Terkait Intimidasi atas Wartawawan di Maumere, Jun Je Minta Maaf dan Mengaku Berada di Bawah Pengaruh Alkohol

redaksi - Kamis, 03 Februari 2022 13:20
Terkait Intimidasi atas Wartawawan di Maumere,  Jun Je Minta Maaf dan  Mengaku Berada di Bawah Pengaruh AlkoholSejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Sikka sedang berdikusi dengan Kepala Dinas PUPR, Fred Djen perihal tindakan intiminasi oleh seorang oknum ASN Dinas PUPR atas Elisabeth Mardat, wartawati Floresku.com, Rabu, 02 Ferbuari 2022. (sumber: Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) -Oknum Apartur Sipil Negara (ASN) yang diketahui bernama Jun Je yang bekerja sebagai Kepala Seksi Air Bersih pada Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Sikka akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf karena telah mengintimidasi wartawati media online Floresku.com, Elisabeth Mardat, pada Selasa, 01 Februari 2022, malam.

Permintaan maaf itu disampaikan Jun Je dihadapan beberapa wartawan yang bertugas di Kabupaten Sikka dan disaksikan oleh Bupati, Sikka Fransiskus Roberto Diogo, pada Rabu (2/2) di rumah pribadi Bupati Sikka, di Lingkar Luar,  Kota Maumere.

Jun Je mengaku bahwa pada saat melakukan hal itu, dirinya sedang dalam pengaruh alkohol dan tidak mengingat lagi kronologis kejadiannya.

"Saya bersalah,saya minta maaf sebesar-besarnya ke Mardat dan juga ke teman-teman semuanya," kata Jun Je.

Ketika ditanya lebih jauh mengenai alasan dirinya melakukan tindakan intimidasi kepada wartawati ataupun mungkin ada informasi-informasi lain terkait pernyataannya bahwa wartawan bisa dibeli dan bertanya soal integritas wartawan, Jun Je hanya menceritakan bahwa setelah pada pagi hari bersama seorang rekannya yang bernama Vicky Nego menjenguk rekan lainnya yang sedang sakit, dia bersama rekannya di telepon oleh Jimi Jalo dan pergi ke rumahnya Rudi Tie di Kilo 2, Kelurahan Kota Uneng. Di sana mereka minum minuman keras.

"Kami minum dari siang sampai malam," ungkap Jun Je.

Ketika ditanya soal pembicaraan pada saat itu oleh Bupati Sikka, Jun Je mengaku tidak mengingat lagi. 

"Terus tiba-tiba datang wartawan? Berarti itu inisiatif Albino Siku 'kah ? Albino panggil 'kan pasti ada yang suruh," tanya Bupati Sikka lagi.

Jun Je menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui hal itu. Ia  kaget melihat kedatangan Mardat dan wartawan senior Karel Pandu di lokasi itu.

Dia juga mengaku bahwa dirinya baru pertama kali bergabung dan minum bersama orang-orang yang dia sebutkan di atas. Namun,  tidak pernah mengetahui masalah yang sedang terjadi. 

Dia juga mengaku tidak mengetahui informasi apapun sebelum kejadian itu.

"Dorang (red: mereka) langsung duduk berhadapan dengan saya. Akhirnya kami mengobrol dan di luar kontrol (saya melontarkan) bahasa (sepbagaimana dikutip oleh media)," ujar Jun Je berasalan.

Namun ketika kembali ditanya alasan atau mungkin ada informasi lain yang diperoleh Jun Je sehingga dirinya melakukan tindakan intimidasi kepada wartawati Floresku.com, Jun Je berasalan dirinya tidak mengingat lagi.

"Saya tidak ingat lagi," kata dia.

Dia  mengaku hanya mengingat kejadian tersebut secara garis besar seperti yang diungkapkan oleh Elisabeth Mardat, wartawati media online Floresku.com pada berita sebelumnya.

Wartawan memaafkan, tapi kurang merasa puas

Terkait permintaan maaf Jun Je, sebagai manusia, sejumlah wartawan yang hadir memaafkan Jun Je. 

Namun, mereka masih mempertanyakan alasan Jun Je mengeluarkan pernyataan yang melecehkan profesi wartawan.

"Sebagai manusia, kami memaafkan dia. Tapi kami mempertanyakan alasan Jun Je mengeluarkan pernyataan itu karena dari tadi  kami belum mendengar alasan Jun Je atas pernyataan yang melecehkan profesi wartawan. Kami hanya ingi tahu,  wartawan mana yang bisa dibeli dan siapa yang membeli," ujar Albert Aquinaldo, wartawan media online florespedia.com/official partner Kumparan NTT.

Senada dengan Albert, wartawan media online Spektrum NTT.com, Oris Raga menyatakan bahwa dirinya merasa belum puas dengan permintaan maaf Jun Je karena substansi masalah atau pendasaran pernyataan Jun Je yang melecehkan profesi wartawan belum diungkap.

"Saya belum puas dengan permintaan maaf yang sudah disampaikan karena substansi persoalan yang tiba-tiba omong begitu itu belum dibongkar, sehingga saya belum puas," tegas Oris.

Hal senada juga disampaikan oleh Frans Dena, wartawan media online wartaterkni.com.

Namun, lagi-lagi Jun Je tidak bisa mempertanggungjawabkan pernyataan dan mengatakan dirinya tidak mengingat lagi kejadian tersebut karena dalam pengaruh alkohol saat kejadian.

Wartawan Sikka Bertemu Kadis PUPR

Sebelumnya, Rabu (2/2) pagi, puluhan wartawan yang bertugas di Kabupaten Sikka mendatangi Kantor Dinas PUPR Kabupaten Sikka dan bertemu Kepala Dinas PUPR, Fred Djen di ruang kerjanya dan menyampaikan perihal masalah tersebut dan meminta Kepala Dinas PUPR menghadirkan Jun Je, Kepala Seksi Air Bersih pada Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Sikka.

Setelah mendengar penyampaian wartawan yang disampaikan oleh wartawan senior, Karel Pandu dan Vianey Tinton, Kepala Dinas PUPR, Fred Djen mengakui bahwa Jun Je merupakan bawahannya. 

Namun dengan tegas mengatakan bahwa kehadiran Jun Je di tempat itu tidak mewakili atau atas nama Dinas PUPR Kabupaten Sikka.

"Dia hadir di sana bukan atas nama dinas. Juga bukan atas perintah dinas untuk  (dia) hadir di sana. Sehingga kalau minta  dia dihadirkan hari ini.  Jadi tidak mungkin dia dihadirkan di sini karena dia (lagi ada) di lapangan atau di mana, saya sendiri belum cek. Lagi pula  (dia bertemu dan berbicara kepada wartawan) sebagai pribadi. Jadi, bisa saya katakan dia sebagai oknum," tegas Fred Djen.

Namun dirinya berjanji akan berupaya memanggil dan berupaya mempertemukan wartawan dan Jun Je.

Setelah bertemu Kadis PUPR, puluhan wartawan lanjut bertemu dengan Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Sikka.

Senada dengan Fred Djen, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Sikka, Deni da Lopez juga berjanji akan memanggil Jun Je guna dimintai penjelasan terkait masalah tersebut. (Mardat).

Editor: redaksi

RELATED NEWS