PABOI dan PDEI Kerahkan Tim Medis untuk Tangani Korban Bencana NTT

Kamis, 08 April 2021 21:27 WIB

Penulis:redaksi

Paboi Makasar.jpg
PABOI

Keterangan foto: Tim Perhimpunan Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Indonesia PABOI, sebelum bertolak dari Bandara  International Sultan Hassanudin, Makassar menuju Flores Timur via Maumere, pada Selasa (6/4) pukul 04.10.  Tim dokter PABOI   dan PADEI  membantu  para korban bencana dengan melakukan  operasi di Larantuka dan di Alor (Foto:dr. dr. Hisbullah Amin, Sp.An, KIC; Inzert:  DR. dr.Edi Mustamsir, SpOT(K) ketua PABOI periode 2019-2022.)

LARANTUKA (Floresku.com) - Menanggapi situasi darurat bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT), Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengerahkan tim medis gabungan dari wilayah terdekat untuk segera menangani para korban. 

Tim medis yang dikerahkan terdiri dari 6 dokter spesialis ortopedi dan 1 dokter spesialis anestesi, yakni dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K), dr. Hisbullah, Sp.An, KIC, dr. Nur Rahmansyah, Sp.OT, dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT, dr. I Made Buddy Setiawan, SpOT(K), dr. Su Djie Tu Rante, M. Biomed, SpOT(K), dr. Zuwanda, SpOT(K), serta dua orang perawat operasi ortopedi

Ketua PABOI, Dr. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K)  mengatakan,  "Situasi darurat saat ini adalah penanganan pasien yang mengalami masalah terkait Muskoloskeletal (tulang dan sendi). Kami sudah berkoordinasi dengan PABOI di berbagai wilayah agar menyiapkan tenaga medis yang akan dirotasi setiap minggu. Hal ini untuk menjaga stamina para tenaga medis yang bertugas juga untuk menghindari kelelahan secara fisik dan mental agar mereka tetap bisa berperforma secara maksimal menangani pasien.”

Para tim medis tersebut berangkat pada  6 April 2021 dari Makassar menuju Maumere yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Larantuka pada hari yang sama. Setibanya di Larantuka, keempat tim medis tersebut bersiap melakukan operasi Muskoloskeletal bagi para korban yang sudah dievakuasi ke RSUD Larantuka. Para korban terdiri dari 3 bayi dan anak, 4 dewasa, dan 3 lansia.

Sesudah menangani para korban di RSUD Larantuka, tim medis gabungan PABOI dan PDEI ini terbagi menjadi dua tim yang menuju ke Lembata yang dipimpin oleh dr. Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT  dan Alor yang dipimpin oleh dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K).

Para tim medis tersebut berangkat menuju lokasi dengan bantuan transportasi udara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis sore, 8 April 2021. Di Alor, mereka akan menangani pasien di dua lokasi: Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur. 

Sementara itu, dr. Muhammad Phetrus Johan, Ph.D., SpOT(K), mengungkapkan,  "tim medis yang berada di lokasi bencana sedang berupaya melakukan pengobatan non operasi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, seraya berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke Rumah Sakit. Selain itu kami juga membutuhkan bantuan alat dan bahan rawat luka.”

Dokter Helmiyadi Kuswardhana, Sp.OT tim medis yang berada di Lembata mengatakan, “Saat ini tim medis di Lembata menghadapi sejumlah kendala diantaranya; sebagian akses jalan ke posko kesehatan masih longsor, proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut sehingga masih banyak korban yang belum bisa ditangani. Sementara dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka yang belum  memadai dan kurangnya alat dressing luka modern.”

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid di area bencana. Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar Covid mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas.

Tim PABOI dan PDEI membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang. (SP/NDA)