Mencintai
Selasa, 18 Oktober 2022 21:31 WIB
Penulis:redaksi
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ”Pastikan akan hal ini: jika tuan rumah tahu saat pencuri itu datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibobol. Kamu juga harus bersiap, karena pada jam yang tidak kamu duga, Anak Manusia akan datang.” Lukas 12:39-40
Kitab Suci ini menawarkan kepada kita sebuah undangan. Dapat dikatakan bahwa Yesus datang kepada kita pada saat yang tidak terduga dalam dua cara.
Pertama, kita tahu bahwa Dia akan kembali suatu hari nanti dalam kemuliaan untuk menghakimi yang hidup dan yang mati.
Kedatangan-Nya yang Kedua adalah nyata dan kita harus menyadari fakta bahwa hal itu dapat terjadi kapan saja. Tentu, itu mungkin tidak terjadi selama bertahun-tahun, atau bahkan selama ratusan tahun, tetapi itu akan terjadi.
Akan ada saatnya dunia seperti ini akan berakhir dan tatanan baru akan didirikan.
Idealnya, kita hidup setiap hari untuk mengantisipasi hari itu dan saat itu. Kita harus hidup sedemikian rupa sehingga kita selalu siap untuk tujuan itu.
Kedua, kita harus menyadari bahwa Yesus memang datang kepada kita, terus-menerus, oleh kasih karunia.
Secara tradisional, kita berbicara tentang dua kedatangan-Nya: 1) Inkarnasi-Nya, dan 2) kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan.
Tetapi ada kedatangan ketiga yang dapat kita bicarakan yaitu kedatangan-Nya dengan kasih karunia ke dalam hidup kita.
Dan kedatangan ini cukup nyata dan harus menjadi sesuatu yang terus-menerus kita perhatikan. Kedatangan-Nya dengan kasih karunia menuntut agar kita terus-menerus “bersiap” untuk bertemu dengan-Nya.
Jika kita tidak siap, bisa dipastikan kita akan merindukan-Nya. Bagaimana kita mempersiapkan kedatangan ini oleh kasih karunia?
Kami mempersiapkan pertama dan terutama dengan memupuk kebiasaan harian doa batin. Kebiasaan doa batin berarti kita, dalam arti tertentu, selalu berdoa.
Artinya, apapun yang kita lakukan setiap hari, pikiran dan hati kita selalu tertuju kepada Tuhan.
Ini seperti bernafas. Kami selalu melakukannya dan melakukannya tanpa memikirkannya.
Doa harus menjadi kebiasaan seperti halnya bernafas. Itu harus menjadi pusat dari siapa kita dan bagaimana kita hidup.
Renungkan, hari ini, kehidupan doa Anda. Ketahuilah bahwa saat-saat yang Anda dedikasikan secara eksklusif untuk berdoa setiap hari sangat penting bagi kekudusan dan hubungan Anda dengan Tuhan.
Dan ketahuilah bahwa saat-saat itu harus membantu membangun kebiasaan untuk selalu memperhatikan Tuhan. Disiapkan dengan cara ini akan memungkinkan Anda untuk bertemu Kristus di setiap saat Dia datang kepada Anda melalui kasih karunia.
Tuhan, tolong aku untuk menumbuhkan dalam hatiku kehidupan doa. Bantulah aku untuk selalu mencari-Mu dan selalu siap untuk-Mu ketika Engkau datang. Yesus, aku percaya pada-Mu. (Sumber: www.katolikku.com).