Enam Fakta Terkait Aksi Keji Randy yang Tega Menghabisi  Lael Hingga Batok Kepalanya Pecah

Sabtu, 04 Desember 2021 13:24 WIB

Penulis:redaksi

astri222.JPG
Korban pembunuha sadis di Kupang, Astri (30) dan Lael (1) (Istimewa)

KUPANG (Floresku.com)- Nasib tragis yang dialami Astri Manafe (30) dan putrinya Lael Maccabee (1) di Kota Kupang, telah menyita  perhatian dari masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa pekan terakhir. 

Kisah ini memuncak ketika RB alias Randy si pelaku perbuatan terkutuk itu menyerahkan diri kepada polisi, Kamis, 02 Desember 2021 lalu. 

Melansir sergap.id, sebelum menyerahkan diri dan mengaku sebagai pembunuh kedua korban, Randy sudah beberapa kali diperiksa polisi sebagai saksi. 

Awalnya dia diperiksa penyidik Polsek Alak, Polres Kupang Kota. Dalam sejumlah rangkaian pemeriksaansebagai saksi, Randy bersikukuh tidak membunuh Astri dan Lael, anak biologisnya itu.

Namun, pada Kamis (2/12) pagi, keterangan Randy berubah. Kepada penyidik Polsek Alak, Randy mengaku, dirinya yang membunuh Astrid, karena jengkel melihat Astrid mencekik Lael.

Randy mengatakan, dia membunuh Astri karena Astri mencekik Lael. Artinya, untuk membela Lael,  Randy menghabisi Astri.

Keterangan ini tentu menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, kondisi jasad Lael tidak  jauh lebih buruk dari apa yang dijelaskannya. 

Artinya, jika Lael meninggal karena lehernya dicekik Astri, lalu mengapa batok kepala Lael pecah? 

Entah roh jahat jenis apa yang merasuki Randi sehingga tega menghabis Astrid dan lale dengan cara sangat keji.

Enam fakta terkait pembuhan keji

Melansir beritaheboh.xyz, berikur enam  fakta yang mengindikasikan kekejian tersebut.

Sebelum Ditemukan meninggal, Korban Dijemput Teman Pria, diduga akan jadi saksi Kunci

1. Jack M (45) mengakui Astri dan bayinya dijemput teman dekatnya, lalu hilang

Kisah tragis Astri dan Lael bermula dari cerita Jack M (45) yang adalah kakak Astrid sendiri.

Jack menuturkan adiknya, Astri  dan keponakannya Lael berusia 1 tahun, pergi dari rumah orangtua mereka sejak 27 Agustus 2021 sekitar pukul 20.00 Wita, malam.

Waktu itu, kata Jack lagi, Astri mengenakan baju kaos putih, celana pendek jeans dan memakai tas samping. Sementara Lael mengenakan celana rajutan, topi putih kotak-kotak merah, jaket jeans dan baju biru. Rambut gondrongnya dikucir.

Menurut Jack, Astri dan L dijemput AR (30), teman dekat Astri. Sebelum berangkat, AR sempat pamit ke ibu Astrid, mengaku hanya ingin jalan-jalan.

Jack mendapat informasi bahwa AR membawa kedua korban ke kamar kos BY di belakang Pasar Oebobo, Kelurahan Fatululi, Kota Kupang. 

Saat berada di kos BY, seorang pria menelepon lalu datang menjemput kedua korban dengan mobil. 

Jack menduga adik dan ponaannya itu dijemput R yang adalah mantan pacar korban dan ayah biologis Lael. Setelah itu, Jack tidak mendapat kabar apa pun tentang Astrid dal Lael.

"Kami putus komunikasi dengan Aastrid sejak akhir Agustus hingga ada berita penemuan jenazah ibu dan anak pada akhir Oktober lalu," ujar Jack sebagaimana diberitakan sejumlah media. 

Berdasarkan cerita Jack tersebut AR, BY dan R adalah orang-orang yang yang terakhir kali bersama-sama dengan kedua korban.

2.Toto dan Obet, operator eksakavator menemukan jasad tak dikenal

Drama tragis kematian Astri dan Lael dimulai oleh temuanSemi Leonard Toto (21) dan Obet Nego Benu (29) operator eksavator yang sedang mengerjakan penggalian tanah untuk menanam pipa instalasi air bersih di wilayah RT 01/RW 01, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang

Awalnya kondektur eksavator Semi Leonard Toto (21), menginformasikan kepada Obet bahwa ada bangkai binatang yang terbungkus plastik hitam di bekas galian. Selain mengeluarkan bau tidak sedap, kantong plastik itu dikerubuti banyak lalat.

Obet kemudian memindahkan bungkusan plastik dengan menggunakan eksavator.

Kemudian dia berusaha membuka bungkusan. Betapa kagetnya Obet ketika mengetahui isi kantong plastik ada sepasang kaki manusia. 

Selanjutnya Obet menghentikan pekerjaan dan menghubungi Penanggung Jawab Proyek, Feri dan melaporkan ke Polsek Alak.

Keterangan lain dari Pelaksana Proyek PT Nindya Karya Nur Hidayat menjelaskan bahwa proyek penggalian pipa air di lokasi tersebut sudah dikerjakan sejak 19 Oktober 2021.

Namun pada 24 Oktober pekerjaan dihentikan karena eksavator yang digunakan berukuran kecil sehingga tidak dapat menggali lubang saluran air sesuai kedalaman yang ditentukan. Selama 25-28 Oktober tidak ada kegiatan pekerjaan di lokasi.

Pekerjaan dilanjutkan pada Jumat 29 Oktober 2021 dengan menggunakan eksavator lebih besar yang dioperasikan Obet Nego Benu. Eksavator sebelumnya digeser ke wilayah Desa 

2. Dikuburkan di area hutan, jauh dari pemukiman warga

Tempat kerjadi perkara (TKP) kantong plastik berisi  jasad ‘tak dikenal’ itu ditemukan di area hutan,  berjarak ratusan meter dari jalan raya, jauh dari pemukiman warga. 

Di lokasi itu terdapat banyak pohon besar. Ada juga gundukan tanah.

"Kami duga lubang ditemukannya kedua mayat itu hasil galian besi galing (linggis). Kami duga itu lubang digali pakai linggis dan diperkirakan ukuran lebar lubang 50x60 cm dan dalamnya 60-70 cm," sebut Obet yang .

Obet menuturkan, saat melakukan penggalian saluran pipa memggunakan eksavator, lubang saluran yang digali cukup dalam sehingga kantong plastik berisi dua mayat disamping saluran dapat terlihat.

3. Polisi memeriksa lebih dari 20 orang saksi

Semenjak mendapat laporan penemuan jasad oleh Obet dan Toto, pihak kepolisan langsung beraksi melakukan penyidikan.

Humas Polda NTT mengatakan, hingga 25 November 2021, Polisi sudah memeriksa 24 saksi. Kesemuanya diduga mengetahui asal mula dan kegiatan sehari-hari korban.

4. Polisi sita 3 HP, satu unit mobil, dan sebuah linggis, serta topi dan buku anak kecil 

Dalam proses penyidikan, penyidik Polda NTT juga telah mengamankan sejumlah barang bukti. Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, dari hasil pemeriksan, penyidik mengamankan 3 unit hand phone (HP), 1 unit mobil, 1 batang linggis dan pakaian milik korban. 

Ketiga HP dimaksud merupakan milik saksi. Selain itu ditemukan topi dan buku anak kecil. Meski begitu, status jasad yang ditemukan masih merupakan misteri.

5. Hasil tes DNA 

‘Misteri’ kemudian terkuat ketika hasil tes DNA (deoxyribonucleic acid) memastikan bahwa jasad membusuk yang ditemukan Obed dan Toto adalah Astrid dan Lael. 

Hasil DNA diperoleh pihak keluarga pada Rabu (24/11). 

"Puji Tuhan, semua doa kita terkabul. hasil DNA sudah ada dan positif Astrid dan Lael. Saat ini sampai besok, keluarga persiapan ambil jenazah dan penguburan," kata Jack Manafe Rabu (24/11) malam sebagaimana dikutip katantt.com (25/11).

6. Kedua Korban Diserahkan kepada keluarga untuk Dikuburkan

Setelah beberapa waktu diamankan dalam ruang Jenazah RS. Bayangkara Titus Ully, akhirnya kedua janazah sudah diserahkan kepada keluarga dan sudah dikuburkan pada 25 November 2021.***