PMKRI Ruteng Kecam Aksi Represif Aparat Terhadap Warga Poco Leok

Kamis, 22 Juni 2023 06:31 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

Warga masyarakat adat Poco Leok bersitegang dengan aparat keamanan (POLPP, Brimob dan TNI-Polri).
Warga masyarakat adat Poco Leok bersitegang dengan aparat keamanan (POLPP, Brimob dan TNI-Polri). (Jivansi)

RUTENG (Floresku.com) - Warga Masyarakat Adat Poco Leok  yang selama dua hari terakhir ini melakukan aksi protes terhadap rencana pengembangan geotermal Ulumbu di Poco Leok mendapat perlakukan kekerasan dari POLPP, Brimob, TNI dan Polri.

Menanggapi hal itu presidium gerakan kemasyarakatan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Ruteng, Marsianus Gampu mengecam keras tindakan represif yang dilakukan oleh aparat POLPP, Brimob dan TNI-Polri.

Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Ruteng Laurensius Lasa

"Tindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan sangat tidak manusiawi terhadap warga Poco Leok yang menolak kehadiran rencana pembangunan geothermal ini. Oleh karena itu kami mengecam keras atas tindakan aparat hari ini kepada masyarakat Poco Leok", tegas Marsianus.

Marsianus melanjutkan bahwa kehadiran aparat keamanan seharusnya menjadi mediator antara pihak yang pro dan kontra terkait rencana pembangunan geothermal.

"Kehadiran aparat keamanan di Poco Leok seharusnya menjadi pemecah masalah antara masyarakat adat yang pro maupun kontra bukan hadir untuk mendukung salah satu pihak yang berpotensi akan menimbulkan konflik baru", terang Marsianus lewat siaran pers yang diterima media ini, Kamis, 22 Juni 2023, pagi.

Warga masyarakat adat Poco Leok bersitegang dengan aparat keamanan (POLPP, Brimob dan TNI-Polri). ( (Foto:Jivansi)

Selain itu, Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Ruteng Laurensius Lasa mengatakan bahwa Pemerintah kabupaten Manggarai harus segera mencabut SK penetapan lokasi pengembangan geothermal Ulumbu di Poco Leok.

"Masyarakat yang tolak rencana pengembangan geotermal di Poco Leok menjadi korban atas kebijakan Bupati Manggarai yang tidak memperhatikan kondisi di akar rumput sehingga dengan secara prematur saudara Bupati Heri Nabit mengeluarkan SK penetapan lokasi itu", tegas Laurensius.

Pemerintah Manggarai hari ini sepertinya merasa bahagia melihat masyarakat adat  yang menolak dengan rencana pengembangan geotermal Ulumbu di Poco Leok ,berdarah-darah memperjuangkan kehidupannya sendiri.

"Kami menilai bahwa rezim yang dipimpin oleh Bupati Heri Nabit hari ini adalah rezim yang sangat otoriter. Hal ini dibuktikan dengan tindakan aparat keamanan hari ini terhadap warga Poco Leok", tegas Laurensius  

Laurensius Lasa menduga bahwa pemerintah Kabupaten Manggarai hari ini dengan sengaja menyuruh aparat keamanan untuk melakukan tindakan represif terhadap warga Poco Leok.

"Kami menduga Pemda Manggarai sengaja menyuruh aparat untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warga untuk menyukseskan merencanakan pengembangan geotermal Ulumbu di Poco Leok", ungkap Laurensius. (SP/Jivansi).