Tuhan
Selasa, 19 Agustus 2025 23:32 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule SVD
MANUSIA selalu membandingkan diri dengan yang lain dan menganggap diri terbaik, terpandai, terpercaya, teristimewa,. dan seterusnya, dan mesti mendapat perlakuan istimewa. Manusia hidup dalam persaingan tanpa akhir.
Ketika orang lain ternyata lebih baik maka muncul rasa cemburu, iri hati, dengki dan kebencian. Dan bisa terjadi akibat lebih parah yakni pembunuhan.
Perikop Injil Mat 20:1-16 melukiskan tentang hal Kerajaan Allah dalam perumpamaan Yesus. Tuan kebun memperkerjakan banyak orang dengan sama, kendatipun mereka masuk bekerja pada jam berbeda-beda.
Akibatnya mereka yang masuk terdahulu protes keras dan marah. Mereka tidak mau mengerti dan tidak .mau terima keputusan itu.
Tetapi, tuan kebun teguh pada keputusannya. Ia berpegang pada kesepakatan awal yakni satu dinar per hari. Tuan kebun tidak bertindak tidak adil terhadap mereka yang pertama masuk kerja.
Sebaliknya, ia pun tidak pilih muka dan menganakemaskan mereka yang masuk bekerja pada jam-jam terakhir. Mereka semua menerima upah yang sama.
Inilah bukti keadilan Allah yang didasarkan pada belas kasihan dan kemurahan hati. Allah memberikan upah yang kepada semua pekerja.
Yesus berbicara tentang upah pada akhir zaman bagi semua pengikut Yesus.
Allah menganugerahkan hidup yang kekal kepada orang baik dan kudus, juga kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan mengikuti Yesus. Allah tidak membedakan dan memisah-misahkan.
Semua manusia sama di hadapan Allah. Semua diberi kesempatan untuk memperoleh hidup kekal melalui usaha pertobatan dan hidup yang benar.
Sebab Allah sungguh adil dan murah hati. Kita bersyukur atas kebaikan dan belas kasihan Allah. Kita semua bisa selamat asal kita mau bertobat pada waktunya, percaya kepada Yesus dan mengikuti-Nya.
Kita belajar untuk bersikap adil, murah hati dan tidak mudah iri hati, cemburu, benci dan dengki terhadap sesama.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu.
Kewapante, 20 Agustus 2025