Puisi
Jumat, 26 Januari 2024 14:01 WIB
Penulis:redaksi
Ini hasil survey
Tak mau kau sebut itu mbalelo-mbalele
Bersihir di depan kesaktian kenyataan
Luntur dalam cairan busuk kehidupan
Ambil seluruhnya, silahkan
Telan bulat-bulat akal-akalan-mu
Sampai penuh perutmu
Ini yang namanya diperbudak oleh thuyul
Lihatlah, dengan otoritas dan kekuasaan pemimpin
Kita tak menjadi gagah, malah kian miris
Cawe-cawe dan menggunakan segala cara tanpa etika
Sukma kita tambah gersang
Cinta-kasih dihadang
Perut kembung membuncit dan celana melorot
Akal sehat diserobot
Kendor kesetiaan
Menyempit pandang
Nyinyir menyinyir mengurung jiwa
Kita kembali menjadi tiada yang sia-sia
Kita jadi kerdil, terisolir, terbagi-bagi, tertipu dan tercekik
Dipecundangi oleh para pemimpin
Oleh buku-buku ilmu dan teori
Oleh para politisi yang pamrih
Lihatlah kita terombang-ambing
Oleh tipu-tapu yang keluar dari mulut-mulut manis
Sekarang ambillah semuanya
Silahkan, silahkan!
Kita sama-sama bercermin di depan bening Cahaya Nurani
Ialah Sang Pencipta yang tiada henti-henti berbisik tentang mana yang abadi
Kita ini setetes debu yang pasti mati
Itulah filsafat fana dunia ini
*(gnb:tmn aries:jkt:jumat:26.1.24)
Di kotak suara itu
Uangmu tidak laku
Bansosmu sudah basi
Paku kutusuk pake hati nurani
Sudah lama kukatakan
Daun-daun kering pun tahu
Aku bukan hanya materi atau benda
Bukan asu, kayu atau batu
Aku sudah tidak bodoh seperti yang kau kira
Aku anak zaman peradaban akselerasi informasi
Segala sesuatu sudah tidak bisa diakali
Aku kaya, main uang bisa, begitu katamu
Hei, kaya dan miskin, suaranya sama-sama bernilai satu
Jika cinta, cinta sajalah
Jika jujur, jujur sajalah
Kebohongan tidak punya pangkal paha
Saat itu juga pasti akan ketahuan
Jika bau, yah, karena kau memang bau
Jika elok, yah, karena kau memang ayu
Karena ex vero, verum
Dari yang benar hanya mengalir yang benar
Karena ex falso, verum ver falsum
Dari yang salah, bisa benar, bisa salah
*
(gnb:tmn aries:jkt:rabu:24.1.24)
2 bulan yang lalu