pancasila
Selasa, 18 Oktober 2022 20:56 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH Ubaya Surabaya
KEBERANAIAN Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mengusung Gubernur DKI Anis Baswedan dari aspek pacuan berpolitik selanglah lebih maju dari PDIP.
Apapun alasannya publik harus mengakuinya. Sebab Nasdem selangkah lebih cerdas memainkan rasa politik publik Indonesia.
Memang di sisi lain juga tidak bisa dipungkiri reaksi publik tanah air menanggapi deklarasi Anis Baswedan sebagai capres 2024. Berbagai borok masa lalu Anis Baswedan terus menghujani dirinya mulai kemenangan Anis Baswedan sebagai Gubernur DKI dirasan- rasani kental politik identitas terutama dengan kelompok 212.
DKI dinahkodai kepemimpinan Anis, pembangunan di DKI tidak ada perkembangan yang signifikan, dipecat dari Kementrian Pendidikan Pemuda dan Olahraga oleh Presiden Joko.
Dan, sekarang dihempas gelombang dugaan penyalagunaan wewenang dan melawan hukum kasus Formula E sedang ditangani KPK. Wajar dan sah sah saja publik menilai demikian.
Ketika Nasdem sudah selangkah lebih maju publik tanah air dibuat penasaran, emosi bahkan gregetan, terhadap sikap silent PDIP. Kapan partai berlogo banteng moncong putih deklarasikan kader terbaik PDIP untuk capres?
Semua keputusan ditangan Megawati Soekarnoputri. Politikus kaliber tanah air ini tidak perlu diragukan permainan "catur politik" sungguh dahsyat. Prinsip "diam itu emas", dimana Mega terus mengamati siapa kawan sejatinya dan lawan di pilpres 2024. Siapa nasionalis sejati dan awu- awu Siapa yang NKRI sejati dan politikus identitas.
PDIP adalah partainya "wong cilik" itu artinya dinamika akar rumput terhadap siapa yang pantas untuk 2024 sudah dalam benak putri Presiden Pertama RI .
Realitas yang berkembang di tengah masyarakat tanah air dari hasil berbagai lembaga survey menempatkan Top Three yakni Ganjar, Prabowo, Anis sedangkan Puan Maharani jauh dibawah tiga nama besar tersebut.
Oleh karena itu, Megawati sebagai Ketua Umum PDIP bersama pengurus terasnya jangan memaksakan cucu proklamator RI ini sebagai capres 2024 ssbab dari hasil semua lembaga survey nama Ketua DPR RI sangat tidak memenuhi syarat dari tanggapan publik. Itu artimya Ketua DPP PDIP ini berpasangan dengan siapa saja akan gagal dalam pilpres 2024 nanti.
Mega tidak perlu ngoyo mengusung putrinya masuk bursa capres. Oleh karena itu, akan menjadi masalah serius mana kala Mega tidak sejalan dengan kemauan publik dalam penentuan pilihan capres 2024.
Apalagi tanpa sadar ada kelompok kelompok dalam tubuh kader PDIP saling menggalang dukungan terhadap para calon yang mereka inginkan masing-masing.
Ada kelompok menginginkan Ketua DPR RI ini maju sebagai capres, sementara sebagian kader yang menginginkan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Ganjar Pranowo sebagai capres.
Apakah Ketua Umum PDIP harus membiarkan anak anaknya tercerai berai hanya untuk memperebutkan Puan dan Ganjar sebagai capres? Jika tetap paksakan Puan capres, maka PDIP akan memberikan karpet merah kepada Anis Baswedan melenggang menuju RI I.
PDIP harus buka mata hati lebar lebar bahwa yang menentukan kemenangan pilpres bukan Ketua Umum dan pengurus teras PDIP melainkan rakyat yang mempunyai hak pilih.
Apalagi dalam survei capres terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anis Baswedan. Sedangkan Puan Maharani tidak masuk hitungan. Realita ini harus disadari dan jangan membuat publik marah dan kecewa lari meninggalkan PDIP pada pilpres 2024.
Apalagi dari simulasi 10 nama, trennya tidak berubah banyak. Top three masih dipegang oleh Ganjar Pranowo, Prabowo dan Anies Baswedan.
Atas dasar ini, jika PDIP tetap mendeklarasikan Puan Maharani, maka tidak menutup kemungkinan Ganjar Pranowo akan direbut oleh Anis Baswedan atau partai lainnya yang sedang menunggu keputusan PDIP.
Dan, bagi Mas Ganjar sendiri Pilpres 2024 adalah kesempatan emas bagi dirinya berdasarkan realita publik luar biasa agar dirinya masuk dalam gerbong capres 2024.
Publik tanah air, masih tetap berkeyakinan Ganjar Pranowo adalah pilihan terbaik Ketua Umum PDIP sebagai capres pada Pilpres 2024 bukan Puan Maharani. ***
6 bulan yang lalu