Misa Syukur Imam Baru RD Rion Mbango di Watukesu - Danga, Berlangsung Meriah

redaksi - Sabtu, 21 Oktober 2023 14:04
Misa Syukur Imam Baru RD Rion Mbango di Watukesu - Danga, Berlangsung MeriahImam Baru RD Rion Mbango didampingi ayah, ibu dan adiknya disambut sapan adat 'Bhea Sa' sesaat memasuki panggung Misa Syukur di Gang 6 Watukesu, Danga, Jumat (20/10). (sumber: MAP)

DANGA, MBAY (Katolikku.com) – Lebih dari 1,500 umat Paroki Stella Maris Danga, Mbay bersama sejumlah besar anggota keluarga, kerabat, dan kenalan menghadiri perayaan Misa Syukur Imam Baru, RD Yohanes Kristianto Rani Mbago (RD Rion Mbango), di Gang 6 Watukesu, Danga, Jumat, 20 Oktober 2023.

Perayaan Misa Syukur dipimpin RD Rion Mbango didamping oleh lebih dari 20 imam konselebran, dimulai pukul 08.00 pagi dan berakhir pukul 12.15 Wita.

Selain umat dan kaum keluarga dari imam baru, tampak hadir Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do bersama istri, Wakil Bupati Nagekeo Marsianus Waja bersama istri, Ketua DPR Nagekeo Marselinus F. Ajo Bupu, para pimpinan OPD dan Forkopimda, sesepuh Nagekeo Elias Djo bersama istri, puluhan suster, beberapa  frater dan bruder.

Misa syukur

Misa Syukur mengambil  tema dari motto imamat RD Rion Mbango yaitu ‘Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku’ (Filipi 4:13).

Sebelum memasuki tenda tempat berlangsungnya perayaan Misa Syukur, imam baru dan orangtuanya, bersama para imam konselebran disambut dengan 'Bhea Sa', sapaan adat yang dibawakan seniman adat, Simon Sawa asal Aekana, Nangaroro.

Kemudian, para imam menuju altar diantar oleh tarian yang dibawakan oleh para siswi SMPK Hanura, Danga.

RD Rion Mbango dalam Kata Pembukaan Misa mengatakan "saya bukan siapa-siapa. Saya sungguh menyadari bahwa kesanggupan saya untuk menjawab ‘ya’ terhadap panggilan Tuhan tidak terlepas dari campur tangan Tuhan, dan karena dukungan dari kaum keluarga dan semua sahabat kenalan.”

RD Martinus Ua yang menyebut khotbahnya sebagai nasehat spiritual untuk RD Rion Mbango dan seluruh umat yang hadir mengatakan, ‘imamat itu ibarat sebuah bola yang harus tetap kencang, dan siap dimainkan oleh seluruh umat untuk meraih sukacita dan kemenangan’.

Oleh karena itu,lanjutnya, RD Rion Mbango harus selalu menjadikan dirinya seperti sebuah bola  yang selalu kencang sehingga disukai dan siap dimainkan  oleh umat.

Sebab, jika bola itu kempis, ia akan ditelantarkan orang di salah satu pojok.

Pesan bagi imam baru
RD Rion Mbango adalah sulung dari tiga bersaudara dari ayah Melkhior Mbango dan ibu (+) Digna Christina Rosyem Rani dan ibu Theresia Mbena.

Elias Cima yang berbicara atas nama keluarga besar RD Dion Mbango menyampaikan rasa gembira karena keluarga besar RD Rion Mbango dari Nunudhele-Aekana, Nangaroro; Mataloko-Bajawa, dan Wekaseko telah mempersembahkan putra terbaiknya, RD Rion Mbango, untuk gereja Katolik.

‘RD Rion, sebagai keluarga, kami hanya berharap dan berdoa semoga Anda menjadi imam yang setia dan menjadi pelayan untuk semua orang,” ujarnya.

RD Aster Lado, Vikep Mbay mengatakan sebagai imam diosesan, RD Rion Mbango mesti selalu ingat bahwa istilah dioses’ adalah kata bahasa Yunani  dia + oikos  yang berarti ‘mengurusi rumah tangga secara menyeluruh’.

Jadi, sebagai imam diosesan, RD Rion Mbango harus selalu ingat bahwa tugas utamanya adalah menata rumah tangga gereja lokal Keuskupan Agung Ende sehingga menjadi  Kerajaan Allah bagi semua umat.

“Oleh karena itu, jadilah imam yang selalu hidup dan berkarya bersama umat untuk menghadirkan kasih Allah bagi dunia,” katanya.

