HOMILI, Minggu, 14 November 2021: Orang yang Setia Sampai Akhir Akan Diselamatkan

Sabtu, 13 November 2021 23:29 WIB

Penulis:redaksi

Pater Gredor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante, Keuskupan Maumere
Pater Gredor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante, Keuskupan Maumere (Dokpri)

KEWAPANTE (Floresku.com) -  Hari ini, Minggu, 14 November 2021, Pater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante,  Keuskupan Maumere kemabli menyapa kita dan menyajikan bagi kita sebuah Homili yang memberikan peringatan sekaligus meneguhkan.

Pater Gregor meramu Homili tersebut  berdasarkan bacaan Hari Minggu XXXIII B yaitu  (Dan 12: 1-3; Ibr 10: 11-14.18; Mrk 13:24-32). Selamat menikmati dan menimba pengalaman iman dari Homili Pater Gregor berikut ini!  

KITA memasuki minggu ke 33 masa biasa. Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang akhir zaman dan apa yang terjadi pada akhir zaman.

Kitab Daniel menegaskan bahwa dunia yang kita diami suatu ketika akan lenyap dan hancur oleh malapetaka yang besar. Tetapi kehancuran itu bukanlah akhir dari segalanya, karena akan ada hidup baru yang diwarnai oleh sukacita besar, khususnya bagi orang-orang yang setia sampai akhir. Sebaliknya orang yang tidak setia akan mengalami kehinaan dan kesengsaraan yang besar.

Injil Markus juga berbicara tentang akhir dunia. Tetapi tak seorang tahu kapan dan bagaimana akhir dunia itu terjadi. Karena itu, setiap pengikut Kristus harus selalu waspada dan berjaga-jaga. 

Tanda-tanda akhir dunia itu sungguh mengerikan seperti “matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan bercahaya, bintang-bintang akan berjatuhan dari langir, dan kuasa-kuasa langir akan goncang” (Mrk 13:24-25). Tanda-tanda alam ini sungguh menakutkan yang tentu saja membuat kita cemas dan gelisah. Tetapi sebagai orang beriman kita perlu belajar dari warta tentang akhir zaman.

Pertama, sikap yang tepat untuk menghadapi akhir dunia bukannya cemas dan takut, melainkan syukur dan pujian kepada Allah yang masih memberikan kita kesempatan untuk hidup dan berkarya. 

Maka sepatutnya kita berusaha mengisi waktu hidup kita dengan perbuatan-perbuatan baik dan benar, serta berusaha membagi berkat dan kebaikan kepada sesama. Kita juga mesti bersyukur karena Tuhan masih memberi kita waktu untuk bertobat dan membarui hidup.

Kedua, pada akhir zaman Allah akan mengumpulkan semua orang dari segala suku, bahasa dan bangsa di bumi untuk hidup dalam satu kesatuan dengan Allah dan menikmati pemenuhan janjiNya sebagai ganjaran bagi setiap orang yang setia. 

Allah adalah asal dan tujuan akhir semua manusia. Dan Allah menghendaki agar semua mengalami hidup dalam sukacita sejati. Atau dalam bahasa Daniel, “Orang-orang bijaksana atau beriman akan bercahaya bagaikan cakrwala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya” (Dan 12:3).

Ketiga, Allah adalah pemersatu semua suku dan bangsa di bumi. Memang kita memiliki latar belakang suku, bangsa dan budaya yang sangat berbeda. Namun, dalam perbedaan itu Allah mengumpulkan kita untuk mengalami kekayaan rahmatNya secara bersama-sama. 

Di surga tidak ada perbedaan lagi antara orang ini dan itu, atau antara orang dari sini dan orang dari sana; antara kaya dan miskin; antara hitam atau putih, dll. Segala macam perbedaan itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk saling terpisah, apalagi saling bermusuhan dan terrcerai - berai. 

Kita semua bersatu dalam Tuhan yang satu dan sama. Itulah sebabnya Yesus berkata, pada saat terkahir Ia akan mengumpulkan semua pengikutNya dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi yang lain *Bdk Mrk 13:27).

Keempat, kita semua adalah milik Allah. Karena kita adalah milik Allah yang istimewa maka kita dipelihara dan dijaga secara baik oleh Allah. Sekalipun dunia ini akan lenyap, tetapi hidup kita tidak pernah akan lenyap, sebab Yesus tidak pernah mati selamanya, sebaliknya Ia tetap hidup dan setiap orang beriman yang setia akan tetap hidup selamanya bersamaNYa. 

Tetapi sering terjadi bahwa ketika alami aneka masalah hidup, penderitaan, penyakit dan kematian, kita merasa seolah-olah Allah melupakan dan meninggalkan kita. Apakah benar demikian? Tidak.  

Yang sering terjadi justeru sebaliknya, banyak kali kita yang jauhkan diri dari Allah dan sesama kita. Allah senantiasa menyertai kita dengan sabda dan berkatNya.

Karena itu, dalam menghadapi tantangan apa pun dan dari siapa pun setiap kita hendaknya tetap mengharapkan kekuatan dan penghiburan dari Allah. Yesus, Anak Allah, akan datang dalam kemuliaanNya dan mengumpulkan umatNya yang bertahan sampai akhir. Dan dalam tantangan atau kesulitan apa pun, Yesus, Putera Allah, selalu punya jalan dan cara tersendiri untuk membela dan menyelamatkan kita. Amen. 

Kiriman: Pater Gregor Nulle SVD, Kewapante, 14 November 2021. ***