Alor
Senin, 02 Agustus 2021 19:27 WIB
Penulis:MAR
JAKARTA (Floresku.com) - Kasus positif COVID-19 di Indonesia kini masih terbilang cukup tinggi. Di Indonesia sendiri tercatat sebanyak 30.738 kasus baru pada 1 Agustus 2021.
Hingga kini, juga dilaporkan varian COVID-19 baru yaitu varian Delta yang dikabarkan lebih mudah menular daripada varian sebelumnya.
Tak hanya di Indonesia, di Amerika Serikat juga terjadi kenaikan kasus COVID-19. Jumlah rata-rata kasus COVID-19 harian justru lebih dari 40.000, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Kenaikan kasus di Amerika Serikat tersebut diketahui terkait dengan varian Delta yang diperkirakan mencapai 60 persen lebih menular daripada varian alpha.
Selain itu, daerah dengan tingkat vaksinasi rendah juga lebih mungkin untuk mengalami lonjakan infeksi.
Mengutip dari Healthline, Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengeluarkan peringatan tentang potensi lonjakan kasus COVID-19.
Dalam jumpa pers, dia mengatakan data awal menunjukkan bahwa 99,5 persen orang yang meninggal karena COVID-19 sejak Januari tidak divaksinasi.
Menurut hasil peneltian yang dipublikasikan di Jurnal The Lancet pada Juni 2021, disebutkan bahwa varian COVID-19 Delta menyebabkan pasien dua kali lebih berisiko harus dirawat inap dan vaksin AstraZeneca-Oxford dan Pfizer-BioNTech COVID-19 efektif dalam mengurangi risiko tersebut.
Dr Theodore Strange, ketua sementara kedokteran di Staten Island University Hospital di New York, mengatakan data yang mendukung hal ini.
“Keamanan dan kemanjuran vaksin saat ini sangat jelas. Ketiga vaksin ini memang berfungsi untuk mencegah penyakit dan penyebaran penyakit, dan sama amannya dengan vaksin lain yang telah digunakan. Meskipun beberapa efek samping telah dilaporkan, masalah ini jarang terjadi dan dapat diobati, ”katanya seperti yang dikutip dari Healthline.
Menurut analisis yang dilakukan oleh Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech tampaknya sekitar 88 persen efektif melawan penyakit simtomatik dan 96 persen efektif melawan rawat inap akibat COVID-19 varian delta.
Studi yang sama menunjukkan bahwa vaksin itu kira-kira 80 persen efektif untuk mencegah infeksi dari varian delta.
Akan tetapi, ditemukan juga bahwa vaksin mungkin menawarkan perlindungan yang lebih sedikit terhadap penyakit simtomatik yang lebih ringan yang disebabkan oleh varian COVID-19 Delta, meskipun penelitian masih menunjukkan bahwa orang yang telah divaksinasi sepenuhnya mempertahan perlindungan yang signifikan terhadap varian Delta.
Disebutkan juga bahwa dua dosis vaksin mRNA COVID-19, seperti vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna, juga terbukti jauh lebih efektif melawan varian Delta.
"Intinya adalah bahwa program vaksinasi dengan vaksin apa pun yang tersedia saat ini adalah satu-satunya cara untuk memutus siklus penyebaran dengan tidak membiarkan virus menginfeksi inang yang tidak divaksinasi dan kemudian bermutasi menjadi varian seperti delta. Vaksin ini aman dan dengan tingkat kemanjuran tinggi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas lebih lanjut,” kata Strange seperti yang dikutip dari laman Healthline.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 02 Aug 2021
setahun yang lalu