Kelompok Tani Lando Lames, Matim, Panen Perdana Porang, Raup Miliaran Rupiah

Sabtu, 14 Desember 2024 14:01 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

porang.jpg
Agustinus Adil, Ketua Kelompok Tani Abdi Kasih menerima uang sekoper dari pembeli umbi Porang asal Surabaya. (Tangkapan Layar Youtube)

NANGARORO (Floresku.com) - Budi daya tanaman Porang terbukti mampu memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar. Saat melakukan panen perdana, para petani di kawasan Lando Lames, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dengan potensi pedapatan 9 miliar rupiah.

Hal ini diiksahkan sendiri oleh Agustinus Adil (53), Ketua Kelompok Tani Abdi Kasih, yang beraggotakan 40 petani  kawasan Lando Lomes,  Matim, saat ditemui Floresku.com, di Aekana, Nangaroro, Jumat (13/12).

Agustinus Adil  bertandang ke Aekana, Nangaroro untuk memasang lilin di makam kakak kandung dari ayahnya atau ‘bapa besarnya’,  almarhum Bapak Yakob Sajo (88)  yang meninggal di  pada Selasa (26/11) lalu.

Petani Lando Lames, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba saat panen perdana Porang awal Agustus lalu. (Tangkapan Layar Youtube. TVRI).

Agustinus Adil sendiri adalah putra dari Bapak Sogha asal Pauwua yang sudah puluhan tahun merantau di Manggarai Timur.

Agustinus Adil mengatakan dirinya  bersama-sama kelompok tani merasa senang, karena tanaman Porang yang dulunya tidak memiliki nilai ekonomis, sekarang diharga tinggi oleh pembeli.

Bahkan, pembeli langsung datang ke kebun dan membawa sekoper uang muka senilai Rp 700 juta.

“Uang yang kami terima sekarang hanyalah uang muka. Selebihnya akan ditransfer ketika seluruh tanaman Porang dipanen,” kata Agustinus, seperti diunggah melalu Youtube.

Sukses para petani Porang di Lando tidak terlepas dari inisiatif Romo Bernadus Palus.

Melihat potensi tanaman Porang yang begitu besar, pada tahun 2014 lalu, Romo Bernard yang saat itu bertugas di wilayah itu, mengirim Agustisnus Adil untuk belajar kepemimpinan dan cara budidaya Porang di Jepang selama 9 bulan.

Setelah kembali dari Jepang, Agustinus Adil menggerakkan para petani di desanya untuk mulai menanam Porang.

“Saya lihat, kelompok tani yang bertahan dan konsisten mengembangkan tanaman Porang ini adalah kelompok yang digerakkan oleh Agustinus Adil ini,” kata Romo Bernard.

Agustinus mengisahkan, pada wal Agustus lalu, dia bersama seluruh anggota Kelompok Tani Abdi Kasih  merayakan panen porang dengan potensi pendapatan mencapai Rp 9 miliar. 

Panen dimulai pada Senin (5/8) di lahan seluas 6 hektare. Kegiatan pemanenan dihadiri oleh investor dari Jawa Timur yang merupakan bagian dari jaringan kerja Romo Bernard Palus, mantan Pastor Paroki Mbata dan kini Pastor Paroki Kajong, Keuskupan Ruteng.

Menurutu Agustinus,   total produksi umbi Porang tahun ini diperkirakan mencapai 1.000 ton. Investor membeli hasil panen dengan harga Rp 9.000 per kilogram. Jadi, pendapatan Kelompok Tani Abdi Ksi tahu ini bisa mencapai Rp 9 miliar lebih.

Agustinus mengisahkan kegiatan Panen Perdana Porang tidak dilakukan dengan seremoni khusus. 

Proses pencabutan Porang dipimpin langsung oleh Romo Bernard bersama Agustinus Adil, dan 40 anggota kelompok tani disanksikan langsug oleh investordari Surabaya.

Agustinus Adil mengaku modal pengetahuan dan praktiknya dalam kepemimpinan, pengolahan lahan, serta penanaman tanaman pertanian, termasuk Porang, yang dipelajarinya di Jepang, menjadi dasar kesuksesan budi daya Porang ini.

“Saya telah menggerakkan petani lain untuk menanam porang sejak 2021. Untuk pengelolaan lahan, bibit, pemupukan organik, dan perawatan dilakukan secara profesional sehingga hasilnya sangat memuaskan. Satu umbi porang bisa mencapai berat belasan kilogram, dengan berat minimal 8 kilogram per umbi,” jelas Agustinus.

Agustinus juga menekankan pentingnya mengusahakan Porang karena permintaannya yang tinggi di pasar global. 

Dia optimistis bahwa hasil panen petani akan selalu dibeli, mengingat kebutuhan luar negeri yang terus meningkat.

"Teknologi tepat guna sangat penting dalam penanaman porang. Meski sederhana, teknologi ini dapat diterapkan oleh petani sehingga hasilnya memenuhi standar kualitas internasional," tambahnya.

Agustinus berharap pencapaian ini akan menjadi titik tolak untuk memperluas penanaman porang di masa depan, dengan target produksi mencapai 1 juta ton. 

Mengingat luasnya lahan di kawasan Lando Lomes yang belum dimanfaatkan, target ini dianggap sangat realistis. (MRA).