Prodi Sarjana Keperawatan dan Ners Unika Ruteng Gelar Webinar tentang Penyakit Infeksi pada Anak

Sabtu, 18 Desember 2021 20:12 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

pembicara.JPG
Ns. Nur Aidah M.Kep Sp Kep A dari Rumah Sakit Sulianti Saroso, RS Pusat Infeksi Jakarta Utara (kiri atas), Dr. Nani Nurhaeni S.Kp MN, Wakil Dekan II Fakultas Keperawatam Universitas Indonesia (kiri bawah), dan gedung Kampus Unika St Paulus, Ruteng (kanan). (Panitia Webinar )

RUTENG (Floresku.com) - Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Fakulas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng melaksanakan seminar nasional bertema “Penatalaksanaan Penyakit Infeksi Pada Anak”. 

Seminar  dilaksanakan secara daring (webinar) dengan menggunakan media aplikasi Zoomeating, Sabtu, 18 Desember 2021.

Adapun peserta yang terlibat dalam kegitan tersebut adalah seluruh mahasiswa dan dosen Sarjana Keperawatan dan Ners. Kemudian, ada juga beberapa peserta dari luar seperti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Bali, Jakarta dan Surabaya.

Informasi yang dihimpun media ini melalui Ketua Panitia Webinar, Ns. Bonavantura N. Nggarang, M.Kes bahwa pemateri kegiatan tersebut ada tiga orang, di antaranya: Pemateri 1  Dr. Nani Nurhaeni S.Kp MN, Wakil Dekan II Fakultas Keperawatam Universitas Indonesia, Pemateri 2  Ns. Nur Aidah M.Kep Sp Kep A dari Rumah Sakit Sulianti Saroso, RS Pusat Infeksi Jakarta Utara, dan Pemateri 3. adalah Ns. Hilpriska Danal M.Kep Sp.kep A, selaku dosen keperawatan anak di Universitas Katolik St. Paulus Ruteng.

Bonavantura N. Nggarang yang akrab disapa Ovan mengungkapkan bahwa kegitan seminar nasional tersebut merupakan kegitan rutin Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners yang dilaksanakan setiap semester.

Adapun alasan mereka memilih tema Keperawatan Anak dalam Webinar kali ini adalah karena penyakit infeksi masih merupakan penyakit utama di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia” tandas Ovan.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan Program PPI.

Penatalaksanaan infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja, tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care).

“Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan seminar penatalaksanaan infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan agar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety yang pada akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan” tambahnya.

Kemudian, Ovan juga menjelaskan penyakit infeksi dapat menyerang semua usia termasuk anak-anak. Sistem kekebalan tubuh anak belum sekuat orang dewasa sehingga membuatnya rentan mengalami penyakit infeksi.

Hubungan kekurangan gizi dengan penyakit infeksi antara lain dapat dijelaskan melalui mekanisme pertahanan tubuh dimana balita yang mengalami kekurangan gizi dengan asupan energi dan protein yang rendah, maka kemampuan tubuh untuk membentuk protein yang baru berkurang. Tubuh akan rawan terhadap serangan infeksi karena terganggunya pembentukan kekebalan tubuh seluler.

“Jenis penyakit infeksi di Indonesia yang banyak diderita oleh balita adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), baik infeksi saluran pernafasan bagian atas misalnya batuk pilek, faringitis dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah seperti bronchitis dan pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri” tambahnya.

Lebih lanjut,  Ovan menjelaskan adapun faktor lain yang juga berpengaruh pada risiko penyakit infeksi yaitu kebersihan anak. Penyakit infeksi membuat kondisi kesehatan anak menurun, sehingga berdampak pada nafsu makan dan akan mengurangi jumlah asupan makanannya dan zat gizi ke dalam tubuh.

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.

Selain itu anak juga menderita gangguan pada saluran pernapasan, pencernaan, kulit, dan organ tubuh lainnya. Pemahaman yang benar dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kasus ini akan membantu tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan dan pelayanan yang optimal terhadap kasus penyakit infeksi pada anak.

Tidak hanya itu,  Ovan juga menyampaikan tujuan kegiatan seminar ini adalah pertama, memberikan gambaran dan pemahaman tentang penatalaksanaan penyakit infeksi pada anak. 

Kedua, Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan yang tepat pada anak dengan penyakit infeksi. Ketiga, Memberikan gambaran peran dan fungsi perawat dalam penatalaksanaan penyakit infeksi pada anak. (Jivansi)