Tuhan
Sabtu, 29 Mei 2021 10:29 WIB
Penulis:Redaksi
Oleh P Kons Beo SVD
(Pekan Biasa VIII - St Maximinus dari Trier, St Sirilus dari Kaisarea)
Bacaan I Putra Sirakh 51:12-20a.
Mazmur 19:8.9.10.11
Injil Markus 11:27-33
Kami tidak tahu
DILEMA. Itulah yang tengah dihadapi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Kaum elitis Yerusalem ini tersekap oleh pertanyaan Yesus. Ini soal pembaptisan Yohanes: dari surga atau dari manusia? (Mrk 11:30).
BILA harus menjawab dari surga, maka itu sama arti menelanjangi diri sendiri karena ketidakpercayaan mereka. Bila harus mengatakan dari manusia, artinya siap ditelanjangi oleh rasa takut akan orang banyak.
MAKA, di tengah kemelut itu, posisi abu-abu lah yang dipilih. Tetapi, memilih untuk tak menegaskan satu jawaban sama artinya kehilangan citra kehormatan status. Entah sebagai kaum terpandang, entah pula sebagai kaum terpelajar. Bukankah kaum elitis ini adalah sumber segala penjelasan religius?
DI HADAPAN Tuhan tak ada apapun yang menjadi dasar kesombongan bagi manusia. Di hadapan Tuhan, siapapun bakal tak sanggup andalkan segala kesanggupannya. Bahkan perbuatan kebaikan sekalipun, di hadapan Tuhan, tak pernah boleh menjadi dasar kebesaran diri!
SEBALIKNYA di hadapan Yesus, dalam kerendahan hati, biarlah kita menjadi kosong, tiada, hampa. Tak ada apapun sebagai alasan bagi kita untuk kemegahan diri. Kita mesti menuju Tuhan dan arahkan hati sungguh padaNya. Tuhan sungguh berbelaskasih. Dialah segalanya bagi kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
12 jam yang lalu