Kamis, 26 Mei 2022 09:18 WIB
Penulis:MAR
Editor:MAR
JAKARTA (Floresku.com) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam tiga tahun berturut-turut, anggaran Perlindungan Sosial (Perlinsos) mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan peningkatan risiko global yang berdampak pada ekonomi nasional.
Oleh karena itu, kata dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah melaksanakan fungsinya sebagai shock absorber (bantalan) untuk melindungi masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi. Sehingga bisa memberikan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Langkah-langkah yang dimaksud antara lain program perlindungan sosial dalam bentuk penebalan bantuan sosial, yaitu dengan memberikan tambahan bantuan sosial ke masyarakat yang paling rentan, serta kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pedagang kaki lima di bidang pangan dalam menghadapi pukulan kenaikan harga pangan dunia.
Tercatat sampai dengan 30 April 2022, realisasi anggaran perlinsos sebesar Rp129 triliun. Hal ini dipengaruhi oleh percepatan penyaluran bansos pada bulan lalu, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), peningkatan realisasi subsidi BBM dan LPG, serta peningkatan realisasi BLT Desa.
“Realisasi ini merupakan kombinasi dari bansos reguler dengan bansos yang berhubungan dengan pemulihan ekonomi,” kata Menkeu dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu, 25 Mei 2022.
Kemudian, wanita yang akrab dipanggil Ani ini menjabarkan bagaimana kinerja Belanja Kementerian/Lembaga (K/L). Perlinsos telah dimanfaatkan untuk kementerian sosial melalui penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap II kepada 10 juta keluarga, bantuan kartu sembako untuk 18,8 juta keluarga, dan BLT kepada 19,3 juta keluarga.
Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyalurkan bantuan iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada 84,9 juta jiwa.Sedangkan anggaran perlinsos melalui kinerja belanja transfer ke daerah dan dana desa meningkat dimanfaatkan untuk penyaluran BLT Desa kepada 6,1 juta keluarga sebesar Rp7,5 triliun.
Adapun kinerja Belanja non K/L meningkat yang akan dimanfaatkan untuk realisasi subsidi LPG sebesar Rp30,5 triliun dan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp7,7 triliun.
“Jadi, jika dilihat perlinsos melalui APBN akan memberikan perlindungan sosial yang sangat tinggi, terutama pada masa-masa pemulihan ekonomi di kuartal satu sampai dengan bulan April,” tutup Ani.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Desi Kurnia Damayanti pada 26 May 2022