Mencintai
Sabtu, 20 Juli 2024 06:55 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
ORANG yang baik, benar dan jujur tidak selalu diterima dan disukai semua orang. Orang baik dan benar selalu berjuang menegakkan kebenaran, kebaikan dan keadilan.
Meski demikian, selalu ada orang yang menolak, melawan dan bahkan ada yang ingin membunuhnya.
Yesus mewartakan kerajaan Allah, keselamatan dan kebahagiaan seluruh umat manusia. Tetapi, Ia hadapi banyak penolakan dan musuh. Orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus, (Mat 12,14).
Tetapi, Yesus tidak melawan mereka. Yesus memilih jalan diam. Ia tidak protes, atau tidak melawan dengan kekerasan atau berteriak. Ia menjauhkan diri dari mereka untuk menghindari perlawanan frontal atau.menentang mereka muka dengan muka.
Sikap ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Hamba Allah. Ia dengan rendah hati dan tenang jalani seluruh hidup-Nya, termasuk hadapi musuh-musuh. Ia cinta damai. Ia gunakan jalan damai untuk selesaikan persoalan yang dihadapi.
Sebab Yesus.sadar bahwa jika kekerasan dihadapi dengan kekerasan maka akan muncul perlawanan yang lebih besar lagi. Situasi bisa jadi lebih ruwet lagi. Yesus menegur Petrus agar tidak gunakan pedang ketika menghadapi para prajurit yang menangkap-Nya di Taman Getzemani.
Kita pun hendaknya belajar untuk membangun sikap bijaksana dalam hidup ini. Sering kita hadapi banyak soal atau masalah. Kita pun dimusuhi dan ditolak. Kita mesti.bersikap tenang, diam dan rendah hati hadapi semuanya.
Kita memilih jalan menghindar dan menjauhkan diri dari orang atau masalah yang dihadapi sehingga ada jarak dan waktu untuk bisa memikirkannya dan ambil jalan keluar tepat. Jalan frontal bukanlah jalan bijaksana.
Sebaliknya, orang yang rendah hati, tenang dan tahan diri, diam akan temukan jalan damai ketika menghadapi persoalan-persoalan hidup. Semua yang dijalani dengan sikap rendah hati, bijaksana dan tenang akan menghantar.kepada solusi yang indah. Semoga!
Kewapante, 20 Juli 2024 ***