Kasih
Sabtu, 11 Desember 2021 21:53 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
KEWAPANTE (Floresku.com)- Hari ini, Minggu, 12 Desember 2021, Pater Gregor Nule SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari, Kewapante, Keuskupan Maumere kembali menyapa kita dan menyajikan bagi kita sebuah Homili yang berjudul: BERSUKACITALAH SEBAB TUHAN SUDAH DEKAT!
Pater Gregor meramu Homili tersebut berdasarkan bacaan Minggu III Adven: Zef 3:14-18a; Fil 4:4-7; Luk 3:10-18
HARI Minggu Adven III lazim dikenal dengan nama Minggu Gaudete, yang berarti bersukacitalah. Ada macam-macam kegembiraan dan sukacita yang dialami dalam hidup sehari-hari, seperti sukacita seorang ibu yang sebentar lagi akan melahirkan anaknya yang sudah ditunggu selama kurang-lebih 9 bulan.
Atau sukacita seorang petani menjelang saat panen tiba, atau seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya dan tidak lama lagi akan diwisuda, atau sukacita seorang siswa SD yang mau rayakan komuni pertama.
Hari ini kita diundang untuk bersukacita menyambut Yesus yang segera akan lahir. Kita bersukacita karena Natal kian dekat. Yesus Kristus, Khabar Sukacita kita dan wajah kerahiman ilahi, hampir tiba.
Yesus lahir di tengah kita bukan sebagai hakim yang menghukum, melainkan sebagai penyelamat dan pemandu jalan kepada kebahagiaan yang paripurna (bdk. Zef 3:14-15).
Dengan kata lain, kita bersukacita karena ketika Mesias datang hukuman, malapetaka, dan penderitaan kita akan disingkirkan, dan Dia akan membaharui kita dalam kasihNya.
Karena itu, masa adven adalah momen khusus untuk berdoa, berpuasa dan bertobat sebagai jalan kepada sukacita sejati. Tetapi, kadang-kadang ada orang mengacaukan suasana dan nuansa adventus dengan memperdengarkan musik dan lagu-lagu natal pada saat yang tidak tepat.
Sekarang di toko-toko dan bahkan di rumah-rumah kita sudah diputarkan lagu-lagu natal seolah-olah pesta natal sudah tiba. Dan, ingatlah, natal hanya akan menjadi peristiwa sukacita agung jika kita menghayati masa adventus dengan sungguh-sungguh.
Injil hari ini menampilkan Yohanes Pembaptis yang mewartakan khabar penuh harapan dan sukacita. Bahwa semua orang akan selamat, sebab mereka semua dicintai Tuhan.
Tetapi, hanya ada satu jalan untuk menperoleh keselamatan yaitu membiarkan diri dibaptis dan berusaha mengubah hati sendiri. Untuk mencapai tujuan itu, para pendengar Yohanes menanyakan manakah jalan lurus untuk menyambut sang Juruselamat yang sudah dekat.
Mereka berkata, “Apakah yang harus kami perbuat?” Yohanes memberikan tiga jawaban berbeda kepada ketiga kelompok itu.
Pertama, Yohanes menjawab kepada orang banyak, “Barang siapa mempunyai dua helai baju hendaknya ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan hendaknya dia berbuat demikian juga”. (bdk, Luk 3:11).
Mereka diminta untuk berbagi dengan yang tidak punya, dan dengan demikian semakin memperkecil jurang antara kaya dan miskin. Di sini Yohanes mengajak mereka untuk bertobat, artinya berusaha lupakan diri sendiri, tidak hanya ingat kepentingan sendiri serta membuka hati untuk bersolider dan berbagi dengan mereka yang miskin dan tidak punya.
Kelompok kedua, para pemungut pajak yang dicap pengkhianat bangsa karena bekerja untuk penjajah Roma, juga datang kepada Yohanes. Mereka bertanya, “apa yang harus kami lakukan untuk menyiapkan jalan lurus bagi Tuhan?”
Yohanes menjawab, “jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu”. Yohanes minta mereka supaya tidak boleh memeras para wajib pajak. Mereka tidak boleh main kotor, tetapi mesti jujur dan transparan sebagai jalan tobat untuk bertemu dengan Tuhan.
Dan kelompok ketiga adalah para prajurit yang adalah orang-orang kafir. Mereka juga tertarik dengan ajaran Yohanes dan bertanya tentang apa yang harus mereka lakukan untuk menyambut sang Juruselamat yang sudah dekat.
Yohanes ingatkan mereka agar tidak merampas hak orang lain dan tidak berusaha memeras orang lain dengan kekuatan senjata atau kuasa yang mereka miliki. Mereka hendaknya puas dengan gaji yang diterima.
Di sini, Yohanes minta supaya setiap orang bersikap adil terhadap sesama sebagai persiapan untuk persiapan untuk menyambut Tuhan yang datang.
Jika saat ini kita bertanya kepada Yohanes Pembaptis, apa yang harus kita lakukan sebagai jalan lurus untuk menyambut Yesus. Apa yang harus saya lakukan?
Mungkin jawabannya tidak jauh berbeda dengan jawaban kepada orang banyak, pemungut cukai dan para prajurit di atas. Yohanes tentu meminta kita untuk melakukan sesuatu yang nyata sebagai ungkapan pertobatan kita.
Tentu kita diminta untuk memperhatikan orang-orang miskin dan berkekurangan, membagikan apa yang kita terima dari Allah kepada saudara/i kita yang membutuhkan.
Kita diminta untuk tidak ingat diri tetapi hidup dalam kasih yang tulus seorang kepada yang lain. Kita diharapkan bertindak adil dan bersikap jujur dalam kata dan perbuatan, jauhkan kemunafikan dan ktidakjujuran.
Kita juga diminta memperbaiki relasi dengan sesama di keluarga, komunitas, tempat kerja dan di dalam lingkungan masyarakat.
Semua tuntutan ini berguna untuk menyiapkan hati yang bersih dan berisikan amal kasih serta perbuatan-perbuatan baik. Sebab keadilan, kejujuran dan perbuatan kasih adalah jalan lurus bagi Tuhan. Amen.
Kewapante, 12 Desember 2021.