Yesus
Sabtu, 23 Oktober 2021 21:43 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
KEWAPANTE (Floresku.com)- Hari ini, Minggu, 24 Oktober 2002, Pater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante, Keuskupan Maumere menyajikan bagi kita sebuah Homili yang indah dan menyejukkan.
Pater Gregor meramu Homili tersebut berdasarkan bacaan Hari Minggu XXX yaitu Yeremia 31:7-9; Ibrani 5:1-6, dan Injil Markus 10:46-52.
Selamat menikmati dan menimba pengalaman iman dari Homili Pater Gregor berikut ini!
KETIKA manusia jatuh ke dalam dosa, ia jauh dari Allah dan hidup dalam penderitaan dan kehinaan. Kenyataan inilah yang dialami oleh bangsa Israel di Babilonia.
Mereka alami aneka penderitaan karena mereka hidup sebagai orang buangan. Nasib mereka laksana orang buta dan lumpuh yang sungguh menderita dan tersisihkan. Mereka hidup bergantung pada belaskasihan orang lain. Tetapi Allah tidak pernah melupakan mereka. Allah selalu memperhatikan dan mendengarkan keluh kesah mereka.
Nabi Yeremia tampil sebagai utusan Allah untuk memberikan harapan baru. Yeremia menyampaikan berita gembira bahwa Tuhan akan membebaskan orang-orang Israel dari pembuangan Babilonia, memulihkan kembali nasib mereka dan membawa mereka pulang ke Yerusalem. Dengan demikian, martabat mereka sebagai umat Allah dan orang-orang bebas dapat terpulihkan kembali.
Injil Markus menampilkan Bartimeus, orang buta di kota Yerikho, yang selalu duduk di pinggir jalan untuk meminta uluran tangan orang-orang yang lewat. Hari itu kebetulan Yesus berjalan lewat di jalanan itu diiringi banyak pengikut.
Kendatipun Bartimeus buta, tidak pernah melihat Yesus, tetapi ia sudah kenal siapa itu Yesus. Maka ia memanggil dengan suara keras, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku”. Mungkin ada yang terganggu dengan suara Bartimeus, maka ia ditegur agar diam. Namun, ia terus-menerus memanggil dengan suara keras meminta bantuan, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
Seruan Bartimeus menghentikan langkah Yesus. Yesus menyuruh orang memanggilnya, lalu Ia bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?”
Jawabnya, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Tanggapan Yesus sangat positif dan sungguh sesuai dengan kerinduan dan harapan Bartimeus selama ini, yakni supaya matanya menjadi sembuh dan ia dapat melihat.
Yesus berkata, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Dan, sejak saat itu mata Bartimeus terbuka dan ia dapat melihat dengan jelas.
Kini Bartimeus memiliki mata fisik dan mata hati yang sangat jelas untuk melihat dan menyelami karya agung Allah di dalam diri dan hidupnya sendiri.
Ia melihat dan mengenal Yesus sebagai Mesias Terjanji, yang datang untuk mencelikkan mata orang-orang butam dan membuat orang-orang lumpuh dapat berjalan. Dan sebagai ucapan syukur atas kebaikan dan kasih yang telah dialaminya maka ia mengikuti Yesus dengan iman yang paripurna.
Sebagai manusia kita tidak sempurna. Tentu kita tidak miliki segala sesutu yang kita perlukan dalm hidup. Mugkin saat ini kita alami persoalan-persoalan tertentu, seperti sakit, penderitaan, kematian seorang kerabat; konflik dengan pasangan, masalah dengan orangtua atau dengan anak.
Soal yang belum terselesaikan dengan seorang adik atau kakak, atau dengan tetangga. Mungkin ada soal-soal lain. Dan berhadapan dengan semuanya, kita butuhkan jalan keluar.
Mari kita belajar dari orang-orang Israel yang kendatipun alami aneka penderitaan di pengasingan, tetapi mereka tetap berharap pada janji keselamatan dari Allah.
Kita juga belajar dari Bartimeus yang tidak pernah putus asa. Ia terus meminta belaskasihan dari Yesus. Ia terus berdoa,“Kasihanilah aku, ya Tuhan”.
Karena ia tetap tekun dan terus membuka diri terhadap belaskasihan Allah serta membiarkan Allah menyatakan kehendakNya di dalam diriNya, maka Allah penuhi kerinduannya. Ia dapat melihat. Ia alami hidup baru, hidup sebagai seorang beriman sejati.
Mari kita belajar berdoa secara benar, seperti Bartimeus, khususnya dalam situasi-situasi sulit. Kita serahkan diri dan seluruh persoalan hidup kepada belaskasihan dan kehendak Allah.
Kita tidak pantas ngotot minta ini dan minta itu. Kita hendaknya membiarkan Tuhan melakukan yang terbaik untuk kita. Kita mesti yakin bahwa Tuhan selalu menaruh perhatian terhadap kebahagiaan kita dan merencanakan yang terindah untuk kita, umatNya. Sebab inilah kehendak keselamtan Allah bagi seluruh umat manusia. Amen.
Kewapante, 24 Oktober 2021. ***