HOMILI, Minggu, 02 Maret 2025

Sabtu, 01 Maret 2025 20:17 WIB

Penulis:redaksi

yesus-sumber-hidup-scaled-1-300x240.jpeg
Yesus sumber hidup (Katolikku.com)

KATA DAN PERBUATAN MENCERMINKAN BOBOT HATI SESEORANG
(Minggu Biasa VIIIC: Sir 27:4-7; 1KOr `5:54-58; Luk 6:39-45)

Kata-kata, perbuatan dan hati memiliki hubungan timbal-balik. Sering tidak sulit menilai kualitas seseorang bertolak dari kata-kata yang diucapkan dan perbuatan hariannya. Sebab kata-kata dan perbuatan mencerminkan isi hati seseorang.

Jika hati baik dan luhur maka hidupnya pasti baik. Hal itu terungkap lewat ucapan bibir, sikap dan perbuatan harian. Sebaliknnya, orang yang berhati kotor dan busuk menampilkan cara hidup yang kotor dan busuk pula. Kata-katanya banyak kali bercorak negatif, menyakitakan hati, serta sikap dan perbuatannya pun tidak berkenan.

Kitab Putera Sirakh menegaskan bahwa setiap kata yang terucap lahir dari lubuk hati yang terdalam. Dan, setiap ucapan manusia mencerminkan watak, pengalaman hidup serta ajaran agama dan keyakinannya. 

Kitab Putera Sirakh juga menjelaskan kualitas tutur kata seseorang melalui tiga perbandingan. Pertama, tutur kata dibanding dengan ayakan. Ketika ayakan digoyangkan terus-menerus maka yang tersisa hanyalah sampahnya. Demikian pun, keburukan atau kejahatan seseorang tercermin dalam kata-kata dan ucapannya. 

Kedua, periuk tanah diuji mutunya dalam dapur api. Demikian pun, mutu seseorang diuji melalui kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dan, ketiga, sebuah ladang yang diolah dengan baik akan dilihat dari hasilnya, demikian pun tutur kata seseorang mengungkapkan isi hatinya, (bdk Sir 27:4-6).

Injil Lukas melukiskan tentang kebenaran hubungan mulut dan hati.   Yesus berkata, “Orang yang baik mengeluarkan apa yang baik dari perbendaraan hatinya yang baik. Tetapi orang yang jahat mengeluarkan apa yang jahat dari perbendaraannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya”, (Luk 6:45). 

Yesus minta kita supaya selalu sadar agar apa yang kita ucapkan sesuai dengan apa yang kita rasakan dalam hati. Sebab dari kata-kata yang kita ucapkan orang dapat mengenal isi hati kita.
Hari ini Firman Allah mengajak kita untuk menjaga dan memelihara hati agar tetap suci dan murni. 

Sebab hati yang murni akan mudah terbuka untuk mendengarkan ajaran Tuhan dan mau belajar daripadanya. Yesus adalah Guru dan Tuhan, maka mendengarkan ajaran Yesus berarti kita bersedia untuk hidup sesuai dengan Sabda kehendak-Nya. 

Sebab ketika kita memiliki hati yang murni maka kita akan berusaha untuk pertama-tama memperbaiki dan mengoreksi diri sendiri. Kita belajar menilai diri kita secara adil, menerima diri apa adanya, kelebihan dan kekurangan-kekurangan kita. Lalu kita memperbaiki hidup dan perbuatan-perbuatan.

Kemudian kita berusaha untuk menasehati dan bahkan mengoreksi orang lain, dengan maksud untuk memperbaiki hidupnya. Kita lakukan semua itu atas dasar kasih. 

Karena itu, kita hendaknya ingat dan pahami baik-baik kritikan Yesus berikut. “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas serpihan kayu itu dari mata saudaramu”, (bdk. Luk 6:42).

Orang yang ingin mengajar dan menasehati orang lain supaya keluar dari kejahatan dan kebobrokan hidup, ia hendaknya terlebih dahulu harus bertobat dan memiliki mata hati yang terbuka dan bersih. Sebab orang buta tidak bisa menuntun orang buta. 

Atau, orang yang mabuk tidak bisa menuntun orang mabuk. Keduanya akan terjerumus ke dalam lubang. 

Sering terjadi bahwa ada maling berteriak, “maling, maling”, padahal dia sendiri adalah malingnya. Atau, sering orang menuntut agar orang lain hidup baik-baik dan jujur tetapi ia sendiri enggan memperbaiki diri sendiri, itu sama dengan menipu diri sendiri dan orang lain. 

Ingatlah! Kebobrokan hati seseorang tampak kelihatan pada ekspresi wajah, sikap dan perbuatan. Kepura-kepuraan tidak pernah bertahan lama. Kebusukan tidak bisa disembunyikan. Sebaliknya, kebenaran tidak bisa ditutup terlalu lama. Semuanya akan tersingkap pada waktunya.

Mari kita berusaha menjadi orang baik yang memiliki hati bersih dan murni. Kalau kita telah jatuh, baiklah kita bangkit dan bertobat. Kita juga ajak orang-orang di sekitar kita supaya bertobat dan berusaha memelihara hati yang murni.

Sebab orang yang memiliki hati murni dan bersih itu laksana pohon yang baik yang menghasilkan buah-buah yang baik untuk kepentingan banyak orang dan kemuliaan Tuhan. 
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amen.

Kewapante, Minggu, 02 Maret 2025