Pemkab Mabar Buka Suara Respon Wacana Penutupan Taman Nasional Komodo Tahun Depan

Rabu, 07 Agustus 2024 13:07 WIB

Penulis:redaksi

tn komodo.jpg
Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat (Istimewa)

LABUAN BAJO (Floresku.com) – Wacana penutupan sementara Taman Nasional Komodo (TNK) yang diutarakan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) buka suara.

Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng mengajak semua pihak duduk bersama membahas rencana penutupan Taman Nasional Komodo pada pertengahan tahun depan. Hal itu agar tidak berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo.

"Kita perlu duduk bersama kapan waktu yang tepat, diskusi panjang, jangan 'ujug-ujug' beritanya ditutup, sangat mempengaruhi," ujar Yulianus Weng, seperti dilansir Antara, Minggu (4/8).

Sebelumnya BTNK juga mengungkapkan beberapa  alasan mengapa pihaknya akan  untuk menutup Taman Nasional Komodo pada tahun 2025 mendatang.

Mengutip CNN,  Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga menjelaskan setidaknya terdapat empat alasan penutupan Taman Nasional Komodo untuk aktivitas wisata.

Salah satu alasan penutupan adalah karena Taman Nasional Komodo butuh pemulihan dari aktivitas wisata. Namun, sebelumnya Hendrikus menekankan keputusan penutupan juga tergantung respons masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Hendrikus menerangkan bahwa perairan TN Komodo cukup mengalami tekanan akibat aktivitas wisata, di mana terdapat kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kapal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah, hingga limbah kapal wisata.

Dia menambahkan terdapat wacana sistem buka tutup kawasan TN Komodo yakni dengan pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan secara berkala melalui kajian ilmiah yang komprehensif oleh Balai TNK yang melibatkan sejumlah pakar seperti pakar lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial dan budaya.

Perlu kajian ilmiah

Menurut Wakil Bupat Mabar, Yulianus Weng  jika penutupan sementara Taman Nasional Komodo untuk kepentingan konservasi dan menjaga kelestarian alam kawasan itu,  pemerintah daerah sepakat saja. 

Namun, penutupan itu harus berdasarkan kajian ilmiah terlebih dahulu.

"Pemerintah daerah sepakat ada pelestarian, oke sepakat, tapi paling tidak harus dengan kajian ilmiah, mungkin dasar utama," tegasnya. 

Dia berpendapat, publik secara luas perlu dijelaskan alasan penutupan sementara kawasan Taman Nasional Komodo, yang berada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.

Perlu duduk bersama

Sementara itu, warga Pulau Komodo yang juga penjual souvenir di Loh Liang, Jamain mengaku setuju dengan penutupan sementara kawasan Taman Nasional Komodo demi konservasi dan kelestarian alam.

Namun, dia meminta pemerintah pusat mengundang masyarakat di kawasan TN Komodo untuk duduk bersama berdiskusi, sehingga kebijakan penutupan itu tidak berdampak pada penghasilan warga yang bergantung pada wisata kawasan tersebut.

"Kami sepakat dengan konservasi, tapi kami cari nafkah di sini dan kami ada tunggakan pinjaman di bank," ucap Jamain.

Dia menilai, dengan duduk bersama, pemerintah dan masyarakat bisa melahirkan kebijakan yang tepat demi konservasi kawasan Taman Nasional Komodo dan warga yang terdampak.

"Walaupun jadi atau tidak jadi tapi isu sudah ke luar negeri nanti tidak ada yang datang, jadi penting duduk sama-sama dulu," kata Jamain. (San). ***