hidup
Selasa, 04 April 2023 06:17 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh Leviana Forion*
ORANG TUA memiliki peran penting dalam membimbing dan mendampingi anak-anaknya baik dalam pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua sendiri dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif, efektif, dan psikomotor.
“Peran yaitu perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (KBBI, 2007:854)
Kesehatan mental yaitu dimana kondisi individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua peran penting dalam kesehatan mental anak dan remaja (Prof. Dr. Soerojo Magelang Purwaningsih)
Dalam kehidupan sehari-hari, anak memiliki kewajiban untuk mematuhi perintah orang tua, seringkali seorang anak justru merasa berada di bawah tekanan dan ancaman (Suteja, 2019).
Pengamatan orang tua perlu secara tajam dalam memperhatikan berbagai perilaku dalam perubahan yang ditampilkan anak anak. Gunakanlah informasi di internet sebagai pengetahuan dan segera datangi professional terkait seperti psikolog dan psikiater untuk mencari tahu permasalahan kesehatan mental anak dan penanganannya. Tentunya, peran orang tua di rumah sangat penting dalam membangun kesehatan mental anak sebelum menjadi permasalan yang lebih besar (Finda Difitrianita, M.Psi., Psikilog )
Orang tua perlu paham ketika keseharian anak mulai terganggu, menganggu fungsi peranya, konsentrasi belajarnya terganggu, kesulitan untuk mengendalikan emosi baik di rumah maupun sekolah. Di situ perlu peran orang tua untuk hadir (dr. Purwaningsih, Sp.KJ., M.Kes).
Laman Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa hal tersebut bisa mengakibatkan masalah pada hubungan dengan keluarga serta teman sebaya. Ini merupakan gejala umum dari depresi, ADHD, hingga kelainan bipolar.
Baik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Kementerian Kesehatan RI sepakat bahwa promosi kesehatan mental penting untuk mempromosikan kesehatan mental yang positif.
Menurut WHO, cara yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis, kompetensi, ketahanan manusia, serta menciptakan kondisi dan lingkungan hidup yang mendukung.
Pada blog ruangguru.com dijelaskan mengapa peran orang tua sangatlah penting, sebab kesehatan mental bisa memengaruhi cara anak berpikir, merasakan, dan bertindak.
Jadi meskipun anak seringkali terlihat ceria dan gembira, para orang tua teap tidak boleh lalai dalam memperhatikan kesehatan mental anak. Di satu waktu, mungkin saja anak merasa cemas secara berebihan, depresi, gangguan ketika makan, atau masalah dalam belajar.
Peran orang tua dalam pembentukkan kepribadian anak sangat penting. Karena baik buruknya anak tergantung bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya, maka anak akan melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing di rumah, peran inilah yang membawa tanggung jawab yang harus dimiliki setiap anggota keluarga, bukan hanya orang tua yang memiliki peran dalam keluarga, anak juga perlu memiliki perannya, agar anak memiliki rasa tanggung jawab atas peran yang dimilikinya.
Orang tua berwajib mendukung pendidikan anaknya sebab anak berhak mendapatkan pendidikan dari orang tua selain hak asuh (hadhanah).
Upaya menjaga kesehatan anak dan remaja tidaklah mudah. Lagi pula cara menjaga kesehatan anak bervariasi dari keluarga ke keluarga. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda, dan orang tua pun memiliki latar belakang sosial budaya dan ekonomi yang berbeda.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat menawarkan enam langkah atau cara pendekatan yang dapat diterapkan para orang tua dalam upaya menjaga kesehatan mental anaknya.
1 Memberikan Pujian Pada Anak
Memberikan pujian atas kemampuan anak dapat membantu mereka mengembangkan keinginan untuk mengeksplorasi hal baru dan belajar. Biarkan anak bereksplorasi dan bermain sesuai dengan usianya.
Setiap orang tua perlu meakinkan anak dengan tersenyum dan seringlah mengajak anak untuk berbicara. Perhatian dari keluarga dapat membantu anak untuk membangun kepercayaan dan harga dirinya.
2. Menetapkan Tujuan yang Realistis
Anak membutuhkan tujuan realistis yang sesuai dengan ambisi dan kemampuan mereka. Dengan bantuan keluarga, anak dapat memilih kegiatan baru yang dapat menguji kemampuan mereka dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Jujur
Jangan sembunyikan kegagalan yang anggota keluarga alami dari anak. Penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa semua orang pasti membuat kesalahan.
Dengan mengetahui bahwa tidak semua hal dapat sempurna, hal itu dapat membantu mereka memahami kehidupan.
4. Menyelaraskan Perkataan dan Perbuatan
Penting bagi orang tua untuk memberikan contoh dan perilaku yang baik kepada anak karena pada hakikatnya anak akan lebih mudah mencontoh perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya daripada hanya mendengar perkataan belaka.
5. Menghindari Komentar Sarkastik
Jika seorang anak gagal dalam sebuah ujian, cari tahu bagaimana perasaan anak mengenai situasi tersebut.
Anak mungkin akan berkecil hati. Namun jika orang tua tahu situasi yang tepat, maka ajaklah anak untuk berbicara. Menerima kegagalan adalah salah satu cara terbaik untuk menguatkan kesehatan mental anak.
6. Menyemangati dan Memotivasi Anak
Jangan selalu meminta anak untuk berusaha mendapatkan hasil yang terbaik, tetapi ajari anak untuk selalu menikmati proses yang dilakukan. Mengeksplorasi aktivitas baru akan mengajarkan anak tentang teamwork, harga diri, dan keterampilan baru.
