Banjir Bandang
Kamis, 08 April 2021 16:36 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menyatakan bahwa Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, telah menetapkan status tanggap darurat terhitung mulai 6 April sampai dengan 5 Mei 2021.
Status keadaan tanggap darurat bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang di Provinsi NTT ditetapkan melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021.
"Penetapan keputusan ini diambil berdasarkan dampak dari siklon tropis seroja di Kota Kupang dan 21 Kabupaten dalam wilayah NTT sejak 2 April sampai dengan 5 April 2021," ujar Raditya dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (8/4/2021).
Raditya menyatakan dengan adanya penetapan keputusan tanggap darurat ini diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana di wilayah NTT.
Menurut dia, berdasarkan data yang berhasil dihimpun BNPB hingga Rabu (7/4/2021) malam, total korban jiwa di beberapa kabupaten dan kota terdampak berjumlah 138 jiwa.
Untuk korban meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur sebanyak 67 jiwa, Lembata 32 jiwa, Alor 25 jiwa, Kupang lima jiwa, Malaka empat jiwa, Sabu dua jiwa, serta di Ngada, Ende dan Kota Kupang masing- masing satu jiwa.
Sedangkan korban hilang, total dari laporan pertemuan koordinasi berjumlah 61 jiwa. Rincian sebagai berikut Kabupaten Lembata 35 jiwa, Alor 20 jiwa dan Flores Timur enam jiwa.
Sementara untuk kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 688 unit, rusak sedang 272 dan rusak ringan 154.
Upaya penanganan darurat pun masih terus dilakukan seperti pencarian dan evakuasi korban, pelayanan warga di pengungsian, pendistribusian bantuan dan pendataan maupun pembukaan akses yang terisolisasi.
Sejumlah helikopter juga sudah dikerahkan ke lokasi terdampak. Operasi udara ini didukung oleh Satuan Tugas TNI AU yang juga memfasilitasi pengiriman bantuan dari pihak donatur maupun relawan medis ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dengan transportasi darat.
"Dengan menjaga sinergitas ini, diharapkan penanganan bencana banjir bandang, tanah longsor dan gelombang pasang bisa dilakukan dengan baik dan tepat," ujar dia. (IP/EKL)
10 bulan yang lalu
3 tahun yang lalu