Jumat, 12 Maret 2021 17:01 WIB
Penulis:redaksi
MYANMAR (Floresku.com) - Pastor Katolik di timur laut Myanmar, Celso Ba Shwe, memohon kepada polisi untuk tidak menyakiti warga sipil tak bersenjata di negara bagian Kayah, sehari setelah tindakan berani seorang biarawati Kachin dalam menghadapi pasukan keamanan.
Mengenakan jubah putih, Pastor Celso Ba Shwe, administrator apostolik Keuskupan Loikaw, berjalan di depan puluhan personel keamanan yang siap menindak pengunjuk rasa anti-kudeta di Loikaw, ibu kota negara bagian Kayah, pada 9 Maret.
Saat polisi memerintahkan pengunjuk rasa untuk membubarkan diri melalui pengeras suara, pastor itu memohon kepada mereka untuk tidak menyakiti warga sipil yang tidak bersenjata.
"Tolong, saya memohon kepada Anda untuk tidak menyakiti," katanya kepada seorang petugas polisi.
Namun, permintaan pastor itu diabaikan oleh petugas keamanan dan mereka mulai membubarkan pengunjuk rasa dengan peluru karet dan gas air mata, menyebabkan beberapa orang luka-luka.
Mediasi Pastor Ba Shwe mengikuti contoh inspiratif dari Suster Ann Rose Nu Tawng dari Myitkyina, negara bagian Kachin, yang berlutut di jalan dan memohon pasukan keamanan untuk tidak menembak para pengunjuk rasa pada 28 Februari dan 8 Maret.
PastorPastor Ba Shwe adalah administrator apostolik Loikaw. Ia mulai melakoni tugas tersebut sejak 21 Desember setelah kematian Uskup Stephen Tjephe pada 16 Desember.
Umat Katolik setempat memuji tindakan berani imam itu dan mengutuk pasukan keamanan yang mengabaikan permohonannya.
“Saya bangga menjadi seorang Katolik karena kami memiliki pastor dan suster yang berani membela orang-orang,” salah satu orang memposting di Facebook.
"Seperti tindakan berani pastor, saya ingin melihat seorang kardinal dan uskup melakukan gerakan yang sama di keuskupan masing-masing," kata komentar lainnya. (UCA News/MLA)