Rokok
Senin, 05 September 2022 12:55 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
APAKAH Anda pernah dengar tentang “Hotel School?”
Istilah ini cukup banyak digunakan untuk promosi kursus perotelan bersertifikat untuk para lulusan SMA/SMK. Biasanya, kepada para lulusa itu diberikan kursus 1-2 tahun di bidang perhotelan. Mereka lalu diterjunkan untuk langsung kerja.
“Mereka bekerja tetapi taraf keterampilan mereka hanya sekadar operator yang selevel D1 dan D2. Mereka tidak bisa mencapai jabatan tertinggi meski sangat profesional karena ijazah mereka hanya SMA ditambah kursus yang selevel diploma”, demikian seorang pegiat perhotelan memberi kesaksian.
Pertanyaan yang timbul adalah apakah para lulusan SMA/SMK itu harus puas saja dengan sertifikat? Mengapa proses kerja mereka tidak ‘disertifikasi’ ke jenjang pendidikan formal seperti D4 (Sarjana Terapan?).
“Nah, stereotip inilah yang hendak diubah oleh Akademi Perhotelan Tunas Indonesia (APTI),” ujar Chaty Naftali, dosen sekaligus Ketua Program Studi Manajemen Perhotelan (D4), APTI Bintaro, Tangerang Selatan.
Hal ini pulalah yang mendorong Owner Hotel Paragon Jakarta, Hotel Paragon Bali dan Hotel Paragon Yogyakarta untuk memulai sesuatu yang berbeda.
Hal berbeda yang ingin dikembangkan oleh Owner Hotel paragon yaitu menjadikan Akademi Perhotelan sebagai sebuah “Hotel School”.
Melalui model ‘Hotel School’ para mahasiswa belajar sembari bekerja dengan porsi 70 persen praktik dan 30 persen teori.
Melalui model ini, para mahasiswa dapat meraih sejumlah kompetensi di bidang perhotelan yang diakui secara legal melalui Ijazah D4 atau Sarjana Terapan. Artinya, para lulusan Prodi Manajemen Perhotelan APTI akan mengantongi title “S.Tr.”
Sejatinya, niat hati dan gagasan Owner Hotel Paragon untuk mengembangkan ‘Hotel School’ sudah lama bersemi.
Niat dan gagasan itu laih dari pengalaman mengelola Hotel School selama puluhan tahun. Juga, setelah menimba pengalaman dan melakukan benchmarking pada sejumlah Akademi Perhotelan ‘top’ yang ada beberapa negara seperti di Inggris, Prancis, Kanada dan Hong Kong.
Setelah melakukan persiapan dan menjalani proses perijinan selama kurang lebih tiga tahun (sejak 2018), Kemendikbudristekdikti pun menerbitkan izin operasional untuk pendirian Akademi Perhotelan Tunas Indonesia (APTI) Bintaro Tangerang Selatan.
Izin bagi Yayasan Tunas Persada Nusantara untuk menyelenggarakan APTI tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 244/D/OT/2022 tertanggal 23 Agustus 2022.
“Izin ini merupakan sebuah proses panjang. Sejak 2018, ada niat serius untuk memulai proses ini. Syukur kepada Tuhan, setelah proses yang panjang itu, akhirnya kabar gembira itu datang dengan diserahkannya SK di LLDikti IV Bandung, pada Jumat, 2 September 2022 pkl 15.30,” ujar Rober Bala, S.Fil, M.A yang dimenjadi koordinator tim yang memproses perizinan itu.
Saat menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada 12 Ketua Badan Penyelenggara dan Pimpinan Perguruan Tinggi di Wilayah Banten dan Jawa Barat ini, Dr.M. Samsuri, Kepala LLDIKTI IV berpesan kepada Badan Penyelenggara yang menerima Izin agar bersungguh-sungguh menyelenggarakan pendidikan.
