Ignatius Kardinal Suharyo: Kehadiran Fisik Paus di Indonesia Sangat Penting untuk Tumbuhkan Pengharapan

Kamis, 29 Agustus 2024 06:56 WIB

Penulis:redaksi

kardinal.jpg
Dari kiri ke kanan, Romo Steven Ketua Seksi Media Panitia Kunjugan Paus, Ketua KWI Mgr Antonius B. Sibiantor OSC, uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, dan Igasius Jonan, Ketua Panitia Kunjugan Paus ke Indonesia dalam Koferensi Pers di Lt.4 Gedung KWI di Jln. Cut Mutia, Rabu (28/8) sore. (Sandra)

JAKARTA (Floresku.com) – Paus akan mengedepankan isu-isu kemanusian dan lingkungan selama berada di Indonesia dalam rangka kunjungan apostolik, pada 3-6 September, pekan depan.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Ketua KWI, Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC saat konferensi pers di Aula Lt.4 gedung KWI di Jln Cut Mutia, Jakarta Pusat, Rabu (28/8) petang. 

Turut hadir dalam konferensi pers tersebut, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua Panitia Kunjungan Paus Ignasius Jonan, dan Romo Steven Ketua Seksi Media, serta seluruh ketua seksi/bidang dalam Kepanitiaan Kunjungan Paus.

Paus, Sang Peziarah Pengharapan

Mengutip Katolikku.com (Rabu, 28/8),  Kardinal Suharyo mengemukakan kehadiran fisik Bapa Suci di Indonesia karena seperti kunjugan seorang Bapa kepada anaknya, untuk memberikan penughan iman dan menumbuhkan pengharapan.

Terkait itu, Kardinal Suharyo mengisahkan pengalaman dan kesannya saat menghari acara peluncuran dua buku terkait kunjungan  paus ke Indonesia di Kampus Atmajaya pada siang hari ini (Rabu, 28/8).

Buku pertama ditulis oleh para dosen Unika Atmajaya berjudul "Miserando Atque Eligendo: Teroboson, Kegelisahan, dan Peziarahan Paus Fransiskus" yang menceritakan pengalaman Paus Fransiskus dalam menghadapi berbagai peristiwa dan tantangan dalam hidupnya

Buku kedua ditulis oleh para cendekiawan Muslim berjudul “Salve Peregrinans Spei! 'Salam bagimu Sang Peziarah Harapan” yang menceritakan tentang keragaman pandangan dan refleksi mendalam tentang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Hal yang istimewa bagi saya, kata Kardinal Ignatius, adalah buku kedua dari kalangan Muslim yang menyebut Paus Fransiskus sebagai peziarah yang membawa pengharapan.

Jadi, tandas Kardinal Suharyo, kehadiran Paus Fransiskus sangat penting bagi Indonesia, karena ia datang dengan misi menumbuhkan pengharapan, bukan optimisme.

Kalau optimisme itu lahir dari kalkukasi manusia. Kalau tidak tercapai akan melahirkan pesisme. Tetapi, pengharapan adalah sesuai yang tumbuh karena iman akan keterlibatan Tuhan sendiri.

Isu Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup

Ketika ditanya  Katolikku.com apakah gereja Katolik mengharapkan Bapa Suci akan membahas secara khusus isu-isu kontekstual seperti pelanggaran HAM di Papua, isu perdagangan manusia? Sebab dari berbagai diskusi lintas agama, diketahui sejumlah tokoh Islam mengharapkan agar Paus juga mengangkat isu Palestina.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua KWI Mgr Antonius mengatakan masalah-masalah seperti pelanggaran HAM, konflik, kekerasan dalam rumah tangga dan perdagangan manusia, serta isu kerusakan lingkungn hidup adalah isu-isu yang selalu menjadi perhatian khusus Paus Fransiskus, termasuk dalam kunjungan ke berbagao negara.

Termasuk misalnya, saat ia berkunjung ke Myanmar, ia menyoroti isu kekerasan dan tidakadilan kepada kaum Rohingnya.

Mgr Antonius menambahkan, 'soal apa yang mau dikatakan Paus, kami tidak diberitahu.'

"Jadi, kita belum tahu, apakah Paus Fransiskus juga akan mengangkat isu-isu kongkrit terkait pelanggaran HAM dan perdagangan manusia saat berada di Indonesia," ucap Mgr Antonius.

“Namun yang pasti, Paus Fransiskus akan mengedepankan isu-isu kemanusian dan krisis lingkungan hidup, sebagaimana selalu ditekankan melalui berberapa ensiklik yang ia tulis selama masa kepausannya,” tandas Mgr Antonius. 

Agenda Paus selama berada di Jakata

Ketua Panitia Kunjugan Paus ke Indonesia menjelaskan, selama empat hari berada di Jakarta, Bapa Suci melakukan sejumlah agenda. 

Hari Selasa (3/9) kedatangan dan penerimaan secara kenegaraan di Bandara Soekarno-Hatta dan langsung ke penginapan di Kedutaan Besar Vatikan di Jln Mmerdeka Timur, Jakarta Pusat.

Hari kedua (Rabu, 4/9)  pertenuan penerimaan resmi di Istana Negara, dilanjutkan dengan pertemuan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, petemuan dengan para rohaniwan, katekis dan seminaris di Katedral Jakarta, pertemuan dengan kaum muda dan anak-anak di Graha Pemuda,  dan pertemuan dengan para Jesuit Indonesia di Ketaan besar Vatikan.

Hari ketiga (Kamis, 5/9),  Bapa Suci akan mengadakan pertemuan dengan para tokoh lintas agama di Masjid Istqal, pertemua dengan organisasi penerima amal di gedung KWI dan Misa Kudus di GBK Senayan.

Hari terakhir (Jumat 6/9) acara pelepasan resmi Bapa Suci ke Port Moresby, Papua Nugini menggunakan pesawat Garuda Indonesia. (Sandra/map). ***