DPRD dan Pemda Flotim Mampu Beli Mobil Rp 3,2 Miliar, Tapi Tak Mampu Ganti Atap Rumah Korban Erupsi

Kamis, 17 Oktober 2024 07:59 WIB

Penulis:redaksi

atap ruma.jpeg
Kondisi atap rumah warga yang rusak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (Paul Pemulet)

LARANTUKA (Floresku.com) -Publik Flores Timur sudah tahu dengan kesepakatan DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur soal pengadaan lima unit mobil baru seharga Rp 3,2 miliar untuk tiga pimpinan DPRD serta Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029.

Tak tanggung-tanggung, lima mobil baru dengan harga fantastis itu dibeli, kendati masih banyak kebutuhan urgen masyarakat.

Satu diantara kebutuhan urgen itu adalah perhatian pemerintah bagi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-kaki yang kian menderita selama sepuluh bulan terakhir.

Atap rumah warga di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang sudah rusak berat. Berdasarkan identifikasi BPBD Flores Timur, kerusakan di tujuh desa terdata 2.366 rumah.

Ironisnya, korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki hanya diberikan bantuan stimulan berupa pengadaan atap seng sebesar Rp 800 juta. Bantuan ini bahkan tak menyentuh semua korban terdampak.

Kepala Dinas (Kadis) Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Flores Timur, Eduard Fernandez, mengaku bantuan Rp 800 juta dalam bentuk barang diprioritaskan bagi korban rentan yang tinggal dalam keadaan atap rusak berat.

"Anggaran yang ada tentunya tidak signifikan membantu semua. Butuh anggaran besar, maka kita minta kepala desa memastikan prioritas rumah yang harus dibantu. Tentunya memperhatikan tingkat kerusakan, lalu aspek lain seperti kaum rentan, ibu hamil, orang cacat, anak-anak kecil. Itu menjadi kriterianya," ujar Eduard, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Kenyataan ini menambah kekecewaan publik khususnya korban bencana. Namun apa boleh buat, Lembaga DPRD masa bhakti 2019-2024 bersama Pemerintah Daerah sudah sepakat.

Meski demikian, banyak pihak menilai para pengambil keputusan terkesan boros bahkan tak memprioritaskan kepentingan publik, apa lagi kondisi keuangan daerah yang terbatas.

"Uang dinas ada, lalu tunjangan bagi mereka juga sangat mendukung. Tapi kenapa harus beli mobil baru lagi," sesal Direktur Yayasan Ayu Tani Mandiri, Thomas Uran.

Kekesalan warga tak bisa terbendung hingga mereka meminta kebijaksanaan pemerintah terhadap nasib ribuan manusia yang bertahan di dalam rumah yang penuh lumpur.

Warga nyaris tak bisa tidur semalaman karena harus membersihkan rumah. Tetesan lumpur itu melumuri tempat tidur dan seisi perabot lainnya sesaat setelah hujan deras, Rabu, 17 Oktober 2024 malam.

"Atap sudah bocor, tidak bisa buat apa-apa kalau hujan. Setiap kali hujan, kami selalu tidak tidur. Tolong perhatikan nasib kami," pinta Rosalia Onan, warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang.

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Floree Timur, Ferdinandus Frederik Ama Bolen, belum lama ini membeberkan ikhwal lima unit mobil baru tersebut.

Dia merincikan, ketiga pimpinan DPRD baik Ketua dan dua Wakil Ketua masing-masing mendapatkan mobil baru. Harga satuannya Rp 600 juta sehingga tiga unit mobil menelan dana Rp 1,8 miliar.

Sementara mobil baru bagi Bupati seharga Rp 700 juta dan Wakil Bupati Rp 620 juta. Kelima mobil ini menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 3,2 miliar.

"Ada alokasi anggaran untuk pengadaan mobil baru," katanya kepada awak media beberapa waktu lalu. (Paul Pemulet). ***