“Izin yang ada merupakan bukti restu dan pengakuan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kepada Badan Penyelenggaran. Dengan izin ini, Perguruan Tinggi Swasta (PTS), mendapat satus akreditasi Baik. Diharapkan, dalam beberapa tahun kemudian, paling ccepat dua tahun dan paling lambat 5 tahun, PTS yang hari menerima SK Pendirian sudah dapat mengajukan permohonan untuk peningkatan status akreditasi ”, demikian tegasnya.
Dari Hotel ke Akademi Perhotelan
Kehadiran APTI sebagai Hotel School sebenarnya merupakan hal yang berbeda dari kebanyakan akademi atau sekolah perhotelan.
Owner Hotel Paragon Jakarta dan Bali misalnya telah lama terlibat dalam dunia perhotelan. Ada aneka pengalaman mengelola hotel termasuk menerima siswa/ mahasiswa untuk melaksanakan magang.
Setelah melewati periode yang cukup panjang dan pengalaman yang mumpuni, akhirnya Owner, Heru Setiawan, memutuskan untuk mendirikan sendiri Akademi Perhotelan dengan model “Hotel School”.
Terkait rahasia lain dalam pengelolaan perhotelan, sarjan Teknik lulusan dari Jerman ini mengatakan, para pengelola hotel tidak saja mengetahui soft skill (berupa Food and Beverage, House Keeping, Room Management, dan Front Office), tetapi harus juga mengetahui struktur bangunan dan hotel dan perawatan terhadap gedung.
“Perawatan yang baik dan pemahaman tentang struktur bangunan akan memungkinkan adanya inovasi dalam hotel tersebut”, demikian Presiden Direktor dari PT Kerta Angsana yang membawahi Hotel Paragon Jakarta ini.
Kekutan lain dari APTI – HPJ adalah adanya penerpaan Hotel School dengan pembelajaran hampir 70 persen diselenggarakan di Hotel. Dengan demikian para mahasiswa tidak lagi berkutat pada teori atau sekadar praktik pada ‘show room’ seperti di banyak Akademi atau Sekolah Perhotelan. Di APTI, ‘my hotel is my laboratory’.
Terbuka untuk ABK dan Karyawan
Akademi Perhotelan yang terletak di Jl. Raya Jombang no 18 Bintaro Sektor IX serta tempat praktik di Hotel Paragon Jakarta yang terletak di Jl. KH. Wahid Hasyim No.29, RT.14/RW.6, Kb. Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340, Indonesia, memiliki tiga kategori.
Pertama, kelas reguler diselenggarakan di 2 tempat yaitu: Kampus (Jl. Raya Jombang no 18 Bintaro Sektor 9) dan Hotel Paragon Menteng Jakarta. Para siswa akan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di Hotel menangani bidang FB, House Keeping, dan Front Office.
Mereka akan melakukan alur: belajar – refleksi – belajar – refleksi. Apa yang dialami di tempat kerja kemudian direfleksikan dalam kelas dan selanjutnya akan diperbaiki.
Atas pola seperti ini maka pembelajaran praktik yang diselenggarakan di Hotel Paragon misalnya akan melewati proses perkenalan (pertemuan 1 – 3), selanjutnya praktik di bidang pilihan (4 – 7) dan selanjutnya UTS pada pertemuan 8. Pada pertemuan 9 – 14, adakan ada cross teaching-learning di mana mahasiswa akan saling belajar pada bidang berbeda dibimbing oleh temannya yang sudah mendalami bidang tersebut. Kegiatan ini akan diakhiri dengan laporan yang sekaligus menjadi ujian bagi mahasiswa.
Kedua, untuk karyawan hotel yang ingin menjadi sarjana terapan, juga dibuka peluang untuk mengembangkan ilmunya dengan belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar.
Para mahasiswa akan melaksanakan model pembleajaran asinkronus di mana mereka bisa mengakses pembelajaran anytime, anydevice, dan anywhere.
Dengan kemudahan itu mereka bisa belajar melengkapi model yang diberikan.
Berkenaan dengan itu, para mahasiswa APTI akan memiliki tutor atau pendamping di hotel dimana ia bekerja.
Meski demikian mereka akan melakukan praktik pada hari Sabtu – Minggu di Hotel Paragon. Proses seperti ini akan sangat sejalan dengan Kampus Merdeka di mana para mahasiswa dapat mengonversi pengalaman bekerja menjadi SKS.
Ketiga, APTI juga membuka untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sebagaimana namanya, banyak anak ABK yang sangat telaten dan serius mendalami satu pekerjaan.
Untuk para mahasiswa ABK, APTI akan mendesain dan menerapkan proses pembelajaran yang khusus, dimana mahasiswa ABK akan mendapat pendampingan khusus, baik dari sisi pedagogis maupun psikologis. Sasarannya adalah setiap ABK dibantu untuk fokus dan mengembangkan kompetensi pada satu bidang sesuai minatnya. Dengan begitu mereka diharapkan akan menjadi sangat cekatan dan profesional pada bidangnya.
Bagi APTI, pendampingan bagi ABK bukanlah hal yang baru. Sebab Sekolah Tunas Indonesia yang menjadi basisnya, sejak berdiri tahun 1996, sudah terkenal sebagai sekolah inklusi.
“Pengalaman itulah yang membuat APTI dan Yayasan memiliki keyakin atau rasa percaya diri untuk mendampingi ABK secara sangat profesional,” ujar Rober Bala.
Kuliah 17 Oktober 2022
APTI Hotel School akan memulai kuliah berbeda dari perguruan tinggi umumnya. Hal ini dilakukan selain karena SK baru diterima 23 Agustus, tetapi juga karena memang sengaja direncakanan untuk memungkinkan mahasiswa yang belum diterima di Perguruan Tinggi lain memiliki waktu memutuskan untuk kuliah.
Yang menarik, APTI juga menawarkan beasiswa penuh mencakup SPP dan SKS untuk 5 (lima) mahasiswa berprestasi tetapi berasal dari keluarga tidak mampu.
Beasiswa itu berlangsung selama 4 tahun sampai tamat, tentu saja dengan syarat agar penerima beassiwa dapat menjaga IP tidak kurang dari 3.00.
Ada juga beasiswa 100 persen SPP untuk 10 siswa pendaftar pertama.
Kesempatan inilah yang dapat dimanfaatkan oleh calon mahasiswa untuk secepatnya menguploadkan data-datanya ke link pendaftaran: bit.ly/3Sc2mev
Sekali lagi diharapkan agar mahasiswa dapat memanfaatkan peluang ini untuk segera mendaftar dan tidak sampai terlambat.
Mendengar informasi ini, seorang bapak yang pernah berencana mendaftarkan anaknya untuk masuk ke program D4 Perhotelan di sebuah Sekolah Tinggi Pariwisata di Jakarta merasa sangat tertarik, karena biaya kuliah yang ditawarkan APTI, sangat murah.
“Untuk dapat kuliah di Perhotelan dibutuhkan minimal 35 juta pada semester pertama. Hal itu sangat berbeda dengan APTI yang dengan kualitas yang sama hanya meminta Rp 16.900.000 di semester awal (itupun bisa dicicil 3x),” ujarnya.
Bahkan untuk dana tersebut (Rp 16.900.000), para calon mahasiswa masih berpeluang mendapat potongan SPP 100% (Rp 6.000.000) sehingga hanya membayar Rp 10.900.000 saja pada semester pertama.
Dan yang lebih menarik lagi, bila berhasil menjadil (lima) 5 terbaik, maka masih dipotong Rp 7.500.000 sehingga hanya membayar Rp 3.400.000.
Jadi, bagi para lulusan SMA/K yang belum sempat kuliah, jangan sampai ketinggalan untuk manfaatkan kesempatan ini sebelum terlambat di APTI HOTEL SCHOOL Menteng – Bintaro. (RB, 05 September 2022).