Mendag Muhammad Lufti Siap Beri Kontribusi Maksimal Untuk Wujudkan Visi Indonesia 2045

Rabu, 03 Maret 2021 11:02 WIB

Penulis:Redaksi

menteri-perdagangan-muhammad-lutfi-19.jpg
Mendag M Lufti

JAKARTA -Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, Kementerian Perdagangan mendukung perwujudan visi Indonesia 2045 dengan memberikan kontribusi yang maksimal dari sektor perdagangan. Cita-cita ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. 

Mendag Lufti menyamapiakan hal tersebut   saat memberikan arahan pada pertemuan Pra-Rapat Kerja 2021 yang berlangsung secara hybrid hari ini, Rabu, (3/3) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. 

Pertemuan Pra-Rapat Kerja dihadiri sekitar 400 peserta yang tediri atas para Pejabat Eselon 1, Pejabat Eselon 2, serta Perwakilan Perdagangan Luar Negeri (Atdag dan Kepala/wakil Kepala ITPC/Dubes WTO dan KDEI Taipei) serta Pejabat Tingkat Madya dari setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan. 

“Kementerian Perdagangan akan berupaya mewujudkan visi Indonesia 2045 atau 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, salah satunya meningkatkan pendapatan per kapita hingga USD 12.000 pada 2040 dengan mendorong sektor perdagangan. Jika berhasil diwujudkan, maka Indonesia dapat keluar dari jebakan masyarakat kelas menengah,” jelas Mendag. 

Dalam penjelasannya, Mendag banyak menekankan Indonesia pada Megatren Dunia 2045. Mata uang regional diproyeksikan akan mengambil alih mata uang dunia yang selama ini didominasi dolar Amerika Serikat, Euro, dan Yuan, bahkan mata uang kripto.

 “Jumlah kelas menengah dunia akan lebih dari 8,1 miliar jiwa atau 84 persen penduduk dunia. Hal ini merupakan kabar baik bagi Indonesia karena kelas menengah akan memperbaiki daya beli dan konsumsi serta memotori perekonomian dunia,” ujar Mendag. 

Selain itu, sektor teknologi bergeser akan ke teknologi informasi dan komunikasi; bioteknologi dan rekayasa genetik; wearable devices; energi terbarukan; otomatisasi; dan kecerdasan buatan (AI). AI, lanjut Mendag, sudah memasuki sektor perdagangan. Dalam niaga elektronik, hal ini dikenal dengan istilah “winner takes all” atau tidak ada lagi persaingan. 

Mendag Lufti menjelaskan, bonus demografi penduduk usia produktif Indonesia akan selesai pada 2038— 2040. Sebelum ini terjadi, peningkatan Produk Domestik Bruto (GDP) harus dilakukan sebagai kunci untuk keluar dari jebakan kelas menengah karena pada saat itu, penduduk lansia akan lebih banyak dibandingkan penduduk usia produktif. 

Selain itu, Mendag menekankan agar Kemendag dapat meningkatkan posisi emerging market dengan mendorong konsumsi dan meningkatkan peran ekspor-impor dalam menopang pertumbuhan ekonomi. “Di sinilah pentingnya tugas perwakilan perdagangan di luar negeri yaitu dengan memperkuat kontribusi ekspor dan impor untuk mendorong peningkatan PDB. Salah satunya dengan memfokuskan pada 30 komoditas ekspor utama Indonesia,” jelasnya. (NDA)