Menciptakan lingkungan kondusif merupakan tugas yang berat bagi keluarga. Jika keluarga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, kesehatan mental seorang anak dapat terjaga dalam masa perkembangannya. Apabila keluarga mengalami kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada pihak yang tepat. Yuk bangun keluarga yang sehat baik fisik maupun mental.
Berkenaan dengan upaya menjaga kesehatan mental anak, www.lactogrowhappy@id.nestle.com menawarkan empat tips sebagai berikut:
1. Membuat Si Kecil Merasa Aman
Mendukung kesehatan mental anak secara umum berarti membantu memastikan Si Kecil memiliki rasa aman, membantu anak membangun hubungan yang baik dengan orang lain, dan mendukung tumbuh kembangnya di rumah maupun di sekolah.
Cara menjaga kesehatan mental anak ini bisa dicapai diantaranya dengan memastikan anak tinggal di lingkungan yang aman, dimana ia merasa diperhatikan, disayang, dihargai, dipercaya. Selain itu anak juga memiliki hubungan baik serta saling percaya dengan keluarga, teman, dan orang-orang di sekitarnya.
2. Menghindari Anak dari Kejadian Traumatis
Kebanyakan anak usia dini memang tumbuh dengan kesehatan mental yang baik.
Biasanya gangguan kesehatan mental bisa terjadi apabila ada kejadian traumatis yang memicu anak-anak yang memang dalam kondisi rentan mengalami gangguan kesehatan mental.
Perubahan besar dapat menjadi salah satu pemicunya. Misalnya pindah rumah atau punya adik, dimana anak harus beradaptasi dengan lingkungan atau situasi baru.
3. Ajarkan Anak Mengelola dan Ekspresikan Emosi
Jika anak memiliki kondisi mental yang baik, maka ia akan dapat merasa senang dan memiliki pandangan positif terhadap dirinya, dapat belajar dengan baik, dapat memecahkan masalah dan bangkit dari situasi yang sulit, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-temannya.
4. Ajak Anak Bermain
Bermain juga penting untuk mendukung kesehatan mental anak usia dini, lho.
Saat bermain anak akan belajar mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya, yang tentunya bagian penting dari kesehatan mental anak.
Misalnya belajar memecahkan masalah, belajar menahan diri, belajar berinteraksi dengan anak lain, dan mengembangkan kreativitasnya. Bermain juga merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat membuat anak merasa happy.
5. Kenali Gangguan Kesehatan Fisik dan Mental Anak
Perasaan negatif pada anak-anak biasanya akan segera berlalu. Tetapi apabila berkepanjangan, maka Moms perlu membantu anak mengatasinya.
Mengenali tanda-tanda anak mungkin mengalami gangguan kesehatan mental dapat membantu Moms segera melakukan bimbingan kepada anak dengan tepat.
Sama seperti gangguan pada kesehatan fisik anak, untuk menjaga kesehatan mental anak, Moms perlu berdiskusi dengan ahlinya untuk mendapat solusi yang tepat. Beberapa tanda-tanda yang dapat Moms perhatikan adalah jika anak terlihat sedih dan mudah marah yang berlebihan secara terus menerus, merasa sangat cemas, ketakutan atau mimpi buruk, mau sendiri terus menerus, tidak bisa berkonsentrasi, mengalami perubahan drastis dalam pola makan atau pola tidurnya, dan lain sebagainya.
Dalam upaya menjaga kesehatan mental anak, para orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak sehat mental. Menurut Kementerian Kesehatan RI, ciri-ciri anak yang sehat mental adalah sebagai berikut:
1. Emosi stabil
Anak sehat secara mental akan menunjukkan perilaku yang baik dan sopan.
Anak tidak menunjukkan tantrum atau bersikap agresif terus-menerus. Emosinya cenderung stabil, jarang terlihat sedih, serta tidak menarik diri secara tiba-tiba.
2. Ceria dan percaya diri
Anak sehat bersikap ceria dan menikmati hidup. Selain itu, anak sehat juga merasa percaya diri dan tidak memiliki kekhawatiran atau kecemasan berlebihan terhadap tampilan fisik atau pola makannya.
3. Mudah bergaul
Anak dapat bersikap mandiri dan tidak bergantung pada orang tua. Dengan demikian ketika dihadapkan pada permasalahan dalam pergaulan maupun kehidupan sosial, dia tidak memiliki kecenderungan menghindar. Anak mudah berbaur dan bergaul dengan anak-anak lainnya di sekolah maupun lingkungan sekitar rumah.
4. Mudah belajar
Anak sehat tidak mengalami kesulitan berkonsentrasi, sehingga mudah mengikuti pelajaran di sekolah, serta berminat mencoba hal-hal baru.
5. Cukup istirahat
Anak sehat dapat tidur nyenyak dan cukup setiap harinya. Mereka tidak mengalami gangguan tidur, baik itu sulit tidur atau tidur dalam durasi lama. Idealnya, anak balita membutuhkan waktu tidur selama 10–13 jam. Sedangkan anak usia sekolah membutuhkan tidur selama 9–11 jam setiap malam.
Jika seorang anak memiliki ciri-ciri sebagaimana disebutkan di atas, itu berarti sang anak berada dalam kondisi kesehatan mental yang baik. Para orang tua yang memiliki anak dengan kondisi seperti perlu bersyukur dan terus menerapkan berbagai pendekatan atau pun tips sebagaimana disebutkan di atas, sehingga anaknya terus bertumbuh dengan tingkat kesehatan mental yang semakin baik. ***
* Leviana Forion adalah mahasiswa semester 2 tingkat 1, Prodi PGSD, Unika Santo Paulus Ruteng. ***
setahun yang lalu