Tuhan
Selasa, 27 Agustus 2024 07:14 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule SVD
DALAM masyarakat Yahudi seorang janda merupakan pribadi yang malang. Janda-janda tidak memiliki hak apa pun dalam keluarga.
Mereka tidak mendapat warisan dari suami atau maupun dari keluarga suami. Mereka sangat menderita.
Perikop Injil Lukas 7:11-17 mewartakan tentang Yesus yang membangkitkan putera tunggal seorang janda.
Melihat janda yang mengiringi perarakan jenasah anaknya menuju tempat pemakamannya, Yesus merasa sungguh iba, lalu membangkitkan anak muda itu.
Yesus berkata kepada janda, "Jangan menangis". Lalu Yesus menghampiri usungan jenasah, menyenruhnya dan berkata," Hai pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah", (bdk. Luk 7, 13-14).
Pemuda itu bangun, duduk dan mulai berbicara. Lalu Yesus menyerahkan pemuda itu kepada ibunya.
Hati sang janda tentu berbunga-bunga penuh sukacita. Sebab putera tunggalnya yang jadi satu-satunya harapan, didapatinya kembali.
Yesus telah mengembalikan anaknya ke dalam rangkulannya dalam keadaan sehat. Yesus juga menghidupkan kembali harapan si janda yang hampir sirna. Yesus memberikan kehidupan baru kepada anak muda itu dsn ibunya.
Yesus berinisiatif sendiri untuk menolong janda yang malang itu. Tidak ada seorang pun yang meminta Yesus agar membangkitkan anak muda itu. Yesus sungguh merasakan kedukaan sang janda. Maka Ia segera menolongnya. Tidak menunda-nunda.
Sebagai pengikut Yesus, kita hendaknya sadar bahwa Yesus, Tuhan kita, tidak pernah membiarkan kita merana dan jatuh binasa. Tuhan sungguh turut merasakan apa pun yang kita alami, khususnya pengalaman kehilangan, penderitaan, kecemasan dan kedukaan. Yesus akan segera menolong kita.
Kita juga mesti belajar dari Yesus, Guru dan Tuhan kita, untuk memiliki rasa iba dan turut merasakan penderitaan dan kedukaan orang-orang sekitar kita. Kita solider.
Mereka yang miskin, sakit, alami kegagalan dan malapetaka, atau sedang berkabung sungguh mendambakan perhatian dan pengertian sesamanya.
Kita mesti segera lakukan sesuatu untuk membantu meringankan penderitaan dan kedukaan sesama. Terkadang kita masa bodoh dan tidak peduli. Kita tunggu orang minta uluran tangan barulah kita lakukan sesuatu.
Seperti Yesus mesti berinisiatif dan segera menolong, khususnya berhadapan dengan penderitaan, kemiskinan, kecelakaan, bencana alam dan kematian. Semoga!
Kewapante, 27 Agustus 2024. ***