PBB Khawatir Kematian Anak-anak akan Meningkat di Ukraina

Minggu, 21 April 2024 17:01 WIB

Penulis:redaksi

UKRAIAN.jpg
Kondisi di sebuah pemukiman di Ukraina (Media Vatikan)

KYEV (Floresku.com) - Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya jumlah kematian di kalangan anak-anak di Ukraina setelah perang melawan Rusia memasuki tahun ketiga. UNICEF mengumumkan sedikitnya delapan orang, termasuk anak-anak, tewas di kota Dnipro di Ukraina timur akibat dugaan serangan udara Rusia.

Jurnalis Vatican News, Stefan J.Bos melaporkan warga di kota berpenduduk sekitar satu juta orang ini terkejut menyaksikan apa yang pihak berwenang katakan sebagai serangan udara Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kemarahannya karena sebuah bangunan tempat tinggal dan stasiun kereta api termasuk di antara lokasi yang rusak di Dnipro.

UNICEF mengatakan di antara beberapa orang yang tewas adalah tiga anak berusia 6, 8, dan 14 tahun.

Ia menambahkan bahwa anak-anak di bawah umur juga menjadi bagian dari korban yang dilaporkan dalam serangan mematikan di Chernihiv di Ukraina utara awal pekan ini, “yang dilaporkan merusak sebuah rumah sakit dan lembaga pendidikan.”

UNICEF mengatakan gelombang serangan mematikan semakin meningkat di seluruh negeri dan anak-anak terus menanggung akibat paling besar dari perang ini.
Badan tersebut menekankan perkiraan PBB bahwa setidaknya hampir 2.000 anak telah terbunuh dan terluka sejak meningkatnya perang dua tahun lalu.
Gambar lebih tinggi

Namun, UNICEF mengakui bahwa angka tersebut kemungkinan besar lebih tinggi karena angka tersebut hanya mencakup laporan PBB yang telah diverifikasi.

Ketika ia mengunjungi kota Dnipro, yang terkena serangan udara terbaru Rusia, Presiden Ukraina Zelensky mengatakan bahwa sekutu Ukraina harus mengerahkan lebih banyak pertahanan udara ke negaranya yang dilanda perang.

Zelensky menambahkan bahwa rudal Rusia juga menghantam pelabuhan Pivdennyi di Laut Hitam di wilayah selatan Odessa pada Jumat sore, menghancurkan fasilitas penyimpanan biji-bijian dan makanan di dalamnya.

Meski kekurangan pertahanan udara, Kyiv mengklaim militernya menembak jatuh pembom strategis Tu-22M3 Rusia dari jarak 308 kilometer atau 191 mil setelah ikut serta dalam serangan udara mematikan jarak jauh yang melanda Dnipro.

Moskow menyatakan bahwa pesawat tersebut mengalami kerusakan teknis ketika jatuh di wilayah Stavropol selatan Rusia.

Pihak berwenang mengatakan empat awak pesawat berhasil keluar, satu tewas, dua berhasil diselamatkan, dan satu lagi hilang. Namun Rusia mengakui bahwa mereka mendapat serangan dari puluhan drone Ukraina pada Jumat malam hingga Sabtu pagi, termasuk di wilayah Belgorod, Bryansk, Kursk, Tula, Smolensk, Ryazan, Kaluga, dan Moskow.
Fasilitas terpukul

Berbagai laporan menyebutkan Ukraina melancarkan gelombang serangan terhadap fasilitas listrik dan petrokimia Rusia.

Salah satu serangan menyebabkan fasilitas minyak terbakar di Kardymovo – sekitar 100 kilometer (62 mil) dari perbatasan Ukraina.

Pejabat Rusia mengklaim drone Ukraina juga menyerang gardu listrik di oblast Bryansk, sekitar 50 kilometer (31 mil) di wilayah Rusia.

Moskow mengatakan semua drone ditembak jatuh, dan pihak berwenang setempat mengatakan puing-puing yang berjatuhan menyebabkan kerusakan, namun klaim tersebut rumit untuk diverifikasi secara independen.

Dan seiring dengan berlanjutnya perang, penderitaan juga turut terjadi, termasuk di Dnipro. ***