Ekonomi Indonesia
Sabtu, 20 Februari 2021 22:11 WIB
Penulis:Redaksi
Jakarta: Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meyakini prospek ekonomi Indonesia di masa depan cukup menjanjikan. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini di nomor empat setelah China, Vietnam dan Korea Selatan.
Menko Airlangga mengungkapkan hal itu ketika berbicara pada acara The 20th Indonesia Capital Market Student Studies yang diselenggarakan secara virtual, pada Kamis (18/2).
Menurut Arilangga pertumbuha ekonomi Indonesia terjadi karena upaya pemulihan ekonomi nasional yang sudah berada dalam jalur yang benar.
“Di tengah pandemi, investasi di Indonesia masih meningkat yaitu Rp 826,3 triliun walaupun masih berada di bawah target Rp 900 triliun,” katanya.
Dari segi capital market, Indonesia mengalami pertumbuhan. Bursa Efek Indonesia dalam siaran persn (11/2) mengungkapkan selama periode 8—11 Februari 2021, Pasar Modal Indonesia mencatatkan pergerakan data perdagangan yang ditutup bervariasi. Kapitalisasi pasar mengalami peningkatan sebesar 1,19 persen atau sebesar Rp7.328,913 triliun dari Rp7.242,985 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian, peningkatan juga dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,15 persen atau berada pada level 6.222,521 dibandingkan penutupan pekan lalu yang berada pada level 6.151,729.
Rata-rata frekuensi harian bursa selama sepekan berubah 10,92 persen menjadi 1.348.598 kali transaksi dari 1.513.882 kali transaksi sepekan sebelumnya. Lalu, rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan berubah 17,66 persen menjadi Rp14,870 triliun dibandingkan pekan lalu sebesar Rp18,059 triliun. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian mengalami perubahan 24,77 persen menjadi 15,088 miliar saham dari 20,056 miliar saham pada pekan lalu. Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp14,40 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 mencatatkan beli bersih sebesar Rp14,558 triliun.
Menurut Airlangga, meskindalam kondisi pandemic Covid-19 belakangan ini rupiah mengalami perbaikan sehingga setara dengan berbagai financial currency di negara-negara ASEAN.
Kemudian, dari segi equity, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19 telah mengalami pemulihan yaitu pada level 6000. Harga komoditas ini didorong antara lain oleh kelapa sawit yang all time high. Ini membantu nilai tukar pekebun Indonesia.
“Berbagai sektor di capital market sudah lebih baik dari pada awal tahun 2020 sehingga ini menambah keyakinan pereknomian kita positif," ujarnya.
Arilangga menambahkan, pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Sementara itu, dalam laporannya yang bertajuk Global Economic Prospects edisi Januari 2021, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini sebesar 4,4% atau 0,4 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juni lalu. IMF juga merevisi turun prospek pertumbuhan output ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 1,3 poin persentase lebih rendah dari proyeksi Oktober 2020. Dalam laporan IMF pertumbuhan PDB RI diramal naik 4,8% tahun ini. (BS/MA)
6 bulan yang lalu