Paus Fransiskus
Rabu, 19 Juli 2023 11:08 WIB
Penulis:redaksi
BAGAN, MYANMAR (Floresku.com) - Selama berabad-abad, pengunjung ke tikungan Sungai Ayeyarwady di Myanmar tengah (Burma) telah disambut dengan tontonan yang menakjubkan: segudang pagoda dan kuil berwarna mawar yang menjulang di atas tanah merah dan tumbuh-tumbuhan hijau zamrud.
Lanskap suci yang luas ini adalah salah satu konsentrasi kuil Buddha terbesar di dunia. Ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2019, Bagan adalah warisan hubungan kompleks antara agama dan budaya, yang perannya dalam pembentukan identitas Burma akan dieksplorasi oleh para sarjana di awal tahun 1900-an.
Kota bagan
Bagan, sebelumnya Pagan, adalah kota kuno di Kabupaten Mandalay, Myanmar yang berjaya pada abad ke-9 sampai abad ke-13, sebelumnya dijuluki Arimaddanapura atau Arimaddana dan juga disebut Tambadipa atau Tassadessa.
Kota ini merupakan ibu kota Kerajaan Pagan di Burma, kerajaan pertama yang menyatukan wilayah-wilayah yang membuat konstitusi modern Myanmar.
Selama Kerajaan-kerajaan berdiri bersamaan pada abad ke-11 dan abad ke-13, lebih dari 10,000 kuil-kuil Buddha, Pagoda-pagoda dan biara-biara.
Bangunan-bangunan tersebut membentuk Kota Bagan.
Bagan biasa disebut sebagai ‘lautan candi’ oleh orang-orang di seluruh dunia. Ini memiliki konsentrasi kuil, pagoda, stupa, dan reruntuhan Buddha terbesar dan terpadat di dunia.
Tercatat lebih dari 2200 kuil dan pagoda masih berdiri di Kota bagan sampai dengan saat ini.
Daerah Arkeologi Bagan merupakan tujuan utama wisatawan dan sebagai pariwisata utama di Myanmar.
Hal ini membuat banyak wisatawan tertarik ke Angkor Wat di Kamboja.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Bagan adalah dari bulan November hingga Mei saat curah hujan sedikit di daerah tersebut. (MAR/dari berbagai sumber).