Sementara itu,  Bupati Nagekeo dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada RD Rion Mbango yang berani menjawab panggilah Tuhan di tengah arus zaman yang penuh tantangan ini.

“Menjadi imam Katolik pada zaman ini sungguh jauh berbeda dengan zaman sebelumnya.Sebab pada zaman ini kebenaran tidak didasarkan pada data dan fakta, melainkan pada persespsi dan asumsi yang disebarkan secara massif melalui perangkat teknologi informasi dan media sosial,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, sebagai imam, RD Rion Mbango perlu lebih sering mengujungi umat dan berjumpa dengan sebanyak mungkin individu-individu supaya dapat menyampaikan kebenaran dan kabar gembira Injili secara lebih mengena.

“Pendekatan ke individu-individu itu juga menjadi salah satu cara alternatif untuk melawan arus informasi yang simpang siur melalui media sosial di tengah umat. Sebab sekarang ini, seseorang dapat memproduksi informasi hoaks dan isu-isu bernada kebencian lalu dengan mudah sekali menyebarkannya kepada orang lain melalui media sosial,” ujarnya.

Resepsi yang meriah

Usai Misa Syukur, panitia yang diketuai Elias Tae mengundang seluruh hadirin untuk menikmati makan siang sambil menyaksikan berbagai  atraksi seni tari dan nyanyi yang dibawakan oleh para siswa dari TK, SD, SMP dan SMA St Theresia, para siswa SD Yohanes Paulus II, para siswa SMP Hanura dan para siswa SMA Baleriwu Danga.

Setelah acara makan siang dan suguhan atraksi seni dari para siswa, pantia juga mempersilahlan para hadirin untuk mengekspresikan rasa gembiranya dengan menari tarian tradisional populer Ja’i dan Gawi.

Disambut umat, keluarga dan para siswa sekolah

Sebelum hari Misa Syukur, pada Kamis (19/10), pukul 14,00 Wita imam baru RD Rion Mbango bersama tiga rekan imam baru (RD Gabriel Posenti Sara, RD Falrerianus Noy, RD Roberto Onesimus Pati) dijemput oleh Panitia Misa Perdana, umat dan keluarga di gerbang kota, di Penginanga.

Keempat imam baru Keuskupkan Agung Ende tersebut ditahbiskan oleh Mgr Ewaldus Sedu, pada Kamis (12/10) di Gereja Katedral Ende.

 Kemudian, para imam baru diarak dengan mobil terbuka memasuki Kota Danga, Mbay diringi dengan musik tradisional ‘go laba’.

Arak-arakan rombongan imam baru bergerak menuju rumah Bapak Melkhior Mbango di Gang 6-Watukesu, melalui jalan-jalan utama Kota Danga, Mbay, dan menyinggahi sekolah-sekolah: SMA Negeri I Aesesa, SDI Waturedo, TK Pembina, Persekolahan St Thereseia, SDI Danga, SMK Gonzaga, SMA Baleriwu, SMPK Hanura, TKK Kuntum Mekar.

Sil Teda, salah satu anggota panitia Misa Perdana menjelaskan rombongan imam baru sengaja diarahkan untuk menyinggahi sekolah-sekolah sebagai bentuk promosi panggilan.

Oleh karena itu, pihak sekolah diminta kesediaan untuk menghadirkan para siswa untuk berkumpul dan menyambut para imam baru di halaman sekolahnya masing-masing.

Menurut pantauan jurnalis Katolikku.com,  ketika tiba di SDI Waturedu, para imam baru turun dari mobil.

Mereka disambut oleh para siswa dengan tarian dan musik 'go laba'. Selanjutnya, para imam baru itu menyalami para siswa satu per satu.

Di TK Pembina, para imam baru disambut dengan pembacaan puisi. Sementara para siswa TK berpakaian tradisional Nagekeo dengan antusias menyambut para imam baru.

Yang menarik, di TK Pembina, sebagian besar siswa, guru dan orang tua yang ikut mendampingi putra-putrinya, beragama Islam.

Selanjutnya, di SMA Therisia yang berjarak sekitar 50 meter dari TK Pembina, para imam baru disambut dengan aktrasi Drum Band.

Mikhael Angelo, salah satu anggota panitia Misa Perda bersaksi bahwa rombongan imam baru baru tiba di rumah, sekitar pukul 18.00 wita.

“Jadi, prosesi penjemputan dan kunjungan ke sekolah menelan waktu sekitar empat jam lamanya,” ujarnya. (Sumber: www.katolikku.com).***

Editor: redaksi

RELATED NEWS