Polisi Moralitas Iran Dituduh Memukuli Seorang Gadis Iran Hingga Koma

Senin, 09 Oktober 2023 06:28 WIB

Penulis:redaksi

polisi moral.jpeg
Seseorang memperlihatkan foto gadis remaja Iran yang diseret polisi moralitas Iran hingga terluka parah dan koma. (Vatican News)

BAGHDAD (Floresku.com) - Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan seorang gadis Iran berusia 16 tahun menderita luka parah setelah diseret keluar dari kereta api karena melanggar undang-undang ketat yang memaksa perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab.

Jurnalis Nathan Morley menulis untuk Vatican News belum lama ini, ‘Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan seorang gadis Iran berusia 16 tahun menderita luka parah setelah diseret keluar dari kereta api karena melanggar undang-undang ketat yang memaksa perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan jilbab.’

Laporan dari Iran menunjukkan Armita Geravand, 16, menderita luka di tangan polisi moral di sebuah kantor di Teheran pada hari Minggu.

Diketahui dia saat ini dalam keadaan koma di Rumah Sakit Fajr. Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan dia berada dalam kondisi kritis.

Kasus ini memicu kekhawatiran remaja tersebut akan mengalami nasib yang sama seperti Mahsa Amini, remaja berusia 22 tahun yang kematiannya tahun lalu saat berada dalam tahanan polisi moral memicu protes nasional.

Amini ditangkap karena diduga mengenakan jilbab dengan cara yang tidak pantas. Para pegiat mengatakan dia menderita pukulan mematikan di kepala, klaim yang dibantah oleh para pejabat.

Polisi berpendapat bahwa dia meninggal karena sebab alamiah, namun keluarganya yakin bahwa dia mengalami pemukulan dan penyiksaan.

Kematian dan penangkapannya terjadi di tengah tindakan keras pemerintah terhadap hak-hak perempuan.

Setahun setelah kematian Mahsa Amini, sebagian besar protes telah mereda. Namun demonstrasi sporadis kadang-kadang masih terjadi dan banyak anak perempuan dan perempuan berhenti menutupi rambut mereka di depan umum sebagai bentuk ketidaktaatan terhadap aturan berpakaian. (Sil/VN).***