, apoteker, bidan, perawat, radiologi hingga ASN kesehatan masyarakat.

Selain itu Nagekeo memiliki  7 Puskesmas, klinik, Posyandu,  dan Apotik  tersebar secara cukup merata di seluruh wilayah Kaupaten. 

Bukan itu saja. Sejak Desember 2023 lalu,  Nagekeo RS Pratama Raja dengan  fasilitas yang terbilang lengkap mulai dari UGD, ruang persalinan, laboratorium, ruang rawat inap, ruang bedah minor, radiologi hingga farmasi. 

“Sekarang, orang di sekitar Raja tak perlu ke rumah sakit Aeramo lagi. Karena di Raja pun sudah ada rumah sakit Pratama,” ujar Kletus, warga Kampung Raja.

Dari sisi tenaga kesehatan, Nagekeo memiliki jumlah tenaga kesehatan cukup besar.

Buku Nagekeo dalam Angka 2024 (halaman 114) menyebutkan jumlah nakes menurut unit kerja dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Nagekeo, 2023 meliputi 43 dokter, 365 perawat, 379 bidan dan 46 farmasi.

Yang juga menggembirakan adalah bawha belakangan ini orang Nagekeo tidak lagi repot untuk  mendapatkan obat-obatan. Karena  apotik sudah tersedia di semua kota Kecamatan, dan beberapa desa.

“Sekarang, kalau mau beli obat sudah tidak repot lagi. Kami tidak perlu ke Danga, sebab di Nangadhero, juga sudah ada apotik, “ ungka Siti Aminah di Nangadhero.

Mengidap penyakit berbahaya dan mati  muda

Meski fasilitas dan tenaga kesehatan semakin tersedia, terkesan makin banyak orang Nagekeo.

Di berbagai kampung dapat dengan mudak ditemukan orang yang menderita berbagai erbagai gangguan kesehatan seperti diabetes, gangguan ginjal, hipertensi, stroke, maag, dan lain-lainnya.

“Saya tidak tahu, orang kita sekarang mengidap sakit berbahaya yang dulu jarang kedengaran namanya,” ungkap Aldo, seorang  aktivis di sebuah NGO internasional yang beroperasi di Nagekeo.

Selain itu, dia menambahkan, cukup sering terdengar ada orang Nagekeo ‘mati kaget’ dalam usianya dalam usia muda.

Memang, dalam banyak kasus, mati kaget (kematian mendadak) terjadi karena serangan jantung atau gagal jantung. 

Ketika berbincang perihal Kesehatan, seorang Nakes di Mbay mengatakan, “Analisa saya, ini berdasarkan observasi, belum ada penelitian, kesan bahwa orang  Nagekeo semakin banyak yang sakit dan mati muda, karena pola hidup, terutama pola makan yang semakin sembarangan,” ujar nakes yang biasa di sapa Mama Sisil.

Menurut dia, karena berbagai faktor, orang Nagekeo sekarang banyak mengosumsi makanan instan, atau juga makanan yang digoreng, dan bahan makan yang diawetkan. 

"Sekarang ini semakin jarang orang mengosumsi bahan makanan dari hasil pertanian organik atau yang diolah tanpa pupuk kimia, dan diambil langsung dari kebun. Beras yang dikonsumsi pun lebih banyak dari tanaman padi yang dipupuki secara kimia, tidak lagi yang padi yang  diproses secara alamiah,” ujarnya.

“Ayam pedaging pun dipelihara dengan pakan yang punya kandungan kimia. Dan, tidak jarang ikan yang dijual di pasar, terutama ikan asin, ada kemungkinan  diproses dengan bahan kimia.."

"Bahkan, ada yang bilang ada ikan asin yang didatangkan dari luar Flores diproses dengan bahan kimia berbahaya seperti formalin,” katanya menambahkan. (map) *** 
 

Editor: redaksi

RELATED NEWS