Pesan Inspiratif: Yudas Iskariot, Murid yang Bermuka Dua

Senin, 14 April 2025 23:03 WIB

Penulis:redaksi

Ketika Kecerobohan Yudas Iskariot Berbuntut pada Penyaliban Yesus.jpg
(Google Image)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Dalam hidup sehari-hari tidak jarang kita temukan orang yang bersikap ganda, di muka lain, dan di belakang lain. Mereka umumnya omong baik dan manis. Kata-katanya sulit dipercaya.

Orang seperti ini suka mencari kepentingan sendiri. Dan, jika perasaannya terluka maka ia akan membenci. Dan, kebenciannya bersifat tetap. Ia baru merasa puas setelah membalas dendam.

Perikop Injil Yoh 13:21-33.36-38 melukiskan tentang saat-saat terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya. Yesus merasa sungguh terharu ketika mereka makan bersama.

Mungkin inilah saat terakhir Yesus bersama dengan murid-murid-Nya. Dan, Yesus sadar bahwa nasib malang akan menimpa diri-Nya.

Tetapi, rasa sedih atau terharu mendalam Yesus rupanya lebih disebabkan oleh kenyataan bahwa Yudas Iskariot, salah seorang yang dikasihi dan dipilih sebagai rasul, akan menyerahkan Yesus kepada musuh-musuh-Nya.

Yudas Iskariot telah sepakat dengan para pemimpin agama Yahudi untuk memberikan infornasi tentang keberadaan Yesus atau menyerahkan-Nya kepada mereka dengan bayaran 30 perak.

Itulah sebabnya Yesus berkata,"Aku berkata kepadamu, "Seaungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku", (Yoh 13:21).

Tanpa rasa bersalah sedikit pun Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, Guru dan Tuhannya. Cinta Yesus yang tulus dibalasnya kebencian dan pengkhianatan.

Sebagai pengikut Yesus, kita belajar untuk tulus dalam sikap, kata-kata dan perbuatan. Kita mesti sadar bahwa sering kita bersikap dan bertindak seperti Yudas Iskariot.

Kita mengkhianati sahabat, pemimpin kita, atau orang yang telah berbuat baik terhadap kita atau anggota keluarga. Mungkin karena pendapat tidak diterima atau perasaan kita tergsnggu karena alasan tertentu.

Karena itu, kita mesti bertobat. Kita tidak boleh membenci seseorang sampai mengkhianatinya. Kita belajar untuk mengampuni. Kita belajar untuk berdamai dengan orang lain yang pernah menyakiti kita.

Semoga kita belajar untuk tidak membenci dan mengkhianati orsng lain. Dengan demikian, kita akan menjadi sahabat Tuhan dan sesama.

Kewapante, 15 April 2025