Yesus
Rabu, 28 April 2021 21:07 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: P. Kons Beo SVD
(Pekan IV Paskah - St Hugo dr Cluny, St Katarina dr Siena, St Petrus dr Verona, St Robertus Molesme)
Bacaan I Kisah Para Rasul 13:13-25
Mazmur 89:2-3.21-22.25.27
Injil Yohanes 13:16-20
(Sesungguhnya seorang hamba tidak lebih tinggi dari tuannya...)
INI bukan hanya soal memahami Yesus. Mendekati sang Guru dengan mengenal sejarah hidupNya tidaklah cukup. Para pemikir telah banyak membawa Yesus ke ruang-ruang debat. Untuk memaknai jatidiriNya.
TETAPI, terhadap Yesus yang terutama adalah iman padaNya. Pengetahuan tentang Yesus yang dilengkapi oleh keyakinan akan DIA adalah kesempurnaan. Murid-murid dipanggil dalam bingkai 'penyerahan diri dan mengikutiNya.'
MENGIKUTI Yesus berarti mencontohi hidupNya. Di situlah narasi hidup seorang murid diwarnai oleh terang hidup sang Guru. Seluruh hidup dan karya Yesus adalah keteladanan agung. Dan semuanya menjadi inspirasi dasar bagi hidup kristiani.
MERENDAHKAN DIRI adalah prinsip terutama. Bahwa Yesus 'mesti tinggalkan kemuliaanNya untuk mengambil keadaan hamba (manusia).' Dan hidup yang melayani terpancar kokoh dalam jalan hidupNya. Karenanya, kerendahan hati dan pengorbanan adalah gema dan jalan mulia mengikuti Yesus, sang Guru.
SEGALA yang dialami dan dihadapi Yesus akan dialami para murid. Keadaan hidup 'penuh salib dan tersalib' menjadi tak terhindarkan. Tetapi itulah risiko mulia menjadi muridNya. Karena hamba tak pernah lebih tinggi dari tuannya.
BILA merendahkan diri adah keagungan hidup Yesus, maka mencari kehormatan fana dan kesombongan diri seorang murid adalah satu pengkhianatan terhadapNya. Bila melayani dan berkorban hingga wafat di salib adalah kesaksian agung hidup Yesus, maka 'merawat diri sendiri' atas dasar ingat diri sejadinya adalah penyangkalan hidup kristiani. Karena Yesus datang untuk melayani dan bukannya untuk dilayani.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin