Yesus
Sabtu, 30 November 2024 12:41 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule SVD
(Minggu Adven IC: Yer 33:14-16; 1Tes 3:12 – 4:2; Luk 21:25-28.34-36)
Ketika berada di Terminal Bus, Kereta Api atau di Ruang Tunggu Bandar Udara, kita dapati orang-orang yang sedang menunggu. Setiap orang sibuk dengan urusannya.
Mungkin ada yang mengirim SMS; ada yang periksa jadwal keberangkatan; ada yang membaca Koran; ada yang bermain game, atau menulis sesuatu di Hp-nya, dan lain-lain.
Setiap orang berusaha mengisi waktu menunggu itu dengan melakukan sesuatu yang berharga. Sebab jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka waktu itu akan berlalu dan hilang tanpa bekas dan tanpa makna.
Hari ini kita memulai masa adven, yakni masa penantian dan persiapan untuk merayakan Natal.
Akan tetapi, pergantian masa liturgi terkadang dirasakan sebagai sesuatu yang lumrah dan tidak punya pesan apa-apa. Itulah sebabnya rutinitas dapat menimbulkan kurangnya dinamisme, entusiasme, kegembiraan dan aspek pesta dari perayaan-perayaan kita. Rutinitas dapat mematikan semangat hidup.
Oleh karena itu, mari kita membuka diri dan mengangkat hati di hadapan Allah untuk memohonkan rahmat-Nya agar masa liturgi ini menjadi kesempatan di mana kita dapat mengalami kehadiran Tuhan yang menyelamatkan.
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk mengisi masa adven dengan persiapan diri untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus, Almasih dan Juruselamat.
Di tengah kehidupan bangsa Israel yang dijejali aneka ketidakberesan dan ketidakadilan, Nabi Yeremia membangkitkan harapan untuk menyambut Tuhan yang datang guna menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh umat manusia, (bdk. Yer 13:15).
Santo Paulus meminta kita untuk mengisi masa adven dengan usaha meninggkatkan kesucian hati berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah sendiri sehingga pada saat Tuhan datang kita didapatkan dalam keadaan suci dan tak bercela, (bdk.1Tes 3:13).
Yesus meminta agar menjaga diri terhadap pesta pora, kemabukan dan kekhawatiran hidup sehari-hari, seperti kecemasan berlebihan tentang makanan, minuman, pakaian, rumah dan urusan-urusan dunia lainnya, (bdk. Luk 21:34).
Karena itu, bagi kita jalan tepat untuk menyambut kedatangan Tuhan adalah berjaga-jaga sambil berdoa, (bdk. Luk 21:36).
Mengapa Yesus mengajak untuk berjaga-jaga sambil berdoa?
Doa dan berdoa mengungkapkan kekecilan dan ketidakberdayaan kita. Melalui doa kita ungkapkan kebergantungan sepenuhnya pada Allah sebab tanpa Allah kita tidak berarti apa-apa.
Doa adalah tanda iman dan penyerahan diri kepada Allah. Orang yang tidak pernah berdoa bisa berarti dia tidak beriman dan tidak membutuhkan Tuhan, meski ia telah dibaptis dan sebut diri sebagai orang beriman.
Karena itu, kita perlu belajar berdoa secara benar sebab hidup doa yang baik dapat menjadi jaminan kebahagian bagi orang beriman. Doa yang benar lahir dari keputusan hati yang bebas, tanpa paksaan atau berdoa karena aturan dan kewajiban. Atau berdoa karena takut dihukum dan masuk ke dalam neraka.
Dalam doa kita berbicara kepada Bapa dan berdialog dengan-Nya. Atau kita sekedar berdiam diri di hadapan Allah untuk mendengarkan Dia berbicara kepada kita. Ingat, kendatipun Yesus begitu sibuk, Ia selalu luangkan waktu khusus untuk berdoa dan berdialog dengan Bapa-Nya, khususnya ketika berhadapan dengan peristiwa-peristiwa penting hidup-Nya.
Selain itu, kita juga diminta untuk hayati doa bersama atau doa komunitas: perayaan ekaristi harian, ekaristi pada hari minggu dan hari-hari raya, ibadat, pertemuan doa dan syering Kitab Suci di KBG dan Lingkungan.
Doa bersama menjadi kesempatan untuk mengungkapkan iman secara bersama, yakni iman umat yang sedang berziarah bersama menuju Bapa. Ibadat bersama menjadi tanda bahwa kita merupakan sebuah keluarga besar yang saling mendukung dalam iman dan kasih, dan saling bekerja sama.
Karena itu, masa adventus menjadi kesempatan istimewa untuk berdoa secara intensif. Mungkin sepanjang tahun kita jarang berdoa atau jarang terlibat dalam perayaan ekaristi maka adventus menjadi waktu khusus dan intensif untuk berdoa baik secara pribadi maupun dalam ibadah bersama dan perayaan ekaristi.
Semoga kita sungguh siap menyambut Tuhan yang dan datang. Dan semoga kita didapati-Nya dalam keadaan suci dan tak bercela!
Kewapante, 01 Desember 2024. ***
sehari yang lalu