Yesus
Sabtu, 21 Mei 2022 20:14 WIB
Penulis:redaksi
CINTA KASIH DAN DAMAI SEJAHTERA MENJADI KEKHASAN HIDUP ORANG KRISTEN
(Minggu Paska VI C: Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh14:23-29)
Setelah Yudas meninggalkan ruangan perjamuan terakhir Yesus memberikan beberapa pesan sebagai wasiat terakhir kepada para muridNya.
Pesan pertama tentang kasih. Yesus menegaskan bahwa Ia tetap mengasihi para muridNya, dan Ia minta agar para muridNya pun mengasihi Dia.
Tanda bahwa sorang murid tetap mengasihi Yesus adalah bahwa ia selalu hidup menurut firman Yesus. Dan orang yang hidup dan berpegang pada firman Yesus akan tinggal di dalam Yesus, dan dengan demikian, Yesus dan Bapa akan diam di dalam diri dan hidupnya.
Maka mengasihi Yesus berarti mentaati firman Yesus dan sekaligus bersatu dengan Yesus dan Bapa. Inilah keselamatan kekal yakni hidup dalam kemuliaan Yerusalem baru yang disediakan Tuhan bagi setiap orang yang mencari wajah Tuhan dalam hdup sehari-hari.
Pesan kedua tentang janji perutusan Rohkudus sebagai jaminan kebenaran dan kepastian hidup para pengikut Yesus. Yesus memahami kelemahan dan ketidakpastian hidup para murid, maka Ia menjanjikan Rohkudus sebagai Roh Penghibur yang diutus Bapa ke dunia.
Rohkudus adalah guru, yang menyertai dan membimbing para murid dalam perjalanan hidup. Sebagai guru, Rohkudus akan mengajarkan seluruh kebenaran dan mengingatkan para murid akan segala sesuatu yang telah Yesus ajarkan dan katakan.
Oleh karena Rohkudus adalah guru, maka setiap orang kristen adalah seorang murid. Dan sebagai murid, kita hendaknya selalu datang kepada Rohkudus untuk memohonkan bimbingan serta penyelenggaraanNya.
Kita datang kepada Rohkudus yang menuntun kita kepada kebenaran sejati sehingga kita terhindar dari kesesatan, kepalsuan dan kebinasaan.
Akhirnya, kita datang kepada Rohkudus yang menuntun dan membimbing kita di jalan hidup yang benar sehingga kita pun semakin mengenal dan mencintai Allah.
Pesan ketiga adalah damai sejahtera atau shalom. Yesus berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu…”. Tetapi, Yesus langsung menambahkan, “Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu”, (bdk.Yoh 14:27).
Bagaimana damai sejahtera yang diberikan Yesus kepada para muridNya? Apakah damai dalam arti akan ada keamanan, tidak adanya gangguan atau kekacauan?
Saya yakin, tidak dalam arti demikian. Sebab Yesus sendiri dan para pengikutNya hampir tidak pernah hidup dalam damai. Mereka selalu diganggu, dikejar, diancam dan bahkan pada akhirnya mati dibunuh.
Yesus mati di salib dan kebanyakan para rasulNya mati sebagai martir. Kenyataan juga membuktikan bahwa sampai dengan saat ini sejumlah pengikut Yesus mengalami pengejaran, pemganiayaan, pengucilan dan bahkan mati sebagai martir atau saksi kebenaran dan iman akan Yesus dengan darah mereka sendiri.
Macam apakah damai yang ditinggalkan Yesus bagi kita yang mencintai dan mengimani-Nya? Damai yang diberikan Yesus adalah damai yang dapat kita alami dan hayati, kendatipun kita dikejar-kejar dan dianiaya oleh karena iman dan kebenaran.
Damai yang diberikan Yesus adalah ketenangan bathin atau kedamaian bathin yang disebabkan kesadaran akan cinta Allah kepada kita.
Sebagaimana seorang kekasih selalu merasa aman, tenang, oleh kehadiran orang yang mengasihinya, kendatipun dihadang oleh aneka tantangan dan kesulitan, demikian pun keyakinan akan kehadiran Tuhan yang selalu mencintai, membuat kita merasa aman dalam keadaan apa pun.
Damai sejahtera atau shalom yang diberikan Yesus adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan yang tertinggi. Damai sejahtera yang diberikan Yesus Kristus merupakan saat keselamatan yang berasal dari belaskasihan dan kerahiman Allah.
Yesus memberikan damai sejahtera berarti Yesus menawarkan dan sekaligus menjamin keselamatan bagi setiap orang beriman yang hidup menurut firmanNya. Karena itu, damai sejahtera yang diberikan Yesus sangat berbeda dengan damai yang diberikan dunia ini kepada kita.
Pesan terakhir adalah ajakan Yesus agar para murid tetap tenang, tidak gelisah dan gentar hati. Yesus berkata,”Janganlah gelisah dan gentar hatimu”.
Yesus sadar bahwa kepergianNya tentu menimbulkan kecemasan, kekacauan dan ketidakpastian bagi para murid. Tetapi Ia meyakinkan mereka agar tetap percaya, teguh hati dan setia pada Yesus.
Rohkudus menjadi penghibur dan jaminan keberhasilan mereka melanjutkan misi Yesus, yakni memberikan kesaksian tentang apa yang mereka lihat dan dengar dari Yesus.
Kesetiaan pada pada Yesus dan janjiNya menjadi bukti keberhasilan para rasul dalam misi perutusan mewartakan Yesus kepada orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain.
Kita pun dipanggil dan diutus Yesus menjadi saksiNya di dunia ini, untuk membawa dan mewartakan kasih dan damai sejahtera-Nya. Kita tidak perlu cemas dan gentar.
Yesus menjamin keberhasilan kita dengan kehadiran Rohkudus. Dan, kita akan berhasil apabila kita setia pada firman Yesus dan percaya pada penyelenggaraan Allah. Amen. ***