Minggu, 02 Oktober 2022 13:03 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MALANG (Floresku.com) - Pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) malam berujung kerusuhan yang menimbulkan ratusan korban jiwa.
Kerusuhan dipicu kekalahan Arema di kandangnya oleh Persebaya 2-3. Akibat kerusuhan ini dilaporkan lebih dari 150 dan meninggal dunia, termasuk dua di antaranya anggota polisi.
Kesaksian seorang suporter
Salah satu Aremania (suporter Arema FC), Rezki Wahyu membeberkan kronologi tragedi kelam tersebut lewat akun Twitternya @RezqiWahyu.
“Assalamu'alaikum, Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya.”
“Yang kedua syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi di sini," tulis dalam postingannya, Minggu, (2/10).
Dalam postingan, Rezki mengatakan dari awal masuk stadion kondisi pemain sedang pemanasan. Semua berjalan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB.
Rezki menjelaskan, babak kedua berlanjut dan Persebaya berhasil mencetak gol ketiganya.
Pada saat itu pun kata dia para punggawa Arema FC terus menggempur pertahanan Persebaya namun tak ada gol yang tercipta.
"Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya," tulis Rezki.
Hingga wasit meniup Pluit panjang, tanda berakhirnya pertandingan Arema tak bisa menyamakan kedudukan alias kalah.
"Disinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa," tulis Rezki lagi.
Rezki membahkan, ketika itu tampak pelatih Arema dan manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur permintaan maaf ke arah supporter.
Namun, satu orang suporter dari arah tribun selatan nekat masuk ke lapangan. Dia mendekati Bek Arema FC Sergio Silva dan kiper Adilson Aguero dos Santos.
"Sepertinya ia ingin memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," tulis Rezki.
Aksi soputer itu dikuti oleh ratusan supporter lainnya, Mereka membanjiri lapangan. Dari sinilah kerusuhan berkembang sehingga menjadi tak terkendali.
Keterangan Polisi
Sementara itu, media Solo.Suaramerdeka.com mencatat kronologis peristiwa berdarah di Kanjuruhan versi polisi berdasarkan pers rilis yang beredar di kalangan media:
Pers rilis itu menyebutkan, pada pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh suporter aremania dari atas tribun dengan botol air mineral dan lain lain.
Pukul 22.00 WIB saat pemain dan official Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang. Oleh petugas keamanan di lindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti pemain.
Suporter aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan.
Oleh karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter aremania yang menyerang tersebut.
Kemudian supporter Aremania yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion. Selanjutnya pihak keamanan masuk ke dalam loby dalam stadion kanjuruhan dan standby di loby depan pintu VIP.
Sekitar pukul 22.30 WIB saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya dengan menggunakan Rantis dan pengawalan akan bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan, suporter Aremania menghadang.
Mereka meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion Kanjuruhan serta melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain lain.
Kemudian aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan.
Selanjutnya Aremania yang mengadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata.
Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.
Akibat kejadian tersebut banyak suporte Aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka.
Aremania yang mengalami luka luka dan sesak nafas dirawat ruang Medis Stadion Kanjuruhan.
Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, selanjutnya korban dibawa ke beberapa Rumah Sakit di wilayah Kepanjen seperti RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya. (Silvia). ***