Kamis, 08 April 2021 23:28 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: P. Kons Beo, SVD
(Oktaf Paskah - Sta Waltrudis)
Bacaan I Kisah Para Rasul 4:1-12
Mazmur 118:1-2.4.22-24.27a
Injil Yohanes 21:1-14
Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?
BERAWAL dari satu pertanyaan. Kecil dan sederhana. Tentang hasil pekerjaan sebagai nelayan. Tentang apa yang menjadi bahan sarapan mereka. 'Adakah ikan sebagai lauk pauk?' Itulah yang ditanyakan Yesus kepada para muridNya. Dalam penampakanNya setelah kebangkitan. Nyatanya, seekor ikanpun tak dimiliki para murid.
NELAYAN tanpa ikan? Ini adalah tanda kesia-siaan. Tiada hasil. Adakah sesuatu yang terjadi dengan para murid? Sampai-sampai seekor ikanpun tak mereka punyai? Bahwa sepanjang malam mereka tak mendapatkan apa-apa? Itulah malam tanpa berkah! Pekerjaan tanpa rahmat. Kesibukan tanpa hasil. Berkeringat tanpa income.
SIA-SIANYA malam itu perlahan-lahan berubah. Pertanyaan Yesus menjadi awal para murid tersadar akan hal yang mendasar. Dari situ, mereka mesti lakukan apa yang diperintahkan Yesus. 'Tiadanya lauk' menjadi jalan masuk untuk tiba kembali pada relasi kepercayaan akan Tuhan. Bukankah murid yang dikasihi itu segera tersadar bahwa 'Itu Tuhan'?(Yoh 21:7)
RELASI yang hangat terbentuk saat kita mengetahui keadaan nyata yang dialami sesama! Kepercayaan akan terbit ketika seseorang tersapa oleh apa yang dirindukannya. Itulah yang disikapi Yesus ketika ia berhadapan dengan murid-muridNya 'sebagai nelayan tanpa ikan. Tanpa lauk pauk.' Ibarat Ia bertanya kepada Gereja, kepada kita sekalian: "adakah kalian mempunyai hostia dan anggur? Dan setia kepadanya?"
SIAPAPUN kita sebagai sebagai murid-murid Yesus, akan berhadapan dengan sedemikian pertanyaan itu. Dalam keadaan atau situasi yang kita alami. Jika kita berkurangan, ketiadaan, nampak sia-sia, serba gagal, maka adalah saatnya untuk kembali mendengarkan DIA.
TENTU, ini tak dimaksudkan agar kita segera tiba pada keadaan serba sukses. Tanpa tantangan. Tidak! Tetapi ada keyakinan bahwa bersama Tuhan kita pasti diteguhkanNya. Dalam apapun situasi yang tengah kita hadapi.
Dalam Tuhan selalu ada harapan.
TERKADANG, dalam keadaan serba terbatas, apa adanya, berkurangan, di dalam Tuhan, datangkan keteguhan dan harapan. Untuk dapatkan jalan rahmat penuh ikan. Sebaliknya, dalam serba kelimpahan dan banyak keistimewahan, tanpa Tuhan yang hadir, lebih banyak lahirkan aneka cemas dan gelisah!
Semoga kita sanggup menangkap Tuhan yang tampakan Diri. Di keseharian kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin.