Yesus
Jumat, 05 Juli 2024 05:23 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
SETIAP panggilan punya maksud dan pesan tertentu. Setiap panggilan juga mengharapkan dan bahkan menuntut jawaban. Ketika panggilan itu ditanggapi maka maksudnya pasti akan terlaksana.
Yesus mampir di tempat kerja Matius dan memanggilnya,"Ikutlah Aku". Ia segera berdiri dan mengikuti Yesus, (Mat,9, 9).
Tanggapan segera dan diam tanpa tanya terhadap panggilan Yesus menunjukkan bahwa panggilan itu sangat penting dan urgen. Maka tidak boleh ditunda-tunda, meskipun itu berarti kehilangan lapangan kerja dan nafkah sehari-hari, jaminan kesejahteraan.
Tetapi, Matius tidak peduli. Baginya, apa yang ia dapatkan dari Yesus jauh lebih besar nilainya. Harga dirinya dipulihkan kembali. Sebab di mata orang Yahudi Matius adalah pengkhianat karena ia bekerja untuk penjajah.
Matius juga tetap dihargai sebagai pribadi bermartabat kendatipun dituduh berdosa, pungli dan curi uang rakyat.
Yesus juga terima undangan Matius untuk makan bersama di rumahnya. Hadir pula banyak pemungut cukai dan pendosa lainnya.
Makan bersama berarti duduk semeja, berbagi makanan, dan minuman yang sama serta merasakan persahabatan dan kedekatan dengan Yesus. Makan bersama menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dan jurang di antara Yesus, Matius dan para pendosa lainnya.
Dengan makan bersama, Yesus tidak membenarkan perbuatan Matius, teman-teman seprofesi dan para pendosa lain. Dosa dan kejahatan tetaplah dosa dan kejahatan.
Tetapi, manusia pendosa mesti diselamatkan, dibebaskan dan disembuhkan.. Maka Yesus menegaskan bahwa mereka adalah orang sakit yang membutuhkan tabib.
Pertobatan Matius juga menarik perhatian dan berdampak pada perubahan dan pertobatan para pemungut cukai dan para pendosa lain. Mereka datang kepada Yesus dan makan bersama dengan Yesus. Mereka bertobat dan mengikuti Yesus..
Kita belajar dari Matius untuk jeli mendengarkan suara Yesus, dan segera mengikut-Nya tanpa ditunda-tunda. Inilah jalan keselamatan kita.
Kewapante, 05 Juli 2024